Sejarah Pendidikan Indonesia Pada Masa Peradaban Islam
Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Pra Kolonialisme dibagi menjadi:
- Pendidikan Islam Pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia
- pendidikan Islam pada masa penjajahan Belanda dan Jepang.
Pendidikan Islam pada masa kerajaan Islam di Indonesia yaitu pada masa Kerajaan Islam Aceh, Kerajaan Islam di Jawa, Kerajaan Islam di Maluku, Kerajaan Islam di Kalimantan, Kerajaan Islam di Sulawesi, pendidikan Islam Pada masa Wali Songo.
Sejarah Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Kolonialisme (Belanda, Jepang, Sekutu) yaitu pendidikan Islam pada masa kolonialisme Belanda dan penjajahan Jepang.
Pendidikan Islam Pada Masa Kerajaan Islam di Indonesia bisa dilihat antara lain:
- Kerajaan Islam Aceh. Kerajaan Islam yang pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai di daerah Aceh yang berdiri pada abad ke-10 M, dengan rajanya yang pertama Al Malik Ibrahim Bin Mahdun, yang kedua bernama Al Malik Al Saleh dan yang terakhir bernama Al Malik Sabar Syah (tahun 1444 M/abad ke 15H). Seorang pengembara dari Maroko yang bernama Ibnu Batutah pada tahun 1345 M sempat singgah di Kerajaan Pasai pada zaman pemerintahan Al Malik Al Zahir saat perjalanan ke Cina. Ibnu Batutah menuturkan bahwa ia sangat mengagumi kerajaan Samudera Pasai dimana rajanya sangat alim dalam ilmu agama dan menganut mazhab Syafii, fasih berbahasa Arab dan mempraktekkan pola hidup sederhana.Berdasarkan pendapat Ibnu Batutah tersebut dapat ditarik kepada system pendidikan yang berlaku di zaman kerajaan Samudera Pasai, yaitu:
- Materi pendidikan dan pengajaran agama bidang syariat ialah Fiqh mazhab Syafii
- System pendidikannya secara informal berupa majlis ta’lim dan halaqah
- Tokoh pemerintahannya merangkap sebagai tokoh agama
- Biaya pendidikan agama bersumber dari negara.
- Kerajaan Islam di Jawa. Salah seorang raja Majapahit yang bernama Sri Kertabumi mempunyai istri yang beragama Islam yang bernama Putri Cempa, dari Putri Cempa inilah lahir seorang putra yang bernama Raden Fatah yang dikemudian hari menjadi raja kerajaan Islam pertama di Jawa yaitu kerajaan Demak. Tentang berdirinya kerajaan Demak para ahli sejarah berbeda pendapat, sebagian berpendapat bahwa kerajaan Demak berdiri pada tahun 1478 M. pendapat ini berdasarkan atas jatuhnya kerajaan Majapahit. Ada pula yang berpendapat bahwa kerajaan Demak berdir pada tahun 1518 M.
Hal ini berdasarkan bahwa pada tahun tersebut merupakan tahun berakhirnya masa pemerintahan Prabu Udara Brawijaya VII yang mendapat serbuan tentara Raden Fatah dari Demak.Berdirinya kerajaan Islam Demak yang merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa tersebut maka penyiaran agama Islam semakin luas serta pendidikan dan pengajaran Islam pun bertambah maju.System pelaksanaan pendidikan dan pengajaran agama Islam di Demak punya kemiripan dengan yang dilaksanakan di Aceh yaitu denga mendirikan masjid di tempat-tempat yang menjadi sentral di suatu daerah.Disana diajarkan pendidikan agama di bawah pimpinan seorang badal untuk menjadi seorang guru yang menjadi pusat pendidikan dan pengajaran serta sumber agama Islam. Wali suatu daerah diberi gelar resmi, yaitu gelar Sunan dengan ditambah nama daerahnya, seperti Sunan Gunung Jati. - Kerajaan Islam di Maluku. Islam masuk ke Maluku di bawah oleh Muballigh dari Jawa sejak Zaman Sunan Giri dari Malaka.Raja Maluku pertama yang masuk Islam adalah Sultan Ternate yang bernama Marhum pada tahun 1465-1486 M, atas pengaruh Maulana Husein saudagar dari Jawa.Raja Maluku yang terkenal dibidang pendidikan dan dakwah Islam ialah Sultan Zainul Abidin tahun 1486-1500 M.Dakwah Islam di Maluku mengalami dua tantangan yaitu yang datang dari orang-orang yang masih animis dan dari orang Portugis yang mengkristenkan penduduk Maluku.Sultan Sairun adalah tokoh yang paling keras melawan orang Portugis. Tokoh misi Katholik yang pertama di Maluku ialah Fransiscus Zaverius tahun 1546 M. ia berhasil mengkhatolikkan sebagian penduduk Maluku. Ketika bangsa Belanda yang beragama Kristen protestan datang di Indonesia mulai pula usaha memprotestan penduduk di Indonesia pada awal abad 17 M (Tahun 1600 M) Pemerintah Belanda berhasil memprotestan rakyat Indonesia secara massal di Batak. Manado dan Ambon, sedangkan Katholik berhasil di daerah Nusa Tenggara Timur yang mendapat pengaruh dari Portugis di Timur-Timur.
- Kerajaan Islam di Kalimantan.Islam mulai masuk di Kalimantan pada abad ke 15 M, dengan cara damai, di bawah oleh muballigh dari Jawa Sunan Bonang dan Sunan Giri mempunyai santri-santri dari Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Sunan Giri ketika berumur 23 tahun pergi ke Kalimantan bersama saudagar Kamboja bernama Abu Hurairah, muballigh lain dari Jawa adalah Sayid Ngabdul Rahman alias Khatib Daiyan dari Kediri. Perkembangan Islam mulai mantap setelah berdirinya kerajaan Islam Banjar Masin di bawah pimpinan Sultan Suriansyah sehingga masjid-mesjid di bangun dihampir setiap Desa. Pada tahun 1710 M (tepatnya 13 safar 1122 H) di zaman kerajaan Islam Banjar ke 7 di bawah pimpinan Sultan Tahmililah (1700-1748) telah lahir seorang ulama terkenal yaiatu Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari di desa Kalampayan Martapura. Sejak kecil beliau diasuh oleh Sultan Tahmililah dan cukup lama berstudi di Mekah sekitar 30 tahun sehingga pada gilirannya terkenal kelaiman dan kedalaman ilmunya, tidak saja di Kalimantan dan Indonesia tetapi sampai di luar negeri khusunya Kawasan Asia Tenggara. Syekh Muhammad Arsyad banyak mengarang kitab-kitab agama, diantaranya yang paling terkenal sampai sekarang adalah kitab Sahibul Muhtadin.Sultan Tahmililah mengangkat sebagai Mufti Besar kerajaan Banjar.Syekh Muhammad Arsyad juga berjasa besar dalam mendirikan Pondok Pesantren di kampong Dalam Pagar yang sampai sekarang masih terkenal yaitu Pesantren Darussalam.
- Kerajaan Islam di Sulawesi. Kerajaan yang mula-mula berdasarkan Islam di Sulawesi adalah kerajaan Kembar Gowa Tallo. Rajanya bernama I. Mallingkaang Daeng Manyonri yang kemudian berganti nama de ngan Sultan Abdullah Awwalul Islam. Menyusul di belakangnya raja Gowa bernama Sultan Aludin.Dalam waktu dua tahun seluruh rakyatnya telah memeluk Islam. Muballigh Islam yang berjasa di sana ialah Abdul Qadir Khatib Tunggal gelar Dato Ri Bandang berasal dari Minangkabau, murid Sunan Giri.
Seorang Portugis bernama Pinto pada tahun 1544 M menyatakan telah mengunjungi Sulawesi dan berjumpa dengan pedagang-pedagang (muballigh) Islam dari Malaka dan Patani (Thailand).Pengaruh raja Gowa dan Tallo dalam dakwah Islam sangat besar terhadap raja-raja kecil lainnya.Beberapa ulama besar yang membantu Dato’ Ri Bandang ialah Dato’ Sulaiman alias Dato’ Pattimang dan Dato’ Ri Tirto alias Khatib Bungsu.Diperkirakan bahwa mereka itu juga berasal dari Minangkabau.Dari Sulawesi Selatan, agama Islam mengembang ke Sulawesi Tengah dan Utara. Islam masuk daerah Manado pada zaman Sultan Hasanuddin, ke daerah Bolang Mangondow di Sulawesi Utara pada tahun 1560 M, ke Gorontalo pada tahun 1612 M. Agama Islam yang telah kuat di Sulawesi Selatan itu menjalar masuk di Kepulauan Nusa Tenggara, yairu ke Bima (Sumbawa) dan Lombok, di bawa oleh pedagang-pedagang Bugis. Sumbawa di kuasai kerajaan Gowa pada tahun 1616 M.