Oleh: Tri Ayu Oktasari
DOKTRIN-DOKTRIN KEAGAMAAN
DALAM TEOLOGI ISLAM
DALAM TEOLOGI ISLAM
Nama
Aliran
|
Abad
|
Definisi
|
Doktrin
|
Syi’ah
|
658
M
|
Orang-orang yangfanatik kepada
sayyidina Ali bi Abi Thalib. Tokoh :
1.Ali bin Abi Tholib
2.Hasan bin Ali
3.Husein bin Ali
4. M. Zainal bin husain
5. M. Ali baqir
6. Ja’far shadiq bin M. Ali baqir
7.Musa al khazim bin Ja’far shadiq
8. Ali Redha bin Musa al khazim
9.M. Ali Jawwad bin Ali Redha
10.Ali bin Muh bin Ali Redha
11.Hasan bin Ali bin muh
al-asy’ari
12. Muhammad bin Hasan AL-Mahdi
|
1.Ahlul
bait (keluarga) artinya mencakup istri nabi dan bani hasyim.
2.Al
–bada’(tampak), artinya Allah mampu merubah ketetapan dengan ketetapan yang
baru
3.
Asyura, hari kesepuluh yang diperingati oleh kaum syiah untuk masa berkabung
pada peristiwa pembunuhan imam husein oleh yazid bin muawiyah.
4.
Mahdawiyah, keyakinan akan datangnya seorang imam yang akan menyelamatkan
umat manusia akhir zama.
|
Khawarij
|
Abad
ke-7
|
Khawarij adalah suatu aliran yang
bermula dari sebuah kekuatan politik. Dikatakan khawrij(orang-orang yang
keluar), karena mereka keluar dari barisan pasukan Sayyidina Ali. Tokoh:
1.Urwah bin hudair
2.Mustarid bin Sa’ad
3.Hausarah bin al-asadi
4. Quraib bin Maruah
5.Nafi’ bin al-azraq
6.Abdullah bin basyir
|
1.orang-orang Islam yang melakukan
dosa besar adalah termasuk kafir
2.orang –orang yang terliat perang
Jamal yakni perang antara Ali dan Aisyah dan pelaku arbitrase antara Ali dan
Mu’awiyah dihukumi kafir.
3.Kholifah menurut mereka tidak
harus keturunan Nabi atau suku quraisy
|
Murjiah
|
Akhir
abad ke-1
|
Murjiah adalah orang-orang yang
tetap digolongan Ali bin Abi Tholib. Tokoh :
1.
Abdullah
bin umar
2.
Saat
bin abi waqas
3.
Imran
bin husain
4.
Abu
hasan ash-shalihi
5.
Yunus
bin an-namiri
6.
Ubaid
almuktaib
7.
Ghailar
ad-dimasya
8.
Bisyar
al-marisi
9.
Muhammad
bin karam
|
10. Pengakuan iman Islam cukup di dalam hati saja dan tidak dituntut
membuktikan keimanan dengan perbuatan
11. Selama seorang muslim meyakini dua kalimat syahadat apabila ia
berbuat dosa besar, maka tidak tergolong kafir dan hukuman mereka ditangguhkan
diakhirat dan hanya Allah yang berhak menghukum.
|
Qadariah
|
689
M
|
Qadariyah adalah suatu paham bahwa
manusia mempunyai kebebasan berkehendak dan mempunyai kemampuan untuk berbuat.
Tokoh:
1.
Ma’bad
al-juhani
2.
Ghailan
ad-dimasyqi
|
3.
Manusia
memiliki kebebasan untuk menentukan tindakannya sendiri
4.
Terlalu
liberal dalam memahami takdir
5.
Tidak
percaya akan adanya takdir dari Allah
|
Jabariyah
|
Abad
ke-2 Hijriah
|
Jabariyah adalah sebuah sekte yang
memiliki keyakinan bahwa setiap manusia terpaksa oleh takdir tanpa memiliki
pilihan dan usaha dalam perbuatannya. Tokoh:
1.
Ja’ad
bin dirham
2.
Jahm
bin dirham
3.
Husain
bin muhammad al-najjar
4.
Dirar
ibn amr
|
5.
Segala
gerak-geriknya dijadikan Tuhan dan manusia tidak dapat berusaha dan
menggerakkan tubunhya.
6.
Mereka
tidak boleh mensifati Allah seperti mensifati makhluknya.
7.
Manusia
tidak punya kemampuan untuk mewujudkan perbuatan dan memiliki kemampuan untuk
memilih
|
Mu’tazilah
|
120
H
|
Tokoh-tokoh:
1.
Wasil
bin atha’
2.
Abu
huzail al-allaf
3.
An
–nazam
4.
Abu
ali muhammad abd wahab
|
5.
Tauhid
(keesaan Allah SWT)
6.
Orang
Islam yang mengerjakan dosa besar atau meninggalkan kewajiaban-kewajiban
sampai mati dan belum sempat bertaubat maka orang itu dihukumi keluar dari
Islam. Tetapi tidak kafir hanya fasiq
7.
Allah
di akhirat kelak tidak dapat dilihat oleh panca indra karena tidak akan
terjangkau oleh mata.
|
Ahlus Sunnah Wal Jamaah
|
260-324 H
|
Kelompok ini biasanya menyebut
dirinya dengan ASWAJA.Tokoh, Abu hasan al- asy’ari
|
1.
Menurut
mereka orang Islam adalah orang yang menuturkan dua kalimat syahadat dengan
lisan, diikuti denagn kepercayaan dalam hati dan dilakukan denagn perbuatan.
2.
Orang
yang mengerjakan dosa besar sampai mati dan tidak sempat bertaubat maka
dihukumi mukmin yang melakukan maksiat, hukumanya di akhirat kelak.
3.
Mengakui
sifat-sifat Allah dengan zat Allah sendiri dan tidak menyerupakan dengan
sifat makhluknya.
4.
Manusia
tidak berkuasa menciptakan sesuatu, tetapi berkuasa untuk memperoleh suatu
perbuatan.
|