Ada
beberapa pendapat mengenai pengertian pendekatan, secara spesifik dapat
dirumuskan:[1]
1.
Pendekatan
yang berarti memandang fenomena, dalam pengertian ini pendekatan menjadi sudut pandang.
2.
Pendakatan
yang berarti disiplin ilmu, dalam hal ini ketika disebut studi Islam dengan
menggunakan pendekatan sosiologis, maka akan sama artinya dengan mengkaji Islam
dengan menggunakan disiplin ilmu sosiologis.
Ada
beberapa istilah dalam dunia penelitian yang hampir sama dengan pendekatan baik
dari sisi arti maupun tujuannya yaitu theorical framework, conceptual
framework, approach, perspectife, point of view (sudut pandang) dan
paradigm yang kesumuaan istilah ini bisa diartikan cara memenadang, menjelaskan
suatu gejala atau peristiwa.[2]
Secara
umum, pendekatan adalah cara pandang yang terdapat dalam suatu bidang ilmu kemudian
digunakan dalam memahami agama.[3]
Dalam
dunia penelitian, teori adalah seperangkat konstruk, definisi, dan proposisi
yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi
hubungan antar variable, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena.[4]
Dengan kata lain teori adalah rumusan-rumusan yang disusun secara sistematis
dari sebuah fenomena atau peristiwa yang diungkap. Para ahli sosiolog
berpendapat bahwa teori merupakan perlengkapan pengetahuan ilmiah yang paling
berguna.
Mengutip
pendapat Prof. Goode dan Hatt Fungsi teori adalah:[5]
1.
Mendefinikan
orientasi utama dari suatu cabang ilmu dengan menggunakan bentuk-bentuk data
mana yang perlu diabstraksikan
2.
Menawarkan
suatu kerangka konseptual untuk mengarahkan fenomena mana yang perlu
disistematisasikan, diklasifasikan dan dihubungkan satu sama lain
3.
Meringkaskan
sejumlah fakta menjadi generalisasi dan system generalisasi
4.
Meramal
fakta
5.
Menunjukkan
kesenjangan yang ada dalam pengetahuan
Begitu juga menurut Khoiruddin, fungsi teori adalah:[6]
1.
Menyimpulkan
generalisasi-generalisasi dan fakta hasil pengamatan
2.
Member
kerangka orientasi untuk analisis dan klasifikasi dari fakta-fakta yang
diperoleh
3.
Member
ramalan terhadap gejala-gejala baru yang akan terjadi
4.
Mengisi
lowongan-lowongan dalam pengetahuan tentang gejala-gejala yang telah atau
sedang terjadi
5.
Melihat
fenpmena yang sedang diteliti dari perspektif atau sisi lain yang memungkinkan
lahir teori dari perspektif baru tersebut.
6.
Menjelaskan
fenomena khusus, kejadian dan semacamnya.
Dengan
demikian, pentingnya teori begitu ditekankan. Karena dalam desain penelitian
teori tidak pernah ditinggalkan. Dalam hal ini, teori yang digunakan dalam
penelitian hendaknya mengacu kepada focus dari penelitian itu sendiri.
Lalu,
Hubungan pendekatan dengan teori dapat dilihat bagaimana kita melihat
pengertian dari kata “pendekatan” tersebut, kalau pendekatan diartikan sebuah
perspektif maka teori yang akan muncul di dalam penelitian harus sesai dengan
perspektif yang digunakan. Agar nantinya ada kesesuaian antara rumusan masalah
yang akan diajukan dengan landasan teori yang diberikan.
Namun
jika “pendekatan” dimaknai sebagai disiplin ilmu, konsekuensinya pendekatan
penelitian yang akan dilakukan harus menggunakan teori-teori dari disiplin ilmu
yang dijadikan sebagai pendekatan.[7]
Untuk itu hubungan dianatara keduanya sangat erat. Dalam artian bahwa teori
yang digunakan adalah teori-teori yang dimilii ilmu pendekatan yang digunakan.
Dari
uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pendekatan bisa diartikan sebagai
alat untuk memahami atau menjelaskan suatu peristiwa, sedangkan teori adalah
disiplin ilmu yang dipakai untuk menjelaskan peristiwa itu. Jadi hubungan
antara pendekatan dengan teori adalah saling keterkaitan dan tidak mungkin bisa
dipisahkan, karena teori adalah disiplin ilmu untuk menjawa permasalahan dan
pendekatan adalah alat untuk memahami ilmu itu.
[1]
Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam (Yogyakarta: ACAdeMIA +
Tazzafa, 2007), hlm. 190
[2] Ibid,
hlm. 189-190
[3] M.
Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer (Jakarta: Amzah, 2006), hlm.
58
[4]
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R &D
(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 52
[5]
Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam: Dalam Teori dan Praktik
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, cet. V), hlm. 45
[6]
Khoiruddin, Op,it, hlm. 148
[7] Ibid,
hlm. 190
[8]
Khoiruddin Nasution, Pengantar Studi Islam (Yogyakarta: ACAdeMIA +
TAZZAFA, 2009), hlm. 197-198
[9] Ibid,
hlm. 199
[10] Muhammad Latif Fauzi, Pendekatan Normatif
dan Deskriptif dalam Studi Islam (Telaah atas Karya Charles J. Adams), file:///G:/New%20folder/Center%20For%20Islamics%20Studies%20-%20Pendekatan%20Normatif%20dan%20Deskriptif%20dalam%20Studi%20Islam%20%28Telaah%20atas%20Karya%20Charles%20J.%20Adams%29.htm,
diakses 2 Maret 2012.