Langkah-langkah atau cara kerja metode tafsir Tematik ini dapat dirinci
sebagai berikut:[1]
1.
Memilih atau menetapkan masalah al Quran yang akan dikaji secara Tematik.
2.
Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah yang telah
ditetapkan ayat makiyah dan madaniyah.
3.
Menyusun ayat tersebut secara runtut menurut kronoligi masa turunnya,
disertai pengetahuan mengenai latar belakang turunnya ayat (asbab annuzul).
4.
Mengetahui korelasi (munasabah) ayat-ayat tersebut dalam masing-masing
suratnya.
5.
Menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang pas, sistematis, sempurna,
dan utuh (outline).
6.
Melengkapi pembahasan dan uraian dengan hadist,bila dipandang perlu,
sehingga pembahasan menjadi semakin sempurna dan semakin jelas.
7.
Mempelajari ayat-ayat tersebut secara Tematik dan menyeluruh dengan cara
menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian serupa, mengkompromikan antara
pengertian yang ‘am dan khas, antara yang muthlak dan yang
muqayyad, mengsinkronkan ayat-ayat yang lahirnya tampak kondradiktif,
menjelaskan ayat nasikh dan mansukh, sehingga semua ayat tersebut bertemu pada
satu muara, tanpa perbedaan dan kontradiktif atau tindakan pemaksaan terhadap
sebagian ayat kepada makna-makna yang sebenarnya tidak tepat.
Keistimewaan metode tematik:[2]
1.
Menghimpun berbagai ayat yang berkaitan dengan satu topik masalah,
menjelaskan sebagian ayat dengan ayat lainya sehingga satu ayat menjadi
penafsir bagi ayat lain.
2.
Menghimpun beberapa atau sejumlah ayat al Quran, seorang penafsir aan
mengetahui adanya keteraturan dan keserasian serta korelasi antara ayat-ayat
tersebut.
3.
Menghimpun seluruh atau sebian ayat, seorang penafsir bisa memberikan
buah pemikiran yang sempurna dan utuh mengenai seluruh topic masalah yang
sedang ia bahas, dimana ia telah menyelediki semua maslah yang terdapat di
dalam ayat-ayat satu waktu, kemudian ia menarik satu pokok masalah yang
betul-betul ia kuasai sebelumnya.
4.
Dengan menghimpun ayat-ayat dan meletakkanya dalam satu tema pembahasan
seorang penafsir dapat mengahpus tanggapan adanya kontradiksi atara ayat-ayat
al Quran dan mampu menolak berbagai tuduhan negative yang disebarluaskan oleh
pihak yang berniyat jelek.
5.
Corak tafsir Tematik sesuai dengan zaman modern ia menuntut agar kita
berupaya melahirkan suatu hokum yang bersifat universal untuk masyarakat Islam,
suatu hokum yang bersumber dari al Quran dalam bentuk materi dan hukum-hukum
praktis yang mudah dipahami dan diterapkan.
6.
Metode tafsir Tematik memungkinkan seseorang untuk mengetahui inti
masalah dan segala aspeknya sehingga ia mampu mengemukakan argument yang kuat,
jelas dan memuaskan.
7.
Metode ini memungkinkan seseorang segera sampai pada inti persoalan yang
dimaksud tanpa susah payah harus mengemukakan pembahasan dan uraian, kebahasaan
atau fiqih dan lain sebagainya, seperti
yang terdapat dalam kitab tafsir Tahlili, yang justru akan memepersulit
seseorang untuk sampai pada tujuan yang ingin dicapai.
Sehingga metode ini memiliki kelebihan dan
kekurangan, antara lain:[3]
Tafsir Tematik
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Menjawab tantangan zaman
|
Memenggal ayat al Quran
|
|
Praktis dan sistematis
|
Membatasi pemahaman ayat
|
|
Dinamis
|
-
|
|
Membuat pemahaman menjadi utuh
|