PERTEMANAN YANG SUDAH TIDAK SEFREKUENSI
Hai sahabat, pernah punya teman dekat masa SD, tapi saat kalian S1 terus ketemu lagi jadi gak nyambung? atau punya teman SMA yang udah kayak sahabatan banget, tapi ketemu pas S2 udah beda, hmmmm...
Ternyata dalam kehidupan ini memiliki frekuensi, dan frekuensi tiap orang beda-beda sebagaimana pengalaman-pengalaman yang udah ia lewati, sebab tidak semua diberikan pengalamana yang sama, sehingg pada akhirnya saat kita ketemu teman atau sahabat lama, kita kayak asing dan bingung ngomong apa.
Apakah frekuensi itu menjadikan kita satu komunitas elit atau tidaknya? enggaklah, gak ada seperti itu, namun manusia sendiri yang mengkotak-kotakkan untuk menyebutnya seperti itu, biasanya istilah frekuensi elit adalah dilihat dari standr materi yang dipunya, pendidikan yang tinggi dan pekerjaan-pekerjaan satle, sehingga dengan modal yang mereka miliki, mereka bisa pergi kemanapun dan mendapatkan barang yang mereka mau, kemudian dalam perjlanan tersebut tentu akan bersinggungan dengan berbagai macam karakter yang menjadikan mereka lebih luwes dibanding dengan manusia-manusia yang tidak memiliki pengalaman lebih jauh.
Bukan soal tertinggal apa tidak, namun mungkin memang sudah jalan takdirnya ia diberi kesempatan dan pengalaman sesuai standarnya, sebab Tuhan tidak akan membebani umatnya melampui batas kekuatannya. Dan hidup ini berimbang, rejeki yang besar juga akan ada sesuatu besar yang harus ia bayar.
Kembali ke teman yang udah beda frekuensi? trus kita harus gimana?
Pengalamanku sendiri, aku memiliki teman SMA yang cukup dekat, meski kita berbeda jenis kelamin, namun tak pernah ada rasa cinta diantara kita, saat S1 sesekali kita saling kunjung di kampus, hingga kita melanjutkkan S2 di tempat masing-masing, yang tentunya dia jauh lebih keren karena berhasil masuk di kampus Top Luar Negeri, sedangkan aku dikampus lokal. saat kita komunikasi, bahasa kita udah beda, jadi aku berfikir, kami telah berbeda frekuensi, dan tentunya aku tidak bisa terus-terus ngobrol ama dia seperti masa SMA dulu atau S1.
Marah dan kecewa? awalnya iya, tapi tidak lama, aku menyadari bahwa hidup memang begitu, karena kita terlalu sayang kita kadang harus melepaskan, bukan berarti melepaskan itu sudah tak sayang lagi. Enggak, sebab kalau diantara pertemanan kita sudah tidak sefrekuensi lagi maka, itulah saat yang tepat kita menyadari bahwa "tidak ada yang kekal di muka bumi ini".
Jadi, jangan ngeyel kalau kita udah gk sefrekuensi trus kita menerapkan komunikasi seperti dulu. Kita bisa berteman dengan orang2 yang bisa menghargai waktu dan usaha kita, karena pertemanan yang saling menghormati akan menjadikan ketenangan dalam batin.
MENCARI TEMAN BUKAN SEPERTI MENCARI PEKERJA