Oleh: Fatinatul Chalimah
RINGKASAN ALIRAN DAN DOKTRIN DALAM ISLAM
NAMA ALIRAN
|
TAHUN MUNCUL
|
PENDIRI
|
DOKTRIN-DOKTRIN
|
Mur’jiah
|
Akhir abad ke-1
|
Hasan bin Bilal Al-Muanami
|
Menangguhkan hukuman bagi orang-orang yang terlibat
dalam peristiwa Tahkim kepada Allah SWT di akhirat kelak; Meletakkan pentingnya
imal dari pada amal; Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar
untuk memperoleh rahmat dari Allah SWT.
|
Syi’ah
|
658 M
|
Abdullah bin Saba’Al-Yahuud, Jalaludin Rakhmat, Haidar
Bagir, Hadad Alwi, Nashr bin Muzahim
|
Menggunakan Ahlul Bait yang hanya bisa menjadi khalifah
setelah Rasulullah SAW dan menolak hadist yang tidak bersanad kepada Ahlul Bait seperti Abu Hurairah, A’isyah,
Umar dll; Asyura atau tradisi memperingati kematian Sayyidina Husein pada
masa Khalifah Yazid bin Mu’awiyah di Karbala; Al Bada yakni keyakinan bahwa
Allah SWT bisa merubah keputusan lama dengan keputusan baru.
|
Khawarij
|
Abad ke-7
|
Abdullah bin Wahab Al-Rasyidi, Urwah bin Hudair,
Mustarid bin Sa’ad, Hausarah Al-Asadi
|
Bahwasannya ketiga Khulafaur Rasyidin adalah benar,
akan tetapi Ustman dianggap telah menyeleweng diakhir masa pemerintahannya; Sayyidina
Ali, Amr bin Ash, Mu’awiyah bin Abu Sufyan dan Abu Musa Al-Asy’ari yang
terlibat dalam peristiwa Tahkim dianggap kafir; Muslim yang melakukan dosa
besar dihukumi kafir.
|
Asy’ariyah
|
300 H
|
Al-Baqillany, Al-Juwainy, Al-Ghazali
|
Tuhan dan sifat-sifatnya, bebas berkehendak, qodimnya
Al-Qur’an, melihat Allah, keadilan, akal dan wahyu.
|
Maturidiyah
|
4 H
|
Abu Mansur Al-Maturidi
|
Akal dan wahyu, perbuatan manusia, sifat Tuhan,
kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan, melihat Tuhan, kalam Tuhan, pengutusan
Rasul, murtakib Al-Kabir.
|
Mu’tazilah
|
Abad ke-1
|
Wasil bin Atha, Abu Huzail Al-Allaf, Al-Jubba’i,
An-Nazm
|
Tauhid, al-adhlu, al-waidu, al-manzila baina
al-manzilataini, amar ma’ruf nahi munkar.
|
Qadariyah
|
70 H / 689 M
|
Ma’bal Al-Juhni
Al-Bisri & Ja’da bin Dirham & Ghailan Al-Dimasyqi
|
Segala tingkat laku manusia dilakukan atas kehendaknya
sendiri, takdir manusia tidak bisa diubah, Tuhan tidak akan merubah keadaan
mereka.
|
Jabariyah
|
660 – 750 M
|
Jahm bin Shafwan
|
Surga dan neraka tidak kekal, kalam Tuhan adalah
makhluk, Tuhan tidak dapat dilihat di akhirat.
|
Ahlul Sunnah Wal Jama’ah
|
137 – 159 H / 754 – 775 M
|
Abu Al-Hasan bin Isma’il Al-Asy’ari
|
Iman, islam, ihsan
|