Oleh: Umi Hasanah, Ahmad Tomi Wijaya dan Silmi’ah Refi Ilahi’ah
PEMBELAJARAN SKI di MADRASAH: MENELADANI KISAH NABI MUHAMMAD
KOMPETENSI INTI
1. Memahami Kisah Nabi Muhammad dan Siti Khadijah di Makkah
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menceritakan Kisah Nabi Muhammad dan Siti Khadijah di Makkah
1.2 Meneladani ketekunan dan kegigihan dalam perjalanan dakwah Nabi Muhammad dan Siti Khadijah ketika di Makkah.
MATERI
A. Kisah Nabi Muhammad di Makkah
Rasulullah SAW lahir pada Tahun Gajah. Tahun dimana pasukan gajah dipimpin oleh Abrahah Habasyah yang tengah ingin merobohkan Ka’bah. Dengan kebesaran-Nya, Allah SWT membatalkan misi ini dengan mengirimkan burung-burung ababil untuk mejauhkan batu-batu yang membawa wabah penyakit. Ini adalah ayat di Al-Qur’an, Surat Al-Fill yang berarti pasukan gajah.
Di tahun ini lah, Nabi Muhammad SAW lahir di Mekah dan dibesarkan sebagai anak yatim karena Abdullah, ayah Nabi Muhammad, wafat sebelum Nabiullah SAW lahir. Kemudian pada tahun keenam dari umur Nabi SAW ibunya membawa beliau pergi ke Madinah untuk berziarah ke makan ayahnya. Ketika perjalanan pulang baru sampai desa Abwa, Aminah meninggal dunia. Nabi Muhammad SAW kemudian dibesarkan oleh kakeknya yaitu Abdul Muthalib.
Sayangnya, umur kakeknya hanya sebentar. Setelah dua tahun dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Mutholib meninggal pada zaman Nabi yang kedelapan dan Nabi diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Abu Thalib dikenal dengan orang yang dermawan. Hanya memalsukan atau tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hanya dengan kondisi tersebut, Nabi Muhammad SAW dapat berkembang dan tumbuh dengan pamannya.
Sebelum menjadi Rasulullah, Nabi Muhammad SAW menerima beberapa karunia istimewa dari Allah seperti yang membersihkan dan memenangkan sinar bulan, menumbuhkan subur di daerah Halimah (ibu yang menyusui Nabi) padahal tadinya gersang dan kering, dan lain sebagainya. Itulah tanda-tanda kebesaran Allah yang menandakan akan datangnya nabi yang terakhir yang memiliki kedudukan yang tertinggi yang seharusnya.
Pada tahun ke empat puluh, Allah SWT memuliakan beliau SAW dengan ditetapkan sebagai Nabi dan Rasul dengan turunnya Malaikat Jibril kepadanya, dimana sebelumnya beliau menyenndiri dan beribadah di Gua Hira disebelah atas Jabal Nur. Malaikat Jibril pun datang kepada Rasul dan turunlah wahyu yang pertama yang ia bawakan dari Allah SWT, yaitu (QS. Al-Alaq:1-5). Di sini Nabi memulai berdakwah dengan dua strategi:
a. Dakwah Secara Rahasia
Setelah mendapatkan wahyu yang pertama, Nabi kemudian melakukan dakwah dengan sembunyi-sembunyi. Orang-orang yang menjadi pengikut adalah Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin Rabah. Dakwah secara rahasia dilakukan secara 3 tahun.
Adapun tujuannya, agar tidak menimbulkan keresahan dan kekacauan di kalangan masyarakat Quraisy, Rasulullah SAW. memulai dakwahnya secara sembunyi-sembunyi (al-Da’wah bi al-Sirr). Hal tersebut dilakukan mengingat kerasnya watak suku Quraisy dan keteguhan mereka berpegang pada keyakinan dan penyembahan berhala. Pada tahap ini, Rasulullah SAW. memfokuskan dakwah Islam hanya kepada orang-orang terdekat, yaitu keluarga dan para sahabatnya. Rumah Rasulullah SAW (Dārul Arqam) dijadikan sebagai pusat kegiatan dakwah. Di tempat itulah Nabi menjadikan rumahnya sebagai pusat penyebaran agama Islam. Tentunya dari dukungan yang sangat kuat bahkan seluruh harta dilimpahkan untuk dakwah Nabi dan urusan umat oleh istrinya yang sangat mulia dan taat dalam mencintai Rasul yaitu Siti Khadijah.
Orang-orang pertama (as-sābiqunal awwalūn) yang mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW. dan menyatakan keislamannya adalah Siti Khadijah (istri), Ali bin Abi Ţhalib (adik sepupu), Zaid bin Harisah (pembantu yang diangkat menjadi anak), dan Abu Bakar Siddik (sahabat). Selanjutnya secara perlahan tetapi pasti, pengikut Rasulullah SAW. makin bertambah. Di antara mereka adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Said bin Abi Waqas, Abdurrahman bin ‘Auf, Ṭaha bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarrah, Fatimah bin Khattab dan suaminya Said bin Zaid alAdawi, Arqam bin Abil Arqam, dan beberapa orang lainnya yang berasal dari suku Quraisy.
Berdakwah secara diam-diam atau rahasia (al-Da’wah bi al-Sirr) ini dilaksanakan Rasulullah SAW. selama lebih kurang tiga tahun. Setelah memperoleh pengikut dan dukungan dari keluarga dan para sahabat, selanjutnya Rasulullah SAW. mengatur strategi dan rencana agar ajaran Islam dapat diajarkan dan disebarluaskan secara terbuka.
b. Dakwah Secara Terang-terangan
Setelah beberapa tahun, kemudian turunlah surah Q.S Al-Hijr [15]:94 ayat tersebut memerintahkan agar Rasulullah SAW melakukan dakwah secara terang-terangan (al-Da’wah bi al-Jahr) dimulai ketika Rasulullah SAW. menyeru kepada orang-orang Mekah. Ia berdiri di atas sebuah bukit dan berteriak dengan suara lantang memanggil mereka. Beberapa keluarga Quraisy menyambut seruannya. Kemudian, ia berpaling kepada sekumpulan orang sambil berkata, “Wahai orang-orang! Akankah kalian percaya jika saya katakan bahwa musuh Anda sekalian telah bersiaga di sebelah bukit (Safa) ini dan berniat menyerang nyawa dan harta kalian?” Mereka menjawab, “Kami tak mendengar Anda berbohong sepanjang hayat kami.” Ia lalu berkata, “Wahai bangsa Quraisy! Selamatkanlah dirimu dari neraka. Saya tak dapat menolong Anda di hadapan Allah Swt. Saya peringatkan Anda sekalian akan siksaan yang pedih!” Ia menambahkan, “Kedudukan saya seperti penjaga, yang mengamati musuh dari jauh dan segera berlari kepada kaumnya untuk menyelamatkan dan memperingatkan mereka tentang bahaya yang akan datang.”
Seiring dengan itu, turun pula wahyu Allah Swt. agar Rasulullah SAW. melakukannya secara terang-terangan dan terbuka. Mengenai hal tersebut, Allah Swt. berfirman, yang artinya: “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.” (Q.S. al-Ḥijr/15:94).
Berdasarkan ayat-ayat di atas, Rasulullah SAW. yakin bahwa sudah saatnya ia dan para pengikutnya untuk menyebarluaskan ajaran Islam secara terbuka dan terang-terangan. Dengan dukungan istrinya Siti Khadijah, paman yang setia membelanya, yaitu Abu Thalib, serta para sahabat dan pengikutnya yang setia ditambah pula dengan keyakinan bahwa Allah Swt. senantiasa menyertai, dimulailah dakwah suci ini. Pertama-tama dakwah dilakukan kepada sanak keluarga, kemudian kepada kaumnya, dan penduduk Kota Mekah yang saat itu penyembahannya kepada berhala begitu kuat.
Melihat kenyataan tersebut, Abu Lahab, Abu Sufyan, dan kalangan bangsawan serta pemuka Quraisy lainnya meminta para penyair-penyair Quraisy untuk mengolok-olok dan mengejek Nabi Muhammad SAW. Selain itu, mereka juga menuntut Muhammad untuk menampilkan mukjizatnya seperti apa yang telah ditampilkan oleh Musa as. dan Isa as. Seperti menjadikan bukit Safa dan Marwah berubah menjadi bukit emas, menghidupkan orang yang sudah mati, menghalau bukit-bukit yang mengelilingi Mekah, memancarkan mata air yang lebih baik dari zamzam. Tidak sampai di situ, bahkan mereka mengolok-olok Nabi dengan menyatakan mengapa Allah Swt. tidak menurunkan wahyu tentang harga barang-barang dagangan agar mereka dapat berspekulasi.
Dengan semangat kerasulannya serta keyakinan akan kebenaran ajaran Ilahi, gerakan dakwah Rasulullah SAW. makin tersebar luas. Teman, sahabat, bahkan orang yang tidak dikenalnya, baik dari kalangan bangsawan terhormat maupun dari golongan hamba sahaya banyak yang mendengar dan memahami ajaran Islam, kemudian memeluk agama Islam dan beriman kepada Allah Swt. Rasulullah SAW. makin tegas, lantang dan berani, tetapi tetap komitmen terhadap tugas, fungsi, dan wewenangan.
Kejadian setelah dakwah secara terang terangan adalah peristiwa isra mi’raj. Pada tahun kesebelas era Nabi Muhammad SAW terjadi peristiwa yang diambil. Tahun ini sering disebut tahun kesedihan karena pamannya Abu Thalib dan berbicara Khadijah wafat pada tahun ini. Setelah peristiwa tersebut, Allah kemudian mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi Rasul untuk melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang disebut dengan Israel yang setelah itu Rasulullah melakukan perjalanan kembali dari Masjidil Aqsa ke langit ke tujuh yang disebut sebagai Mi'raj. Disitulah, Rasulullah menerima perintah sholat 5 kali yang wajib dikerjakan seluruh umat Islam.
B. Kisah Siti Khadijah di Makkah
Khadijah binti Khuwailid merupakan isteri pertama Nabi Muhammad SAW. Nama lengkapnya adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Khadijah, anak perempuan dari Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Za'idah. Berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy. Ia merupakan wanita as-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama masuk Islam). Khadijah dilahirkan pada tahun 68 sebelum Hijriyah, di sebuah keluarga yang mulia dan terhormat. Dia tumbuh dalam suasana yang dipenuhi dengan perilaku terpuji. Ulet, cerdas dan penyayang merupakan karakter khusus kepribadiannya.
Di masa jahiliyah, sebelum kenal dengan Rasulullah, Ummul Mukminin Khadijah radhiallahu ‘anhu dikenal sebagai seorang wanita yang kaya dan seorang pedagang besar. Ia bekerja sama dengan laki-laki untuk bagi hasil barang dagangannya. Karena laki-lakilah yang terbiasa bersafar ke Syam untuk berdagang. Sedangkan wanita-wanita di masa itu tidak terbiasa keluar-keluar menuju tempat yang jauh. Inilah tradisi Arab kala itu, hal ini juga sesuai dengan sifat menjaga kesucian diri yang beliau miliki.
Hari-hari terus berlalu, hingga beliau mendengar kisah tentang seseorang yang bernama Muhammad bin Abdullah. Seorang laki-laki yang berakhlak mulia. Jujur lagi terpercaya. Jarang sekali terdengar di masa jahiliyah ada seorang laki-laki memiliki sifat sedemikian mulia. Ia kirim seseorang untuk menawarkan kerja sama dagang menuju Syam. Ia berikan barang kualitas super, yang tidak ia percayakan kepada pedagang lainnya.
Ketika Khadijah dan Muhammad telah sepakat bekerja sama, Khadijah menyertakan seorang budak laki-lakinya yang bernama Maisaroh untuk membawa barang dagangan itu hingga ke Syam. Di daerah Romawi itu, Muhammad bin Abdullah berteduh di bawah pohon dekat dengan kuil milik seorang pendeta. Si pendeta datang mendekati Maisaroh. Ia berkata, “Siapa laki-laki yang berteduh di bawah pohon itu?” “Ia seorang laki-laki Quraisy dari penduduk al-Haram”, jawab Maisaroh. Si pendeta berkata lagi, “Tak seorang pun yang singgah di bahwa pohon ini kecuali seorang nabi.”
Kemudian Rasulullah mulai menjual barang dagangannya dan membeli barang lainnya yang beliau inginkan. Sesampainya di Mekah, beliau menemui Khadijah dengan hasil keuntungan dagangnya. Kemudian Khadijah membeli barang bawaannya. Beliau pun mendapatkan untung berkali lipat. Maisaroh mengabarkan tentang kemuliaan akhlak Muhammad bin Abdullah dan sifat-sifatnya yang istimewa, yang ia lihat saat bersafar bersama. Demikianlah safar, ia menampakkan sesuatu yang tersembunyi dari perangai manusia. Terlebih safar di masa itu yang kendaraan dan keadaannya tidak senyaman sekarang.
C. Ketekunan dan Kegigihan Nabi Muhammad dan Siti Khadijah dalam Perjalanan Dakwah di Makkah
Sesampainya di Makkah, Maisarah menceritakan perilaku baik Muhammad yang dilihatnya dengan mata kepala sendiri. Khadijah merasa tertarik dengan cerita tersebut dan segera mengutus Maisarah untuk datang pada Muhammad dan menyampaikan pesannya untuk beliau. “Wahai anak pamanku, aku senang kepadamu karena kekerabatan, kekuasaan terhadap kaummu, amanahmu, kepribadianmu yang baik, dan kejujuran perkataanmu.
Kemudian Khadijah menawarkan dirinya kepada Muhammad. Rasulullah menceritakan perihal ini kepada para pamannya. Tidak lama kemudian Hamzah bin Abdul Muthalib bersama Muhammad datang pada Khuwailid bin Asad, bermaksud meminang putrinya itu untuk Muhammad. Kemudian Khuwailid berkata, “Dia itu kuda yang tidak dicocok hidungnya.” (Maksudnya, seorang yang mulia). Muhammad kemudian menikahi Khadijah dan memberinya dua puluh unta muda. Saat itu Khadijah berumur 40 tahun dan Muhammad berumur 25 tahun. Dialah perempuan pertama yang dinikahi Nabi SAW, dan beliau tidak menikah dengan siapa pun kecuali setelah Khadijah meninggal dunia.
Dari Khadijah lahirlah Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fathimah. Anak-anak mereka yang masih hidup semua perempuan. Rasulullah sangat bijaksana sekali terhadap anak-anaknya dan sangat lemah lembut. Merekapun setia dan hormat sekali kepada Ayahnya. Khodijah adalah:
1. Metode Ceramah
Dapat dikatakan bahwa cara mengajar yang demikian, sangat sederhana, sering dipakai, tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan ialah cara mengajar dengan cara ceramah atau bercerita layaknya menyampaikan pidato. Metode ini sangat sering dipakai dan terpercaya dapat mensukseskan kegiatan belajar mengajar, namun berceramah akan sangat membosankan dan membuat ngantuk. Akhirnya, akan menjadi tantangan tersendiri bagi pendidik masa kini agar lebih berinovasi dalam memerankan tanggungjawabnya danmencerdaskan kehidupan banga.
Dibalik penerapan metode ceramah yang terkesan membosankan, guru akan lebih bisa memantau kelas dan kedekatan guru dengan siswa juga akan menjadi lebih intens. Terlebih jika tersampaikannya sutu materi akan lebih mengena daripada siswa hanya diperintahkan utntuk membaca sendiri buku pegangan atau hanya sekedar mengerjakan tanpa diarahkan oleh guru. Dan jika ada siswa yang berkelahi, atau lempar-lemparan kertas atau sekedar bermain di sendiri di dalam kelas, guru bisa langsung menegurnya agar fokus siswa kembali dalam kelas. Dan akan menjadi tantangan yang berkelanjutan untuk setiap guru adalah selalu kreatif dan menciptakan inovasi dalam mengembangkan metode belajarnya agar senantiasa menarik dan dapat benar-benar memanusiakan manusia.
Adapun inti dari penerapan metode ceramah adalah berfokus pada guru. Siswa diminta dan diharuskan untukmemperhatiakn gurunya. Penyampaian kisah Nabi Muhammad dan Siti Khadijah di Makkah dengan metode ini tentu akan sangat membosankan. Karena bisa jadi, siswa menganggap remeh materi tersebut karena sudah saking seringnya dia mendengar cerita serupa. Oleh karena itu sebagai pendidik yang cermat, jenius dan bertanggyngjawab dengan tugasnya akan memutar otak agar kelas menjadi efektif dan siswa nyaman serta faham materi. Misalnya, yaitu dengan memberikan kuis berhadiah, dengan tema materi yang disampaikan. Dilaksanakan di tengah-tengah pembelajaran atau saat guru merasa bahwa siswanya sudah mulai tidak kondusif lagi.
2. Metode Pembelajaran Materi
Metode pembelajaran materi ini menggunakan gabungan dari beberapa strategi. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan materi yang kita sampaikan adalah materi sejarah yang sangat membosankan para siswa. karena sudah diulang-ulang sejak mereka kecil atau telinga mereka sudah sangatfemiliar dengan segala kisah yang di sajikan oleh guru.
Terlebih saat ini posisi guru di hati dan fikiran para siswa kalah dari permaianan game online. Sangat miris memang, namun kita tidak bisa menolak era industri 4.0. ini. yang seharusnya kita lakuakan adalah memodifikasi proses belajar kita dengan menyesuaikan zamannya. Diharap dengan hal tersebut kegiatan memanusiakan manusia ini akan terus berjalan dan gemilang.
Mengingat tujuan pendidikan nasional dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. bab 1 pasal 1 ayat 1 "pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara." berdasarkan pengertian pendidikan ini maka fungsi utama pendidikan adalah mr=engembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban manusia yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat (jamani rohani), berilmu dan beramal, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggungj jawab.
Rencana pembelajaran dalam menyampaikan materi ini adalah sebagai berikut:
Materi di atas sengaja di desain dengan kelas yang melingkar agar seluruh siswa memerhatikan, selanjutnya hembusan angin digunakan agar [elajaran sejarah menjadi lebih mengasyikkan, adapun materi sesungguhnya disampaikan menggunakan metode ceramah, agar lebih jelas. Di akhir pelajaran dipersilahkan siswa untuk menyampaikan kegelisahannya dan memberikan sedikit kesimpulan dalam materi yangtelah diajarkan, taklupa diberikan tugas rumah yang terkait dengan materi tadi/
Semoga dengan pembelajaran yang di desain sedemikian rupa akan dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran secara penuh dan prosespembalajaran tidak monoton. Serta keterlibatan antara siswa dengan murid akan saling menguntungkan atau terjalin simbiosis mutualisme. Tak lupa selingan ice breaking pun diberikan agar siswa dan guru tetap fresh.
ANALISIS DAN IMPLEMENTASI
Berdasarkan hasil pembahasan tentang Nabi Muhammad dan Siti Khadihah di Makkah maka kami dapat menarik kesimpulan bahwasannya:
Selanjutnya dalam kehidupan sehri-hari, siswa diharapkan dapat meneladani kisah tersebut dan menerapkannya di keseharian mereka. Misal dalam belajar, pasti ada banyak hal yang melingkupi. Dan semua itu tak selamanya positif, terkadang rasa malas pun menghampiri. Tetapi semua itu sangat manusiawi tingga bagaimana siswa dalam mengendalikannya dan berusaha memperbaiki diri. Kemudian karena manusia adalah makhluk sosial, jadi sudah sepantasnya dalam hal apapun termasuk belajar sangat membuthkan interaksi dengan manusia lain.
Caranya ialah dengan solidaritas dalam hal kebaikan, saling mengisi dan melengkapi. Tetapi bukan untuk mencontek atau sejenisnya. Yaitu berusaha bersama melawan rasa malas dan kebodohan yang ada. Kemudian setelah sukses belajar, sudah spentasya kita membagi ilmu yang telah diperoleh. Kegiatan membagi ini dewasa ini dapat dipahami juga sebagai salah satu bentuk berdakwah di era sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mu’min, Abdul Muhammad, 2007, Khadijah ummul mu’minin, Jakarta Pusat: Pena Pundi Aksara.
Husain Haekal, Muhammad, 2013, sejarah hidup muhammad, (jakarta:litera antar nusa, 2013), hal. 65.
Khairiyah, Netly, 2017, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti/ kementrian Pendidikan Islam dan kebudayaan, Jakarta.
Syeikh, Kitab Tarikh Khulasoh Nurul Yaqin ringkasan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.
Sayyid Muhammad al-Maliki, Syeikh Maliki, 2008, Peristiwa Penting dalamSejarah Hidup Nabi, Yogyakarta: Citra Risalah.
Martin Lings, Martin, 2007, Muhammad, Jakarta: Ikrar Pemuda Abadi.
Silberman, L Melvin, 2006, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bndung: Penerbit Nusamedia.
PEMBELAJARAN SKI di MADRASAH: MENELADANI KISAH NABI MUHAMMAD
KOMPETENSI INTI
1. Memahami Kisah Nabi Muhammad dan Siti Khadijah di Makkah
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menceritakan Kisah Nabi Muhammad dan Siti Khadijah di Makkah
1.2 Meneladani ketekunan dan kegigihan dalam perjalanan dakwah Nabi Muhammad dan Siti Khadijah ketika di Makkah.
MATERI
A. Kisah Nabi Muhammad di Makkah
Rasulullah SAW lahir pada Tahun Gajah. Tahun dimana pasukan gajah dipimpin oleh Abrahah Habasyah yang tengah ingin merobohkan Ka’bah. Dengan kebesaran-Nya, Allah SWT membatalkan misi ini dengan mengirimkan burung-burung ababil untuk mejauhkan batu-batu yang membawa wabah penyakit. Ini adalah ayat di Al-Qur’an, Surat Al-Fill yang berarti pasukan gajah.
Di tahun ini lah, Nabi Muhammad SAW lahir di Mekah dan dibesarkan sebagai anak yatim karena Abdullah, ayah Nabi Muhammad, wafat sebelum Nabiullah SAW lahir. Kemudian pada tahun keenam dari umur Nabi SAW ibunya membawa beliau pergi ke Madinah untuk berziarah ke makan ayahnya. Ketika perjalanan pulang baru sampai desa Abwa, Aminah meninggal dunia. Nabi Muhammad SAW kemudian dibesarkan oleh kakeknya yaitu Abdul Muthalib.
Sayangnya, umur kakeknya hanya sebentar. Setelah dua tahun dibesarkan oleh kakeknya, Abdul Mutholib meninggal pada zaman Nabi yang kedelapan dan Nabi diasuh oleh pamannya Abu Thalib. Abu Thalib dikenal dengan orang yang dermawan. Hanya memalsukan atau tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Hanya dengan kondisi tersebut, Nabi Muhammad SAW dapat berkembang dan tumbuh dengan pamannya.
Sebelum menjadi Rasulullah, Nabi Muhammad SAW menerima beberapa karunia istimewa dari Allah seperti yang membersihkan dan memenangkan sinar bulan, menumbuhkan subur di daerah Halimah (ibu yang menyusui Nabi) padahal tadinya gersang dan kering, dan lain sebagainya. Itulah tanda-tanda kebesaran Allah yang menandakan akan datangnya nabi yang terakhir yang memiliki kedudukan yang tertinggi yang seharusnya.
Pada tahun ke empat puluh, Allah SWT memuliakan beliau SAW dengan ditetapkan sebagai Nabi dan Rasul dengan turunnya Malaikat Jibril kepadanya, dimana sebelumnya beliau menyenndiri dan beribadah di Gua Hira disebelah atas Jabal Nur. Malaikat Jibril pun datang kepada Rasul dan turunlah wahyu yang pertama yang ia bawakan dari Allah SWT, yaitu (QS. Al-Alaq:1-5). Di sini Nabi memulai berdakwah dengan dua strategi:
a. Dakwah Secara Rahasia
Setelah mendapatkan wahyu yang pertama, Nabi kemudian melakukan dakwah dengan sembunyi-sembunyi. Orang-orang yang menjadi pengikut adalah Khadijah, Abu Bakar Al-Shiddiq dan Zaid bin Haritsah, Ummu Aiman, Ali bin Abu Thalib, dan Bilal bin Rabah. Dakwah secara rahasia dilakukan secara 3 tahun.
Adapun tujuannya, agar tidak menimbulkan keresahan dan kekacauan di kalangan masyarakat Quraisy, Rasulullah SAW. memulai dakwahnya secara sembunyi-sembunyi (al-Da’wah bi al-Sirr). Hal tersebut dilakukan mengingat kerasnya watak suku Quraisy dan keteguhan mereka berpegang pada keyakinan dan penyembahan berhala. Pada tahap ini, Rasulullah SAW. memfokuskan dakwah Islam hanya kepada orang-orang terdekat, yaitu keluarga dan para sahabatnya. Rumah Rasulullah SAW (Dārul Arqam) dijadikan sebagai pusat kegiatan dakwah. Di tempat itulah Nabi menjadikan rumahnya sebagai pusat penyebaran agama Islam. Tentunya dari dukungan yang sangat kuat bahkan seluruh harta dilimpahkan untuk dakwah Nabi dan urusan umat oleh istrinya yang sangat mulia dan taat dalam mencintai Rasul yaitu Siti Khadijah.
Orang-orang pertama (as-sābiqunal awwalūn) yang mengakui kerasulan Nabi Muhammad SAW. dan menyatakan keislamannya adalah Siti Khadijah (istri), Ali bin Abi Ţhalib (adik sepupu), Zaid bin Harisah (pembantu yang diangkat menjadi anak), dan Abu Bakar Siddik (sahabat). Selanjutnya secara perlahan tetapi pasti, pengikut Rasulullah SAW. makin bertambah. Di antara mereka adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam, Said bin Abi Waqas, Abdurrahman bin ‘Auf, Ṭaha bin Ubaidillah, Abu Ubaidillah bin Jarrah, Fatimah bin Khattab dan suaminya Said bin Zaid alAdawi, Arqam bin Abil Arqam, dan beberapa orang lainnya yang berasal dari suku Quraisy.
Berdakwah secara diam-diam atau rahasia (al-Da’wah bi al-Sirr) ini dilaksanakan Rasulullah SAW. selama lebih kurang tiga tahun. Setelah memperoleh pengikut dan dukungan dari keluarga dan para sahabat, selanjutnya Rasulullah SAW. mengatur strategi dan rencana agar ajaran Islam dapat diajarkan dan disebarluaskan secara terbuka.
b. Dakwah Secara Terang-terangan
Setelah beberapa tahun, kemudian turunlah surah Q.S Al-Hijr [15]:94 ayat tersebut memerintahkan agar Rasulullah SAW melakukan dakwah secara terang-terangan (al-Da’wah bi al-Jahr) dimulai ketika Rasulullah SAW. menyeru kepada orang-orang Mekah. Ia berdiri di atas sebuah bukit dan berteriak dengan suara lantang memanggil mereka. Beberapa keluarga Quraisy menyambut seruannya. Kemudian, ia berpaling kepada sekumpulan orang sambil berkata, “Wahai orang-orang! Akankah kalian percaya jika saya katakan bahwa musuh Anda sekalian telah bersiaga di sebelah bukit (Safa) ini dan berniat menyerang nyawa dan harta kalian?” Mereka menjawab, “Kami tak mendengar Anda berbohong sepanjang hayat kami.” Ia lalu berkata, “Wahai bangsa Quraisy! Selamatkanlah dirimu dari neraka. Saya tak dapat menolong Anda di hadapan Allah Swt. Saya peringatkan Anda sekalian akan siksaan yang pedih!” Ia menambahkan, “Kedudukan saya seperti penjaga, yang mengamati musuh dari jauh dan segera berlari kepada kaumnya untuk menyelamatkan dan memperingatkan mereka tentang bahaya yang akan datang.”
Seiring dengan itu, turun pula wahyu Allah Swt. agar Rasulullah SAW. melakukannya secara terang-terangan dan terbuka. Mengenai hal tersebut, Allah Swt. berfirman, yang artinya: “Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.” (Q.S. al-Ḥijr/15:94).
Berdasarkan ayat-ayat di atas, Rasulullah SAW. yakin bahwa sudah saatnya ia dan para pengikutnya untuk menyebarluaskan ajaran Islam secara terbuka dan terang-terangan. Dengan dukungan istrinya Siti Khadijah, paman yang setia membelanya, yaitu Abu Thalib, serta para sahabat dan pengikutnya yang setia ditambah pula dengan keyakinan bahwa Allah Swt. senantiasa menyertai, dimulailah dakwah suci ini. Pertama-tama dakwah dilakukan kepada sanak keluarga, kemudian kepada kaumnya, dan penduduk Kota Mekah yang saat itu penyembahannya kepada berhala begitu kuat.
Melihat kenyataan tersebut, Abu Lahab, Abu Sufyan, dan kalangan bangsawan serta pemuka Quraisy lainnya meminta para penyair-penyair Quraisy untuk mengolok-olok dan mengejek Nabi Muhammad SAW. Selain itu, mereka juga menuntut Muhammad untuk menampilkan mukjizatnya seperti apa yang telah ditampilkan oleh Musa as. dan Isa as. Seperti menjadikan bukit Safa dan Marwah berubah menjadi bukit emas, menghidupkan orang yang sudah mati, menghalau bukit-bukit yang mengelilingi Mekah, memancarkan mata air yang lebih baik dari zamzam. Tidak sampai di situ, bahkan mereka mengolok-olok Nabi dengan menyatakan mengapa Allah Swt. tidak menurunkan wahyu tentang harga barang-barang dagangan agar mereka dapat berspekulasi.
Dengan semangat kerasulannya serta keyakinan akan kebenaran ajaran Ilahi, gerakan dakwah Rasulullah SAW. makin tersebar luas. Teman, sahabat, bahkan orang yang tidak dikenalnya, baik dari kalangan bangsawan terhormat maupun dari golongan hamba sahaya banyak yang mendengar dan memahami ajaran Islam, kemudian memeluk agama Islam dan beriman kepada Allah Swt. Rasulullah SAW. makin tegas, lantang dan berani, tetapi tetap komitmen terhadap tugas, fungsi, dan wewenangan.
Kejadian setelah dakwah secara terang terangan adalah peristiwa isra mi’raj. Pada tahun kesebelas era Nabi Muhammad SAW terjadi peristiwa yang diambil. Tahun ini sering disebut tahun kesedihan karena pamannya Abu Thalib dan berbicara Khadijah wafat pada tahun ini. Setelah peristiwa tersebut, Allah kemudian mengutus Malaikat Jibril untuk mendampingi Rasul untuk melakukan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang disebut dengan Israel yang setelah itu Rasulullah melakukan perjalanan kembali dari Masjidil Aqsa ke langit ke tujuh yang disebut sebagai Mi'raj. Disitulah, Rasulullah menerima perintah sholat 5 kali yang wajib dikerjakan seluruh umat Islam.
B. Kisah Siti Khadijah di Makkah
Khadijah binti Khuwailid merupakan isteri pertama Nabi Muhammad SAW. Nama lengkapnya adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Khadijah, anak perempuan dari Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Za'idah. Berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy. Ia merupakan wanita as-Sabiqun al-Awwalun (golongan yang pertama masuk Islam). Khadijah dilahirkan pada tahun 68 sebelum Hijriyah, di sebuah keluarga yang mulia dan terhormat. Dia tumbuh dalam suasana yang dipenuhi dengan perilaku terpuji. Ulet, cerdas dan penyayang merupakan karakter khusus kepribadiannya.
Di masa jahiliyah, sebelum kenal dengan Rasulullah, Ummul Mukminin Khadijah radhiallahu ‘anhu dikenal sebagai seorang wanita yang kaya dan seorang pedagang besar. Ia bekerja sama dengan laki-laki untuk bagi hasil barang dagangannya. Karena laki-lakilah yang terbiasa bersafar ke Syam untuk berdagang. Sedangkan wanita-wanita di masa itu tidak terbiasa keluar-keluar menuju tempat yang jauh. Inilah tradisi Arab kala itu, hal ini juga sesuai dengan sifat menjaga kesucian diri yang beliau miliki.
Hari-hari terus berlalu, hingga beliau mendengar kisah tentang seseorang yang bernama Muhammad bin Abdullah. Seorang laki-laki yang berakhlak mulia. Jujur lagi terpercaya. Jarang sekali terdengar di masa jahiliyah ada seorang laki-laki memiliki sifat sedemikian mulia. Ia kirim seseorang untuk menawarkan kerja sama dagang menuju Syam. Ia berikan barang kualitas super, yang tidak ia percayakan kepada pedagang lainnya.
Ketika Khadijah dan Muhammad telah sepakat bekerja sama, Khadijah menyertakan seorang budak laki-lakinya yang bernama Maisaroh untuk membawa barang dagangan itu hingga ke Syam. Di daerah Romawi itu, Muhammad bin Abdullah berteduh di bawah pohon dekat dengan kuil milik seorang pendeta. Si pendeta datang mendekati Maisaroh. Ia berkata, “Siapa laki-laki yang berteduh di bawah pohon itu?” “Ia seorang laki-laki Quraisy dari penduduk al-Haram”, jawab Maisaroh. Si pendeta berkata lagi, “Tak seorang pun yang singgah di bahwa pohon ini kecuali seorang nabi.”
Kemudian Rasulullah mulai menjual barang dagangannya dan membeli barang lainnya yang beliau inginkan. Sesampainya di Mekah, beliau menemui Khadijah dengan hasil keuntungan dagangnya. Kemudian Khadijah membeli barang bawaannya. Beliau pun mendapatkan untung berkali lipat. Maisaroh mengabarkan tentang kemuliaan akhlak Muhammad bin Abdullah dan sifat-sifatnya yang istimewa, yang ia lihat saat bersafar bersama. Demikianlah safar, ia menampakkan sesuatu yang tersembunyi dari perangai manusia. Terlebih safar di masa itu yang kendaraan dan keadaannya tidak senyaman sekarang.
C. Ketekunan dan Kegigihan Nabi Muhammad dan Siti Khadijah dalam Perjalanan Dakwah di Makkah
Sesampainya di Makkah, Maisarah menceritakan perilaku baik Muhammad yang dilihatnya dengan mata kepala sendiri. Khadijah merasa tertarik dengan cerita tersebut dan segera mengutus Maisarah untuk datang pada Muhammad dan menyampaikan pesannya untuk beliau. “Wahai anak pamanku, aku senang kepadamu karena kekerabatan, kekuasaan terhadap kaummu, amanahmu, kepribadianmu yang baik, dan kejujuran perkataanmu.
Kemudian Khadijah menawarkan dirinya kepada Muhammad. Rasulullah menceritakan perihal ini kepada para pamannya. Tidak lama kemudian Hamzah bin Abdul Muthalib bersama Muhammad datang pada Khuwailid bin Asad, bermaksud meminang putrinya itu untuk Muhammad. Kemudian Khuwailid berkata, “Dia itu kuda yang tidak dicocok hidungnya.” (Maksudnya, seorang yang mulia). Muhammad kemudian menikahi Khadijah dan memberinya dua puluh unta muda. Saat itu Khadijah berumur 40 tahun dan Muhammad berumur 25 tahun. Dialah perempuan pertama yang dinikahi Nabi SAW, dan beliau tidak menikah dengan siapa pun kecuali setelah Khadijah meninggal dunia.
Dari Khadijah lahirlah Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fathimah. Anak-anak mereka yang masih hidup semua perempuan. Rasulullah sangat bijaksana sekali terhadap anak-anaknya dan sangat lemah lembut. Merekapun setia dan hormat sekali kepada Ayahnya. Khodijah adalah:
- Orang Pertama yang Beriman pada Kenabian Muhammad.
Saat menerima risalah kenabian, Khadijah merupakan orang pertama yang percaya kepada Allah dan Rasul beserta ajaran-ajaran-Nya. Nabi Muhammad pun tidak menghiraukan berbagai ancaman dan propaganda yang datangnya dari kaum musyrikin. Karena disampingnya terdapat sang kekasih pilihan Allah yang dengan setia mendampingi dan memperkuat aktifitas dakwahnya, sehingga terasa ringan beban yang diemban dan ringan pula menghadapi cobaan apa pun yang dilakukan oleh kaumnya.
Setelah menerima wahyu pertama di Gua Hira, Rasulullah kembali ke rumah dengan perasaan takut seraya berkata kepada Khadijah, ”Selimuti aku! Selimuti aku!” Maka Khadijah menyelimutinya hingga hilang perasaan takutnya itu. Beliau menceritakan semua yang telah terjadi. “Aku khawatir pada diriku,” kata Rasulullah. Khadijah menjawab, “Tidak perlu khawatir, Allah tidak akan pernah menghinakanmu, sesungguhnya engkau orang yang menjaga tali silaturrahmi, senantiasa mengemban amanah, berusaha memperoleh sesuatu yang tiada, selalu menghormati tamu dan membantu orang-orang yang berhak untuk dibantu.” Setelah keadaan Rasulullah membaik, Khadijah mengajak suaminya menemui Waraqah bin Naufal, sepupunya yang memeluk agama Nasrani di zaman Jahiliyah dan menulis buku Injil dengan bahasa Ibrani. “Dengarkan sepupuku, kata-kata dari keponakanmu ini!” kata Khadijah.
“Wahai keponakanku, apa yang engkau lihat?” tanya Waraqah pada Muhammad SAW. Rasulullah menceritakan tentang apa yang telah dilihatnya. Waraqah berkata, “Ini adalah Malaikat yang telah Allah turunkan kepada Nabi Musa. Andai aku dapat bertahan, aku berharap masih hidup ketika kaummu mengusirmu.” Rasulullah bertanya, “Kenapa mereka mengusirku?”,“Tidak seorang pun yang datang dengan sesuatu sebagaimana yang kau emban ini kecuali dimusuhi oleh kaumnya. Jika aku masih hidup sampai pada harimu, tentu aku akan menolongmu dengan sungguh-sungguh,”.
Waraqah tidak sempat terlibat dalam aktifitas dakwah Nabi, karena keburu meninggal dunia dan tidak sempat mendengarkan ajaran wahyu yang diturunkan pada Muhammad SAW. - Menemani Dakwah Rasulullah SAW.
Khadijah meyakini seruan suaminya dan menganut agarna yang dibawanya sebelum diumumkan kepada rnasyarakat. Itulah langkah awal Khadijah dalam menyertai suaminya berjihad di jalan Allah dan turut menanggung pahit getirnya gangguan dalam menyebarkan agama Allah. Setelah berdakwah secara sembunyi- sembunyi, turunlah perintah Allah kepada Rasulullah untuk memulai dakwah secara terang-terangan. Karena itu, datanglah beliau ke tengah-tengah umat seraya berseru lantang, “Allahu Akbar, Allahu Akbar… Tiada Tuhan selain Allah, tiada sekutu bagi-Nya, Dia tidak melahirkan, juga tidak dilahirkan.” Seruan beliau sangat aneh terdengar di telinga orang-orang Quraisy.
Rasulullah Muhammad memanggil manusia untuk beribadah kepada Tuhan yang satu, bukan Laata, Uzza, Hubal, Manat, serta tuhan-tuhan lain yang mernenuhi pelataran Ka’bah. Tentu saja mereka menolak, mencaci maki, bahkan tidak segan-segan menyiksa Rasulullah. Setiap jalan yang beliau lalui ditaburi kotoran hewan dan duri. Khadijah tampil mendampingi Rasulullah dengan penuh kasih sayang, cinta, dan kelembutan. Wajahnya senantiasa membiaskan keceriaan, dan bibirnya meluncur kata-kata jujur. Setiap kegundahan yang Rasulullah lontarkan atas perlakuan orang-orang Quraisy selalu didengarkan oleh Khadijah dengan penuh perhatian untuk kemudian dia memotivasi dan rnenguatkan hati Nabi Muhammad SAW.
Akhirnya kisah Nabi Muhammad dengan Siti Khadijah harus benar-benar kita teladani dan diimplementasikan dalam kehidupan kita. Karena hubungan suami dan istri dalam sebuah ikatan pernikahan adalah kehidupan bersama hingga akhir hayat. Layaknya sebuah sandal pasti ada sisi kanan dan sisi kiri, jika salah satu sisinya tidak ada maka tidak dapat berfungsi secara maksimal.
1. Metode Ceramah
Dapat dikatakan bahwa cara mengajar yang demikian, sangat sederhana, sering dipakai, tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan ialah cara mengajar dengan cara ceramah atau bercerita layaknya menyampaikan pidato. Metode ini sangat sering dipakai dan terpercaya dapat mensukseskan kegiatan belajar mengajar, namun berceramah akan sangat membosankan dan membuat ngantuk. Akhirnya, akan menjadi tantangan tersendiri bagi pendidik masa kini agar lebih berinovasi dalam memerankan tanggungjawabnya danmencerdaskan kehidupan banga.
Dibalik penerapan metode ceramah yang terkesan membosankan, guru akan lebih bisa memantau kelas dan kedekatan guru dengan siswa juga akan menjadi lebih intens. Terlebih jika tersampaikannya sutu materi akan lebih mengena daripada siswa hanya diperintahkan utntuk membaca sendiri buku pegangan atau hanya sekedar mengerjakan tanpa diarahkan oleh guru. Dan jika ada siswa yang berkelahi, atau lempar-lemparan kertas atau sekedar bermain di sendiri di dalam kelas, guru bisa langsung menegurnya agar fokus siswa kembali dalam kelas. Dan akan menjadi tantangan yang berkelanjutan untuk setiap guru adalah selalu kreatif dan menciptakan inovasi dalam mengembangkan metode belajarnya agar senantiasa menarik dan dapat benar-benar memanusiakan manusia.
Adapun inti dari penerapan metode ceramah adalah berfokus pada guru. Siswa diminta dan diharuskan untukmemperhatiakn gurunya. Penyampaian kisah Nabi Muhammad dan Siti Khadijah di Makkah dengan metode ini tentu akan sangat membosankan. Karena bisa jadi, siswa menganggap remeh materi tersebut karena sudah saking seringnya dia mendengar cerita serupa. Oleh karena itu sebagai pendidik yang cermat, jenius dan bertanggyngjawab dengan tugasnya akan memutar otak agar kelas menjadi efektif dan siswa nyaman serta faham materi. Misalnya, yaitu dengan memberikan kuis berhadiah, dengan tema materi yang disampaikan. Dilaksanakan di tengah-tengah pembelajaran atau saat guru merasa bahwa siswanya sudah mulai tidak kondusif lagi.
2. Metode Pembelajaran Materi
Metode pembelajaran materi ini menggunakan gabungan dari beberapa strategi. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan materi yang kita sampaikan adalah materi sejarah yang sangat membosankan para siswa. karena sudah diulang-ulang sejak mereka kecil atau telinga mereka sudah sangatfemiliar dengan segala kisah yang di sajikan oleh guru.
Terlebih saat ini posisi guru di hati dan fikiran para siswa kalah dari permaianan game online. Sangat miris memang, namun kita tidak bisa menolak era industri 4.0. ini. yang seharusnya kita lakuakan adalah memodifikasi proses belajar kita dengan menyesuaikan zamannya. Diharap dengan hal tersebut kegiatan memanusiakan manusia ini akan terus berjalan dan gemilang.
Mengingat tujuan pendidikan nasional dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional. bab 1 pasal 1 ayat 1 "pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaan agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara." berdasarkan pengertian pendidikan ini maka fungsi utama pendidikan adalah mr=engembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban manusia yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat (jamani rohani), berilmu dan beramal, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggungj jawab.
Rencana pembelajaran dalam menyampaikan materi ini adalah sebagai berikut:
- Guru membuka pelajaran dengan senyum, sapa salam, dan memerintahkan ketua kelas untuk memimpin doa bersama, setelah itu mengabsen siswa, kemudian memberikan free test, berupa ulasan singtat terkai materi yang telah disampaikan di pertemuan sebelumnya.
- Kemudia sebelum masuk materi, posisi duduk siswa diubah atau diatur menjadi betuk melingkar, agar mengurangi timbulnya siswa yang kurang memperhatikan, ramai sendiri, bahkan tidur. Karena ateri sejarah akan sangat membosankan di mata sebagian besar siswa.
- Setelah itu sebagai ice breaking di awal terapkan juga metode yang disebut “Hembsan Angin Kencang”. Metode ini merupakan kegiatan pembuka yang cepat dan memberi siswa keleluasaan untuk bergerak dan tertawa. Kegiatan ini merupakan sarana untuk membentuk tim yang baik dan meungkinkan siswa untuk lebih mengenal satu sma lain.
- Prosedurnya: aturlah kursi secara melingkar. Perintahkna siswa untuk duduk pada salah satu kursi. Harus ada cukup kursi bagi semua siswa. selanjutnya katakan bahwa jika mereka setuju dengan pernyataan anda berikutnya, mereka harus berdiri dan berpondah di kursi lain. kemudian berdirilah di tengah lingkaran dengan berkata: “Nama saya adalah … dan ANGIN KENCANG BERHEMBUS …” Pilihlah ending yang lebih pas untuk semua siswa dalam kelas, semisal “menyukai Siti Khadijah”. Sampai di sini, setiap siswa yang menyukai Siti Khadijah berdiri dan berpindah ke kursi yang kosong. Ketika siswa berpindah, pastikan bahwa nda mnempati salah satu kursi kosong. Jika sudah, selanjutnya satu orang siswa tidak akan mendapatkan kursi untuk duduk dan akan menggantikan anda sebagai orany yang berdiri di tengah-tengah. Perintahkan agar siswa yang baru berdiri di tegah-tengah itu menyelasikan kalimat tidak utuh yang sejenis. Ahirnya mainkan permainan ini dengan mempertimbangkan kesesuaian situasi.
- Variasi: sediakan daftar panjang ending yang bisa digunakan oleh siswa. sertakan materi yang relevan dengan mata pelajarannya. Misalnya, “yang lebih menyukai Nabi Muhammad ketimbang Siti Khadijah” atau ketimbang kisah-kisah nabi lainnya. Emudian perintahkan yang ada di tengah adalah pasangan siswa, bukannya stu orang siswa. perintahkan mereka untuk secara bersamaan memilih ending yang tepat untuk kalimat yang dilontarkan.
Materi di atas sengaja di desain dengan kelas yang melingkar agar seluruh siswa memerhatikan, selanjutnya hembusan angin digunakan agar [elajaran sejarah menjadi lebih mengasyikkan, adapun materi sesungguhnya disampaikan menggunakan metode ceramah, agar lebih jelas. Di akhir pelajaran dipersilahkan siswa untuk menyampaikan kegelisahannya dan memberikan sedikit kesimpulan dalam materi yangtelah diajarkan, taklupa diberikan tugas rumah yang terkait dengan materi tadi/
Semoga dengan pembelajaran yang di desain sedemikian rupa akan dapat menarik minat siswa dalam pembelajaran secara penuh dan prosespembalajaran tidak monoton. Serta keterlibatan antara siswa dengan murid akan saling menguntungkan atau terjalin simbiosis mutualisme. Tak lupa selingan ice breaking pun diberikan agar siswa dan guru tetap fresh.
ANALISIS DAN IMPLEMENTASI
Berdasarkan hasil pembahasan tentang Nabi Muhammad dan Siti Khadihah di Makkah maka kami dapat menarik kesimpulan bahwasannya:
- Rasulullah SAW lahir pada Tahun Gajah. Tahun dimana pasukan gajah dipimpin oleh Abrahah Habasyah yang tengah ingin merobohkan Ka’bah. Yang akhirnya tidak atas seiin Allah Ka’bah tetaop beriri hingga saat ini.
- Pada tahun ke empat puluh, Allah SWT memuliakan beliau SAW dengan ditetapkan sebagai Nabi dan Rasul dengan turunnya Malaikat Jibril kepadanya, dimana sebelumnya beliau menyenndiri dan beribadah di Gua Hira disebelah atas Jabal Nur. Malaikat Jibril pun datang kepada Rasul dan turunlah wahyu yang pertama yang ia bawakan dari Allah SWT, yaitu (QS. Al-Alaq:1-5).
- Nabi melancarkan misi dakwahnya melalui dua jalan, yaitu secara diam-diam kemudian secara terang-terangan.
- Adapun di setia misi dakwahnya, tak lepas dari sokongan moral maupun materil dari istrinya yaitu Siti Khadijah. Beliau adalah istri yang rela melimpahkan seluruh hartanya demi dakwah Nabi Muhammad kala itu.
- Khadijah tampil mendampingi Rasulullah dengan penuh kasih sayang, cinta, dan kelembutan. Wajahnya senantiasa membiaskan keceriaan, dan bibirnya meluncur kata-kata jujur. Setiap kegundahan yang Rasulullah lontarkan atas perlakuan orang-orang Quraisy selalu didengarkan oleh Khadijah dengan penuh perhatian untuk kemudian dia memotivasi dan rnenguatkan hati Nabi Muhammad SAW.
- Sepasang suami istri layaknya sandal, ada sisi kanan ada juga sisi kiri, berbeda namu harus disatukan agar dapat digunakan dengan baik dan diambil nilai mafaatnya. Lebih tepatnya ialah saling melengkapi.
Selanjutnya dalam kehidupan sehri-hari, siswa diharapkan dapat meneladani kisah tersebut dan menerapkannya di keseharian mereka. Misal dalam belajar, pasti ada banyak hal yang melingkupi. Dan semua itu tak selamanya positif, terkadang rasa malas pun menghampiri. Tetapi semua itu sangat manusiawi tingga bagaimana siswa dalam mengendalikannya dan berusaha memperbaiki diri. Kemudian karena manusia adalah makhluk sosial, jadi sudah sepantasnya dalam hal apapun termasuk belajar sangat membuthkan interaksi dengan manusia lain.
Caranya ialah dengan solidaritas dalam hal kebaikan, saling mengisi dan melengkapi. Tetapi bukan untuk mencontek atau sejenisnya. Yaitu berusaha bersama melawan rasa malas dan kebodohan yang ada. Kemudian setelah sukses belajar, sudah spentasya kita membagi ilmu yang telah diperoleh. Kegiatan membagi ini dewasa ini dapat dipahami juga sebagai salah satu bentuk berdakwah di era sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mu’min, Abdul Muhammad, 2007, Khadijah ummul mu’minin, Jakarta Pusat: Pena Pundi Aksara.
Husain Haekal, Muhammad, 2013, sejarah hidup muhammad, (jakarta:litera antar nusa, 2013), hal. 65.
Khairiyah, Netly, 2017, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti/ kementrian Pendidikan Islam dan kebudayaan, Jakarta.
Syeikh, Kitab Tarikh Khulasoh Nurul Yaqin ringkasan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.
Sayyid Muhammad al-Maliki, Syeikh Maliki, 2008, Peristiwa Penting dalamSejarah Hidup Nabi, Yogyakarta: Citra Risalah.
Martin Lings, Martin, 2007, Muhammad, Jakarta: Ikrar Pemuda Abadi.
Silberman, L Melvin, 2006, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Bndung: Penerbit Nusamedia.