DOA YANG TERKABULKAN
Suatu waktu temanku bercerita tentang doa-doanya yang dikabulkan Tuhan, lantas dia berfikir dan bertanya, "Menurutmu doa yang terkabulkan itu saat kita bagaimana?," tanyanya.
aku terdiam sejenek, karena aku tidak pernah berfikir Tuhan mengabulkan doaku sebab apa, amal ibadahku, kebaikanku atas orang lain, keihklasanku atau doa-doa dari orang lain atau entah apa?...aku sendiri tidak begitu memperhatikan dimana doa itu terkabul, kadang saat dimana kondisi tertentu aku menyadari "Ha?? beneran, itu doaku,"ketika doa dan kenyataan sama. Namun, ketika doa dan kenyataan berbeda, sering kali aku tidak menyadari, jika apa yang terjadi adalah sebab permintaanku sendiri sama tuhan.
Misal, aku pernah berdoa untuk minta lebih dilapangkan lagi rejekiku, dan benar saja seminggu kemudian pihak kantor menelfonku yang rencananya untuk emngerjakan projek tertentu, namun karena aku sedang di dalam kamar mandi, telfon tidak kuangkat dan kantor menghubungi teman lain dan itu bisa, hmmm...saat itu aku bener-bener nyesel ke kamar mandi, berhari-hari aku berdoa lebih giat, sampai aku putus asa dan melupakan kejadian itu dibulan selanjutnya. Hingga projek B datang padaku selama satu tahun, tentu saja projek B ini nilainya 10x lipat dari projek A (yg gara2 ke toilet aku gk bisa angkat), sampai projek B ini selesai ternayat projek A belum jalan. Begitulah sistematika alam semesta, yang terbaik adalah yang terjadi setelah kita berdoa sekuat tenaga, sebab doa adalah kontak semesta paling mujarab. Setelah berganti tahun, projek B ku selesai, aku ditelfon kembali kantor untuk mengerjakan projek A, dan langsung berjalan tanpa ditunda. Ya.... kenapa saat itu Tuhan tidak memberikannya langsung? KARENA AKU BERDOA "LANCARKAN REJEKIKU". Dan begitulah yang terjadi... jika tidak bagus, maka Tuhan akan emmbuat hati kita patah untuk melihat sesuatu yang lebih indah.
"Aku pernah sangat menyesal kehilangan projek A, lalu aku dikasih projek B, dan dikasih projek A yang tertunda sampai projekku B selesai, itu sistematika doa dan semesta," kataku pada temanku.
"Nah, saat itu apa yang kamu lakukan, hingga doamu dikabulkan?," tanyanya.
"Itu yang aku tidak memeprhatikan, cuman menurutku kalau mau minta sesuatu, minta saja, doa sekenceng2nya, kalau belum diberikan saat itu, berarti itu bukan yang terbaik, atau ditunda. jadi setelah berdoa dengan sepenuh hati, lupakan dan pasrahkan, itu sudah koridornya Tuhan menjalankan semesta," jawabku.
"Hmm.. seperti aku yang daftar CPNS di kementrian, aku hanya pasrah," jawabnya.
"Eh, tapi pasrah itu harus melalui tahapan yang panjang, gak bisa kita langsung pasrah, misalnya kita belum belajar keras dan berdoa sampai maksimal, tiba2 pasrah aja, gak bisa begitu. Seperti orang sufi, orang menjadi sufi ketika dia bosan dengan harta benda bukan tidak punya harta benda. Sufi adalah orang kaya raya yang sudah tidak peduli dengan uang, kalau orang miskin itu belum tentu sufi, sebab ia belum memiliki harta banyak dan merasa bosan, masih perlu uang, kecuali pandangannya tentang uang memang bener-bener uang bukan segalanya dan tidak lagi membutuhkanya, disini juga kalau punya keluarga tidak lantas menelantarkan, itu pemahamnya akan jauh berbeda," jawabku.
"Ya... berarti intinya, Doa akan terkabul disaat kita berdoa sungguh-sungguh, berusaha maksimal dan memasrahkan semuanya pada Tuhan, lalu melupakan dan berprasangka baik sama Tuhan," katanya
"ya kurang lebihnya begitu, karena kalau kita ngotot, itu seperti dekte Tuhan, bukan tugas kita, sebab Tugas kita meminta dengan baik dan tidak memaksa, jadi setelah kepasrahan doa semuanya dikembalikan kepada Tuhan,"
Jangan Pasrah sebelum berusaha dan berdoa maksimal, Ok... namun setelah perjalnan panjang dan lelah serahkan semuanya pada Tuhan, kita tetap manusia dan menjadi hamba, maka mari meminta kepada sang kuasa untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat. Amiin