Oleh
: Mulia Ekawati dan Indah Asti Wijaya
SKI DI MADRASAH:
Perjuangan dan Romantika Muhammad dan Khadijah
Kompetensi Inti
1. Menerima
dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotoong-royong, kerja sama, toleran, damai) santun, responsif, dan pro-aktif
dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknollogi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah,
menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar
1.1
Meyakini bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah utusan Allah SWT.
1.2
Meyakini bahwa berdakwah adalah kewajiban setiap muslim.
1.3
Menghayati nilai-nilai perjuangan dakwah Nabi Muhammad Saw pada
periode Mekkah.
2.1 Menampilkan perilaku jujur dan sabar seperti dicontohkan Nabi Muhammad Saw. pada
awal permulaan Islam di Mekkkah.
2.2 Menunjukkan sikap tangguh dan
semangat menegakkan kebenaran sebagai implementasi dari pemahaman perjuangan
dakwah Nabi Muhammad Saw di Mekkah.
3.1
Menganalisis perjuangan dakwah Nabi Muhammad Saw di Mekkah.
3.2
Mengidentifikasi kisah Nabi Muhammad Saw dan Khadijah di Mekkah.
4.1
Menceritakan perjuangan dakwah Nabi Muhammad Saw di Mekkah.
A. MATERI
PEMBELAJARAN
1. Kelahiran Nabi
Muhammad Saw
Nabi Muhammad dilahirkan di tengah kabilah yang besar hari senin tanggal 12 bulan Rabi’ul-awwal tahun
Gajah, bertepatan dengan tahun 571
M, di kota Mekkah Al-Mukarramah. Dia adalah Muhammad bin Abdullah bin
Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Quraisy
Al- ‘Arabi, dari keturunan Ismail bin Ibrahim kekasih Allah. Ibunya bernama Aminah binti Wahab dari Kabillah Bani Zuhrah al-Quraisyiyah. Nabi dilahirkan di Makkah, dekat Masjidil Haram yang dibangun oleh
Ibrahim as bersama anaknya Ismail as,
dengan misi agar ummat Islam datang dari segala penjuru mengunjunginya untuk menunaikan ibadah haji, menyembah
Allah dan tidak
mempersekutukan-Nya dengan yang lain sedikitpun. Nabi Muhammad lahir dalam
keadaan yatim karena ayahnya Abdullah, meninggal dunia
tiga bulan setelah menikahi Aminah. Nabi Muhammad
kemudian diserahkan kepada ibu pengasuh Halimah Sa’diyah. Dalam asuhannyalah
Nabi Muhammad dibesarkan sampai usia empat tahun. Setelah itu, kurang lebih dua tahun dia berada dalam asuhan ibu
kandungnya. Ketika berusia enam tahun,
dia menjadi anak yatim piatu. Seakan-akan Allah ingin melaksanakan sendiri pendidikan Nabi Muhammad, orang yang dipersiapkan untuk membawa risalah-Nya yang terakhir.
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung
jawab merawat Nabi Muhammad. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Seperti juga Abdul Muthalib, dia sangat disegani dan dihormati orang Quraisy dan penduduk Makkah secara keseluruhan, tetapi dia miskin.
jawab merawat Nabi Muhammad. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Seperti juga Abdul Muthalib, dia sangat disegani dan dihormati orang Quraisy dan penduduk Makkah secara keseluruhan, tetapi dia miskin.
Dalam usia muda, Nabi Muhammad sebagai pengembala kambing
keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan pengembalaan ini dia menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Dalam suasana demikian, dia ingin melihat sesuatu di balik semuanya. Pemikiran dan perenungan itu membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi, sehingga ia terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya, karena itu sejak muda ia sudah dijuluki al-Amin, orang yang terpercaya.
keluarganya dan kambing penduduk Makkah. Melalui kegiatan pengembalaan ini dia menemukan tempat untuk berpikir dan merenung. Dalam suasana demikian, dia ingin melihat sesuatu di balik semuanya. Pemikiran dan perenungan itu membuatnya jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi, sehingga ia terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya, karena itu sejak muda ia sudah dijuluki al-Amin, orang yang terpercaya.
Ketika Nabi Muhammad Saw berusia dua belas tahun, Abu Thalb membawanya
berdagang ke negeri Syam hingga mereka sampai di Bushra yang masih termasuk
wilayah Syam dan merupakan ibukota Hauran. Di negeri ini dikenal seorang Rahib
(pendeta) yang bernama Bahira. Ketika rombongan tiba, dia langsung menyongsong
beliau dan pamannya kemudian memegang tangan Rasulullah sembari berkata, “
Inilah penghulu alam semesta, inilah utusan Rabb alam semesta, dia di utus oleh
Allah sebagai rahmat bagi alam semesta ini.” Singkat cerita, dia meminta Abu
Thalib agar memulangkan keponakanyya ke Mekkah dan tidak membawanya ke Syam
sebab khawatir bila tertangkap oleh orang-orang Romawi dan Yahudi. Akhirnya,
pamannya mengirimnya pulang ke Mekkah.
Pada usia remaja, Rasulullah ikut serta bersama dengan penduduk Mekkah dalam beberapa perkara-perkara penting, diantaranya adalah:
Perang Fujjar, yaitu perang antara
Quraisy dan Qais pada bulan-bulan Haram, dan Kesepakatan al-Fudhul, yaitu orang-orang Quraisy melakukan
kesepakatan bahwa tidak didapatkakn seseorangpun
di Mekkah kecuali mereka akan menolongnya.
Suatu hari Abu Ṭalib mendengar berita bahwa ada seorang saudagar
kaya, yaitu Khadijah binti khuwailid yang mengupah orangorang Quraysh yang
menjalankan dagangannya. Ketika mendengar berita bahwa Khadijah sedang
menyiapkan barang dagangannya untuk dibawa ke Syam, Abu Ṭhalib
memanggil Muhammad untuk bersedia bekerja kepada Khadijah dengan mengantarkan dagangannya itu,
dengan tujuan mendapatkan upah dan hasilnya nanti sebagai tambahan
memenuh kebutuhan hidup keluarganya yang kekurangan. Ketika itu usia Muhammad
mencapai dua puluh lima tahun. Muhammad kemudian berangkat ke Syam ditemani Maisarah, lakilaki
pembantu Khadijah. Dengan kejujuran dan kemampuannya Muhammad mampu
memperdagangkan barang-barang dagangan Khadijah dengan keuntungan lebih
banyak. Setelah pulang dari Sham, Khadijah akhirnya jatuh hati
kepada Muhammad dan berhasrat ingin menikah dengan pemuda seperti Muhammad.
Padahal sebelumnya telah menolak lamaran
dari beberapa laki-laki yang usianya sudah empat puluh tahun.
2.
Pernikahan Nabi Muhammad Saw bersama Khadijah
Melaui Nufaishah, sahabatnya, Khadijah menyampaikan keingan hatinya
tersebut. Rupanya Muhammad juga telah menaruh hati pada Khadijah hanya saja
Muhammad tidak berani karena merasa dirinya tidak mempunyai apa-apa untuk
diberikan kepada Khadijah. Kala
itu Nabi Muhammad Saw berusia 25 tahun, sedangkan Khadijah berusia 40 tahun. Perkawinan
Muhammad dan Khadijah akhirnya berlangsung pada tahun 595 M dengan dihadiri
oleh Amr bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay, paman Khadijah sebagai walinya,
karena Khuwailid ayah Khadijah sudah meninggal sebelum perang Fujjar, namun menurut riwayat lain mengatakan
yang menjadi wali Khadijah adalah ayahnya sendiri. Dengan mas kawin dua puluh ekor
unta muda, ketika itu usia Muhammad mencapai dua puluh lima tahun dan Khadijah berusia empat puluh
tahun. Sebelum menikah dengan Muhammad, Khadijah sudah pernah menikah dua
kali, yaitu dengan Atiq bin Aidz bin Abdullah bin Amr bin Makhzum, dan yang kedua
dengan Hindun Abu Halah bin Malik bin Nabbasy bin Zurrah.
Khadijah adalah seorang janda yang berasal dari keturunan terhormat,
kaya raya, dan dikenal sangat tegas dan cerdas. Sebelumnya dia telah menjadi
incaran para laki-laki pemuka Quraysh, namun semuanya ditolak karena hanya
menghendaki hartanya bukan dirinya. Rumah tangga Muhammad dan Khadijah sangat harmonis dan selalu
dijadikan teladan dari dahulu sampai sekarang. Khadijah merupakan sosok wanita
yang istimewa di sisi Muhammad, ia bukan hanya sebagai pendamping hidup, tetapi
juga ibu, sahabat dan tempat mencurahkan
segala kepahitan hidup yang dialami oleh Muhammad selama
berdakwah. Khadijah juga demikian, senantiasa mengorbankan harta dan jiwanya
demi dawkah Islam yang diemban oleh Muhammad. Selama lima belas tahun
pernikahan mereka dikaruniai dua anak laki-laki dan empat anak perempuan, diantaranya al-Qasim dan
Abdullah yang dijuluki dengan sebutan ath-Ṭahir (yang suci) dan ath-Thayyib
(yang baik), Zaynab, Ruqayah, Ummu Kultsum dan Fatimah puteri yang paling disayangi.
3.
Di Bawah Naungan Kenabian dan Kerasulan
Taktala usia beliau sudah mendekati 40 tahun dan perenungannya
terdahulu telah memperluas jurang pemikiran antara diri beliau dan kumnya,
beliau suka mengasingkan diri. Pilihan mengasingkan diri (uzlah) yang diambil
oleh beliau ini merupakan bagian dari skenario Allah terhadapnya. Juga, agar
terputusnya kontak dengan kesibukan-kesibukan duniawi, goncangan kehidupan dan
ambisi-ambisi kecil manusia yang mengusik kehidupan menjadi sebagai suatu
perubahan, untuk kemudian mempersiapkan diri menghadapi urusan besar yang sudah
menantinya sehingga siap mengemban amanah yang agung, merubah wajah bumi, dan
meluruskan garis sejarah.
Khadijah di tengah kematangan usia dan keluhuran seorang ibu, sama
sekali tidak merasa terganggu dengan kebiasaan beliau yang suka menyendiri di
Gua Hira, yang menjauhkan beliau dengannya untuk sementara waktu. Khadijah
justru sekuat tenaga memberikan perlindungan dan ketenangan untuk beliau selama
beliau berada di rumah.dan ketika beliau berangkat menuju Gua Hira, kedua mata
Khadijah tertuju ke sana dan kadang mengirim seseorang untuk menjaga dan
melindungi beliau.
Ketika wahyu turun kepada beliau di malam qadar saat beliau berada
di dalam Gua Hira, beliau langsung pulang di tengah kegelapan fajar dalam
kondisi ketakutan, pucat, dan hati terguncang, sampai tiba di kamar Khadijah
dan rasa takut beliau hilang kara suara lembut Khadijah masuk ke dalam hati
beliau seiring cahaya fajar, hingga rasa percaya, aman, dan tenteram tertanam
dengan kuat di dalam hati. Singkat cerita, Rasulullah memulai pertarungannya demi
dakwah dan menghadapi gangguan serta penindasan terberat karena kaum Quraisy tidak terima beliau
mencaci-maki agama mereka, membodohkan akal mereka, dan menghina
sembahan-sembahan yang mereka mendapati para leluhur mereka menyembahnya.
Khadijah senantiasa mendukung, membela, dan memperkuat tekad beliau, membantu
beliau menanggung berbagai bentuk gangguan dan penindasan paling berta selama
bertahun-tahun.
4.
Perjuangan Dakwah Nabi Muhammad Saw
Dalam kehidupan Nabi Muhammad Saw dapat di bagi menjadi dua fase
yang masing-masing memiliki keistimewaan tersendiri secara total. Fase pertama
yaitu fase Mekkah yang berlangsung selama ± 13 tahun. Dalam fase Mekkah
mengalami beberapa tahapan yang memiliki karakteristik tersendiri yang
menonjolkannya dari fase yang lainnya. Fase Mekkah dapat dibagi menjadi :
1)
Tahapan dakwah sirriyah (dakwah secara sembunyi-sembunyi)
Dalam tahap dakwah Sirriyah ini berlangsung selama 3 tahun. Hal
pertama-tama yang dilakukan Rasulullah adalah menawarkan Islam kepada orang-orang
yang hubungannya dekat dengan beliau, keluarga serta sahabat-sahabat karib
beliau. Dalam sejarah Islam orang-orang yang paling dahulu dan pertama masuk
Islam dikenal sebagai as-Sabiqun al-Awwallun. Di barisan depan terdaftar istri
Nabi Muhammad Saw Ummul Mukminin, Khadijah binti Khuwailid, disusul mantan
budak beliau, Zaid bin Haritsah bin Syarahil al-Kalbi, keponakan beliau, Ali
bin Abi Thalib yang ketika itu masih kanak-kanak dan hidup di bawah asuhan
beliau serta sahabat karib beliau, Abu Bakar ash-Shiddiq. Mereka memeluk Islam
pada permulaan dakwah.
Meskipun dakwah pada tahapan ini dilakukan sembunyi-sembunyi dan
bersifat individu, namun akhirnya perihal beritanya sampai juga ke telinga kaum
Quraisy. Hanya saja, mereka belum mempermasalahkannya karena Rasululullah tidak
pernah menyinggung agama mereka ataupun tuhan-tuhan mereka. Pada akhirnya,
turunlah wahyu yang menugaskan Rasulullah agara menyampaikan dakwah kepada
kaumnya secara terang-terangan (Jahriyyah) dan menentang kebatilan mereka serta
menyerang berhala-berhala mereka.
2) Tahapan dakwah jahriyyah (dakwah secara
terang-terangan)
Dakwah jahriyyah ini ditujukan kepada penduduk Mekkah dari
permulaan tahun ke-4 kenabian hingga Rasulullah hijrah ke Madinah. Selama lebih kurang tiga tahun Nabi
Muhammad Saw. berdakwah secara rahasia atau sembunyi-sembunyi, lalu Allah Swt.
menurunkan firman-Nya:
Artinya : “Maka sampaikanlah olehmu
secara terang-terangan segala apa
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”. (QS. Al-Hijr : 94)
yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”. (QS. Al-Hijr : 94)
Ayat ini menandai dimulainya dakwah Nabi Muhammad Saw.
secara terang-terangan (secara umum) menyeru ke segenap lapisan manusia kepada
agama Islam secara terang-terangan, baik dari golongan bangsawan maupun lapisan
hamba sahaya begitu juga kaum kerabat beliau sendiri atau orang-orang yang
jauh.
5. Hijrah
ke Habasyah (Ethiopia)
Dengan adanya siksaan demi siksaan yang
terus menerus dilakukan kaum kafir Quraisy kepada kaum muslimin, terutama kaum
muslimin yang tergolong lemah secara ekonomi. Mereka sangat menderita, karena
penderitaan mereka inilah maka Rasulullah Saw. meminta para sahabatnya untuk
hijrah ke Habasyah demi menyelamatkan agama mereka di sisi raja Najasyi,
Rasulullah Saw. tahu bahwa Raja Habsyi sangat adil dan tak pernah berbuat
aniaya pada sesama manusia, kaum muslimin akan aman disana, terutama keamanan
sebagian besar kaum muslimin yang mengkhawatirkan diri dan keluarga mereka dari
kaum kafir Quraisy.
Dan peristiwa ini tepatnya terjadi pada
tahun kelima dari masa kenabian.
Hijrah ke Habasyah dilakukan kaum muslimin dalam dua gelombang, rombongan pertama kaum muslimin yang berjumlah lebih kurang 10 orang laki-laki dan
4 orang perempuan, pada tahun ke 5 bulan ke-7 kenabian. Dilanjutkan dengan rombongan hijrah kedua hingga keseluruhannya berjumlah 83 orang laki-laki
dan 18 orang perempuan. Di antara mereka terdapat Utsman bin Affan beserta
isterinya, Ruqayah binti Muhammad, Zubair bin Awwan, Abdurrahman bin Auf,
Ja’far bin Abu Thalib sebagai pemimpin rombongan dan lain-lain. Rombongan
ini mendapat sambutan yang baik dan penghormatan dari Raja Najasyi, namun
Kaum Quraisy berusaha merusak kedudukan mereka di Habasyah. Maka mereka
mengirim utusan dipimpin Abdullah bin Abi Rabi’ah dan Amr bin ’Ash serta memberi hadiah untuk raja dan memintanya agar menyerahkan kaum muslimin kepada mereka. Mereka mengatakan kepada raja bahwa kaum muslimin menjelekjelekkan Isa dan ibundanya. Tatkala raja Najasyi menanyakan hal tersebut kepada kaum muslimin, dan merekapun menjelaskan pandangan Islam tentang Isa dengan sebenar-benarnya, maka raja mengamankan mereka dan menolak untuk menyerahkan mereka kepada Kaum Quraisy.
Hijrah ke Habasyah dilakukan kaum muslimin dalam dua gelombang, rombongan pertama kaum muslimin yang berjumlah lebih kurang 10 orang laki-laki dan
4 orang perempuan, pada tahun ke 5 bulan ke-7 kenabian. Dilanjutkan dengan rombongan hijrah kedua hingga keseluruhannya berjumlah 83 orang laki-laki
dan 18 orang perempuan. Di antara mereka terdapat Utsman bin Affan beserta
isterinya, Ruqayah binti Muhammad, Zubair bin Awwan, Abdurrahman bin Auf,
Ja’far bin Abu Thalib sebagai pemimpin rombongan dan lain-lain. Rombongan
ini mendapat sambutan yang baik dan penghormatan dari Raja Najasyi, namun
Kaum Quraisy berusaha merusak kedudukan mereka di Habasyah. Maka mereka
mengirim utusan dipimpin Abdullah bin Abi Rabi’ah dan Amr bin ’Ash serta memberi hadiah untuk raja dan memintanya agar menyerahkan kaum muslimin kepada mereka. Mereka mengatakan kepada raja bahwa kaum muslimin menjelekjelekkan Isa dan ibundanya. Tatkala raja Najasyi menanyakan hal tersebut kepada kaum muslimin, dan merekapun menjelaskan pandangan Islam tentang Isa dengan sebenar-benarnya, maka raja mengamankan mereka dan menolak untuk menyerahkan mereka kepada Kaum Quraisy.
6. Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin
Khathab Masuk Islam
Di tengah suhu yang diliputi awam kezhaliman dan
penindasan, tiba-tiba muncul seberkas cahaya yang menyinari jalan, yaitu masuk
Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib. Dia masuk Islam pada penghujung tahun ke-6
kenabian, lebih tepatnya pada bulan Dzulhijjah. Keislaman Hamzah pada mulanya
adalah sebagai pelampiasan harga diri seseorang yang tidak sudi keluarganya
dihina, namun kemudian Allah membuatnya cinta terhadap Islam. Dia kemudian
menjadi orang yang berpegang teguh pada al-Urwatul Wutsqa dan menjadi
kebanggaan kaum muslimin.
Di tengah suhu yang sama pula, seberkas cahaya yang
lebih benderang dari yang pertama kembali menyinari jalan. Itulah keislaman
Umar bin al-Khaththab. Dia masuk islam pada bulan Dzulhijjah, tahun ke-6
kenabian yaitu tiga hari setelah keislaman Hamzah bin Abdul Muthalib. Nabi
memang telah berdoa kepada Allah adar dia masuk Islam sebagaimana hadits yang
dikeluarkan oleh at-Tirmidzi dan menshahihkannya dari Ibnu Umar dan hadits
hadits yang dikeluarkan oleh ath-Thabrani dari Ibnu Mas’ud dan Anas ra
bahwasanya Nabi Muhammad Saw bersabda:
“ Ya Allah, muliakanlah Islam ini dengan
salah seorang dari dua orang yang lebih Engkau cintai; Umar bin ak-Khaththab
atau Abu Jahal bin Hisyam.”
Ternyata, yang lebih dicintai oleh Allah adalah Umar
bin al-Khaththab.
7. Tahun Duka Cita (‘Amul Huzn)
Setelah umat Islam, keluarga bani Hasyim
dan bani Mutholib terbebas dari pemboikotan dan pengasingan dan Nabi Muhammad
Saw. telah melakukan dakwah lebih kurang 10 tahun. Selang beberapa bulan
kemudian, dua orang pelindung Rasulullah, Siti Khadijah binti Khuwalid dan Abu
Thalib bin Abdul Muthalib
wafat. dua orang yang menjadi tulang punggung dalam melaksanakan tugasnya menyiarkan agama Islam, Abu Thalib menjadi perisai yang melindungi dan
memelihara Nabi Muhammad Saw. dengan segala kekuatan dan ketabahan hati
yang dimilikinya. Penyakit keras telah menjulur ke seluruh tubuh Abu Thalib,
dan ia tidak dapat meninggalkan tempat tidur. Tak lama kemudian ia menderita
sakaratul maut. Ketika itu Rasulullah berada di sisi kepalanya mengharap agar ia
mau mengucapkan kalimat la ilaha illallah sebelum kematiannya.
wafat. dua orang yang menjadi tulang punggung dalam melaksanakan tugasnya menyiarkan agama Islam, Abu Thalib menjadi perisai yang melindungi dan
memelihara Nabi Muhammad Saw. dengan segala kekuatan dan ketabahan hati
yang dimilikinya. Penyakit keras telah menjulur ke seluruh tubuh Abu Thalib,
dan ia tidak dapat meninggalkan tempat tidur. Tak lama kemudian ia menderita
sakaratul maut. Ketika itu Rasulullah berada di sisi kepalanya mengharap agar ia
mau mengucapkan kalimat la ilaha illallah sebelum kematiannya.
Namun teman-teman buruknya yang juga
berada di sisinya, termasuk tokoh
mereka Abu Jahal, mencegahnya dengan berkata kepadanya: “Jangan tinggalkan
agama leluhurmu”. Akhirnya iapun meninggal dalam keadaan musyrik. Maka
kesedihan Rasulullah Saw. atasnya semakin berlipat ganda karena beliau telah
ditinggalkannya sebelum pamannya memeluk agama Islam. Namun pantas untuk
dicatat saat Abu Thalib sakaratul maut beliau mengucap “Aku telah yakin bahwa
agama Muhammad adalah agama yang paling baik” beberapa ahli sejarah mengambil kesimpulan bahwa Abu Thalib bin Abdul Muthalib telah menganut agama Islam dengan tidak memperlihatkan secara terus terang.
mereka Abu Jahal, mencegahnya dengan berkata kepadanya: “Jangan tinggalkan
agama leluhurmu”. Akhirnya iapun meninggal dalam keadaan musyrik. Maka
kesedihan Rasulullah Saw. atasnya semakin berlipat ganda karena beliau telah
ditinggalkannya sebelum pamannya memeluk agama Islam. Namun pantas untuk
dicatat saat Abu Thalib sakaratul maut beliau mengucap “Aku telah yakin bahwa
agama Muhammad adalah agama yang paling baik” beberapa ahli sejarah mengambil kesimpulan bahwa Abu Thalib bin Abdul Muthalib telah menganut agama Islam dengan tidak memperlihatkan secara terus terang.
Khadijah binti Khuwalid isteri Nabi
Muhammad Saw. wafat dalam usia
65 tahun. Selama 25 tahun Khadijah menemani Nabi Muhammad Saw., Khadijah sosok isteri yang setia, orang yang mula pertama mengikuti ajaran Rasulullah, telah menyokong perjuangan dakwah Islamiyah dengan segenap jiwa, raga dan harta, dan selalu memberikan kesejahteraan serta ketenteraman pada diri Nabi Muhammad Saw. menjadi mendamping dan pendukung misi dakwah Rasulullah, sehingga Rasulullah Saw. semakin merasakan duka yang sangat pedih. Sementara itu cobaan yang ditimpakan oleh kaumnya kepada beliau setelah kematian Abu Thalib dan isterinya, Khadijah, justru semakin berat. Dengan meninggalnya dua orang ini kaum Quraisy semakin menekan Nabi Muhammad Saw. dengan menyakitinya secara fisik, menghina dan melecehkan Rasulullah Saw. Abu Lahab, Hakim bin Ash dan Utbah bin Muit selalu melempari kotoran dan najis di jalanan menuju rumah dan ke halaman rumah Nabi Muhammad Saw., bahkan isteri Abu Lahab selalu meletakan duri atau pecahan-pecahan di muka pintu Rasulullah Saw.
65 tahun. Selama 25 tahun Khadijah menemani Nabi Muhammad Saw., Khadijah sosok isteri yang setia, orang yang mula pertama mengikuti ajaran Rasulullah, telah menyokong perjuangan dakwah Islamiyah dengan segenap jiwa, raga dan harta, dan selalu memberikan kesejahteraan serta ketenteraman pada diri Nabi Muhammad Saw. menjadi mendamping dan pendukung misi dakwah Rasulullah, sehingga Rasulullah Saw. semakin merasakan duka yang sangat pedih. Sementara itu cobaan yang ditimpakan oleh kaumnya kepada beliau setelah kematian Abu Thalib dan isterinya, Khadijah, justru semakin berat. Dengan meninggalnya dua orang ini kaum Quraisy semakin menekan Nabi Muhammad Saw. dengan menyakitinya secara fisik, menghina dan melecehkan Rasulullah Saw. Abu Lahab, Hakim bin Ash dan Utbah bin Muit selalu melempari kotoran dan najis di jalanan menuju rumah dan ke halaman rumah Nabi Muhammad Saw., bahkan isteri Abu Lahab selalu meletakan duri atau pecahan-pecahan di muka pintu Rasulullah Saw.
Diriwayatkan, ketika Khadijah sakit menjelang ajal, Khadijah berkata kepada
Rasululllah Saw, “Aku memohon maaf kepadamu, Ya Rasulullah, kalau aku sebagai
istrimu belum berbakti kepadamu.” Rasulullah menjawab, “Jauh dari itu ya
Khadijah. Engkau telah mendukung da’wah Islam sepenuhnya”. Kemudian Khadijah
memanggil Fatimah Azzahra dan berbisik, “Fatimah putriku, aku yakin
ajalku segera tiba, yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada
ayahmu, aku malu dan takut memintanya sendiri, agar beliau memberikan sorbannya
yang biasa untuk menerima wahyu agar dijadikan kain kafanku”
Mendengar itu
Rasulullah berkata, “Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah
dipersiapkan tempatmu di surga.” Saat itu Malaikat Jibril turun dari langit
membawa lima kain kafan. Rasulullah bertanya, “Untuk siapa sajakah kain kafan
itu, ya Jibril?”
“Kafan ini untuk
Khadijah, engkau ya Rasulullah, Fatimah, Ali dan Hasan.”, jawab Jibril.
Jibril berhenti dan
menangis. Rasulullah bertanya, “Kenapa, ya Jibril?”
“Cucumu yang satu,
Husain tidak memiliki kafan, dia akan dibantai dan tergeletak tanpa kafan dan
tak dimandikan.”
Rasulullah berkata di
dekat jasad Khadijah, “Khadijah istriku sayang, demi Allah, aku takkan pernah
mendapatkan istri sepertimu. Pengabdianmu kepada Islam dan diriku sungguh luar
biasa. Allah Maha Mengetahui semua amalanmu. Semua hartamu kamu hibahkan untuk
Islam. Kaum muslimin ikut menikmatinya. Semua pakaian kaum muslimin dan
pakaianku ini darimu. Permohonan terakhirmu kepadaku hanyalah selembar sorban?”
“Ya Allah, ya Ilahi
rabbi, limpahkanlah rahmat-Mu kepada Khadijahku, yang selalu membantuku dalam menegakkan
Islam. Mempercayaiku pada saat orang lain menentangku. Menyenangkanku pada saat
orang lain menyusahkanku. Menentramkanku pada saat orang lain membuatku
gelisah. Oh Khadijahku sayang, kau meninggalkanku sendirian dalam perjuanganku.
Siapa lagi yang akan membantuku?”
Tiba-tiba Ali berkata,
“Aku, Ya Rasulullah!”
Saat Khadijah wafat,dakwah sudah menyebar dan bahkan ke luar Mekkah hingga
mencapai perbatasan-perbatasan Hijaz, setelah itu mencapai negeri-negeri Arab
di luarnya. Dakwah Islam disebarkan oleh sekelompok sahabat-sahabat beliau
melalui daratan dan lautan sampai ke Habasyah. Mereka berhijrah demi
menyelamatkan agama, dengan meninggalkan kampung halaman dan keluarga, seraya
menunjukkan kepada dunia salah satu gambaran iman dan pengorbanan penuh
kesabaran tiada duanya yang memenuhi pendengaran dan hati semua manusia dengan
sebuah kisah menggugah tentang ketulusan jihad, kemuliaan pengorbanan, dan
patriotisme mati syahid.
8. Nabi Muhammad Saw. Hijrah ke Thaif
Sepeninggal Abu Thalib dan Siti Khadijah,
puncak dari sikap permusuhan
kaum Quraisy semakin keras. Dalam kondisi ini timbul keinginan dari Nabi Muhammad Saw. untuk berlindung ke Thaif negeri yang terkenal berhawa sejuk dan keramahan penduduknya terhadap tamu yang datang. Dengan harapan masyarakat Thaif berkenan mendengar dakwah Islam. Perjalanan ke Thaif ini sebenarnya tidaklah mudah, mengingat sulitnya medan yang dilalui disebabkan gunung-gunung yang tinggi yang mengelilinginya. Akhirnya, Beliau sampai di Thaif bersama Zaid bin Tsabit. Akan tetapi, setiap kesulitan itu menjadi mudah bila berada di jalan Allah. Selama sepuluh hari tinggal di Thaif Nabi menyampaikan seruan tauhid meskipun ada yang mau menerima dakwah Islam, akan tetapi penduduk Thaif justru banyak yang menolak beliau dengan penolakan yang lebih buruk.
kaum Quraisy semakin keras. Dalam kondisi ini timbul keinginan dari Nabi Muhammad Saw. untuk berlindung ke Thaif negeri yang terkenal berhawa sejuk dan keramahan penduduknya terhadap tamu yang datang. Dengan harapan masyarakat Thaif berkenan mendengar dakwah Islam. Perjalanan ke Thaif ini sebenarnya tidaklah mudah, mengingat sulitnya medan yang dilalui disebabkan gunung-gunung yang tinggi yang mengelilinginya. Akhirnya, Beliau sampai di Thaif bersama Zaid bin Tsabit. Akan tetapi, setiap kesulitan itu menjadi mudah bila berada di jalan Allah. Selama sepuluh hari tinggal di Thaif Nabi menyampaikan seruan tauhid meskipun ada yang mau menerima dakwah Islam, akan tetapi penduduk Thaif justru banyak yang menolak beliau dengan penolakan yang lebih buruk.
9. Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw.
Kata “Isra” berasal dari bahasa Arab yang berarti
perjalanan malam, sedangkan menurut istilah Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad Saw.
pada suatu
malam dari Masjidil Haram ke Masjidil ‘Aqsha atau Baitul Maqdis di Palestina.
Mi’raj berarti naik atau menuju keatas, menurut istilah Mi’raj adalah naiknya
Nabi Muhammad Saw. dari Masjidil ‘Aqsha menuju ke al Arsy (Sidrotul Munthaha) untuk menghadap Allah Swt. Isra’ Mi’raj adalah pertolongan dari Allah Swt. untuk Nabi yang mulia ini. Pada malam ke-27 Rajab dari tahun kesepuluh masa kenabian, ketika Rasulullah tertidur, tiba-tiba Jibril mendatangi beliau dengan
membawa Buraq, yang dapat berlari kencang laksana kilat, lalu Jibril menaikkan
beliau di atas Buraq ini yang kemudian dari sana beliau dinaikkan ke langit dan
melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. yang agung.
malam dari Masjidil Haram ke Masjidil ‘Aqsha atau Baitul Maqdis di Palestina.
Mi’raj berarti naik atau menuju keatas, menurut istilah Mi’raj adalah naiknya
Nabi Muhammad Saw. dari Masjidil ‘Aqsha menuju ke al Arsy (Sidrotul Munthaha) untuk menghadap Allah Swt. Isra’ Mi’raj adalah pertolongan dari Allah Swt. untuk Nabi yang mulia ini. Pada malam ke-27 Rajab dari tahun kesepuluh masa kenabian, ketika Rasulullah tertidur, tiba-tiba Jibril mendatangi beliau dengan
membawa Buraq, yang dapat berlari kencang laksana kilat, lalu Jibril menaikkan
beliau di atas Buraq ini yang kemudian dari sana beliau dinaikkan ke langit dan
melihat tanda-tanda kebesaran Allah Swt. yang agung.
B.
Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang akan kami gunakan terdiri dari:
1.
Metode Timeline
Metode ini tergolong tepat untuk
pembelajaran sejarah karena di dalamnya termuat kronologi terjadinya peristiwa.
Dengan metode ini, peserta didik bisa melihat urutan kejadian dan akhirnya juga
bisa menyimpulkan hukum-hukum seperti sebab-akibat dan bahkan bisa meramalkan
apa yang akan terjadi dengan bantuan penguasaan timeline beserta
rentetan peristiwanya.
Langkah-langkah:
a. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Guru menampilkan timeline
c. Guru menjelaskan peristiwa-peristiwa penting
yang terjadi pada tahun-tahun tertentu dan menjelaskan hubungannya dari tahun
ke tahun.
d. Adakan tanya jawab mengenai
peristiwa-peristiwa dan hubungannya satu dengan yang lain.
e. Guru menarik
kesimpulan.
Pengembangan:
a. Guru bisa meminta peserta didik untuk mengisi
tahun atau peristiwa-peristiwa sejarah dari format timeline yang disediakan.
Hal ini sangat penting dipakai untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami
peristiwa sejarah dan bagaimana mereka mengakaitkan satu peristiwa dengan
lainnya.
b. Guru juga bisa meminta siswa membuat
timeline untuk sejarah keluarga masing-masing, mulai dari pernikahan orang tua
sampai waktu sekarang. Hal ini dimaksudkan untuk melatih ketrampilan berpikir
sejarah yang kronologis. Di samping itu, peserta didik juga bisa menghargai
sejarah keluarga dan dirinya.
2.
Metode ceramah
Ceramah
merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak digunakan dalam proses
belajar mengajar yang dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran
kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan. Dalam pembelajaran
SKI ini yang mengangkat materi tentang Perjuangan
Dakwah dan Romantika Nabi Muhammad dan Khadijah di Mekkah,
guru menggunakan metode ini untuk memaparkan materi tersebut. Namun, bukan
berarti semua materi dari awal sampi akhir di paparkan dengan metode ceramah
tetapi dikombinasikan dengan metode yang lain. Kombinasi dengan metode lain
berguna agar peserta didik tidak bosan ataupun kurang fokus dalam menerima
pembelajaran mengenai materi tersebut.
Metode ceramah dalam penerapannya di dalam proses belajar
mengajar juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan metode ceramah yaitu
sebagai berikut :
1. Ceramah adalah metode yang mudah dan
murah, artinya dapat menampung jumlah siswa yang banyak tanpa memerlukan
peralatan-peralatan yang lengkap dan siswa mempunyai kesempatan untuk
mendengarkan karena biaya yang diperlukan relatif kecil.
2. Konsep yang diberikan secara hirarki akan
memberikan fasilitas belajar kepada siswa.
3. Fleksibel; jika waktu sedikit bahan
dipersingkat, diambil yang penting-penting saja, jika waktu banyak dapat
disampaikan seluas-luasnya.
4. Guru dapat memberikan tekanan-tekanan
terhadap hal-hal yang penting hingga waktu dan energi dapat digunakan sebaik
mungkin.
5. Guru dapat menguasai kelas dengan mudah,
walaupun jumlah peserta didik banyak.
6. Isi silabus dapat diselesaikan dengan
lebih mudah, karena guru tidak harus menyesuaikan dengan kecepatan belajar
siswa.
7. Kekurangan atau tidak adanya buku
pelajaran dan alat bantu pelajaran tidak menghambat dilaksanakannya pelajaran.
8. Organisasi kelas dapat diatur menjadi
lebih sederhana karena tidak memerlukan settingyang
beragam.
Sedangkan
kelemahan metode ceramah adalah sebagai berikut :
1. Pelajaran berjalan membosankan,
siswa-siswa menjadi pasif, karena tidak berkesempatan menemukan sendiri konsep
yang diajarkan. Siswa hanya aktif membuat catatan saja.
2. Kepadatan konsep-konsep yang diberikan
dapat berakibat siswa tidak mampu menguasai bahan yang diajarkan.
3. Materi yang dikuasai siswa sebagai hasil
ceramah hanya terb atas pada apa yang dikuasai guru.
4. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil
ceramah akan cepat terlupakan.
5. Melalui ceramah sangat sulit ditentukan
apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
6. Ceramah menyebabkan belajar siswa
menghafal.
Beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam penerapan metode ceramah ini yaitu sebagai
berikut :
a. Guru harus mengawali pembelajaran dengan
sesuatu hal yang baik dan menarik karena dalam tahap ini akan menentukan
keberhasilan pelaksanaan metode ceramah ini.
b. Dalam tahap penyajian materi, guru harus
menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang
disampaikan.
c. Guru menutup pembelajaran dengan ringkasan
pokok-pokok materi agar materi pelajaran yang sudah difahami dan dikuasai siswa
tidak menguap kembali.
3. Metode tanya-jawab
Metode Tanya jawab dimaksudkan untuk merangsang berpikir siswa dan
membimbingnya dalam mencapai atau mendapat pengetahuan. Dalam komunikasi ini
terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.
Dengan begitu akan terjadi komunikasi aktif dalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran ini pertanyaan dapat diberikan pada awal, tengah, atau akhir
pembelajaran.
Sedangkan metode tanya jawab ini mempunyai kelebihan dan kekurangan
yaitu sebagai berikut :
1) Kelebihan
- Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan
perhatian siswa, sekalipun ketika itu siswa sedang ribut, yang mengantuk
kembali tegar dan hilang rasa kantuknya.
- Merangsang siswa untuk melatih dan
mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan.
- Mengembangkan keberanian dan keterampilan
siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
2) Kekurangan
- Siswa merasa takut, apalagi jika guru
kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan menciptakan suasana yang
tidak tegang, melainkan akrab.
- Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai
dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa.
- Waktu sering banyak terbuang, terutama
apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
4. Metode penugasan
Dalam akhir pembelajaran guru memberikan beberapa pertanyaan untuk
peserta didik. Guru menyediakan kuis untuk mengukur seberapa jauh pemahaman
peserta didik setelah pemberian pembelajaran mengenai Kisah
Nabi Muhammad dan Khadijah di Mekkah.
berikut time line Nabi Muhammad:
berikut time line Nabi Muhammad:
C. Langkah-langkah Pembelajaran
Berikut kami paparkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran SKI
dengan mengangkat materi mengenai Perjuangan Dakwah dan Romantika Nabi Muhammad
dan Khadijah di Mekkah:
No
|
Kegiatan
|
Deskripsi Kegiatan Pembelajaran
|
1
|
Pendahuluan
|
a. Pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada
Tuhan YME dan berdoa untuk memulai
pembelajaran, dapat dengan doa sebelum belajar jika pembelajaran terdapat
pada jam awal atau dengan lafal basmalah bukan pada pembelajaran jam awal.
b. Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin
c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
Guru
mengawali pembelajaran dengan yel-yel untuk membangkitkan semangat
peserta didik. Ini sangat berguna untuk semangat peserta didik yang sudah
mulai menurun ketika pembelajaran SKI yang diampu berada di jam terakhir
tidak seperti pada jam awal.
Yel-yel “
Semangat pagi.. Pagi.. Pagi.. Pagi..”
Belajar hari
ini?
Yess...Oke....
Semangat...
d. Menyampaikan
tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik dalam
pembelajaran hari itu.
|
2
|
Inti
|
Penyampaian
materi oleh guru dengan :
1.
Metode Timeline , dengan langkah-langkah sebagai berikut:
-
Guru menjelaskan kompetensi yang harus di capai serta
manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi pembelajaran yang akan
dipelajari.
-
Guru menampilkan timeline
-
Guru menjelaskan peristiwa-peristiwa penting yang
terjadi pada tahun-tahun tertentu dan menjelaskan hubungannya dari tahun ke
tahun.
-
Adakan tanya jawab mengenai peristiwa-peristiwa dan
hubungannya satu dengan yang lain.
-
Guru menarik kesimpulan.
2. Metode
Ceramah
Dalam menggunakan metode ini guru menjelaskan materi yang diajarkan pada
pertemuan itu. Adapun langkah-langkah metode ceramah yaitu :
- Guru melakukan persiapan dengan baik dan
matang sebelum memulainya.
- Guru menyampaikan materi pembelajaran
dengan cara bertutur dan harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarah
pada materi pembelajaran yang sedang disampaikan.
3. Metode Tanya-Jawab
Metode tanya jawab ini digunakan setelah guru
selesai menjelaskan materi pembelajaran kepada peserta didik dengan metode
ceramah. Langkah-langkah dari metode tanya-jawab ini ialah :
- Guru mengajukan pertanyaan
kepada seluruh atau
beberapa peserta didik untuk menguji .
- Guru memberikan waktu yang cukup kepada peserta didiknya untuk memikirkan jawabannya.
- Guru membimbing peserta
didik agar tanya jawab berlansung dalam suasana tenang dan bukan dalam suasana tegang dan penuh persaingan
yang tak sehat diantara peserta
didik.
|
3
|
Penutup
|
- Di akhir
pemberian materi pembelajaran mengenai Perjuangan Dakwah dan Romantisme Nabi
Muhammad dan Khadijah di Mekkah, guru menarik kesimpulan apa yang dapat
diambil dari kisah mereka. Kemudian guru memberikan tugas kepada peserta
didik yaitu guru menyediakan kuis untuk mengukur seberapa jauh pemahaman
peserta didik setelah pemberian pembelajaran mengenai Perjuangan Dakwah dan Romantika
Nabi Muhammad dan Khadijah di Mekkah.
- Guru
mengakhiri pembelajaran dengan salam penutup dan doa.
- Guru
melakukan evaluasi terhadap cara penyampaian pemberian materi pembelajaran
- Guru
melakukan penilaian terhadap pemahaman peserta didik terhadap materi yang
telah disampaikan melalui kuis yang diberikan sebelumnya.
|
D.
Analisa dan Implementasi
Berdasarkan pembahasan materi mengenai Perjuangan Dakwah dan
Romantika Nabi Muhammad dan Khadijah di Mekkah, maka dapat kita tarik
kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1.
Khadijah adalah istri pertama Nabi Muhammad Saw yang pertama kali
beriman kepada Allah dan orang yang berjasa bagi dakwah beliau dan penyebaran
Islam. Khadijah senantiasa
mendukung, membela, dan memperkuat tekad Nabi Muhammad Saw, membantu beliau
menanggung berbagai bentuk gangguan dan penindasan paling berta selama
bertahun-tahun.
2.
Dalam dakwah Nabi Muhammad Saw terdapar 2 fase selama berdakwah di
Mekkah yaitu dakwah sirriyah (dakwah secara sembunyi-sembunyi) dan dakwah
jahriyyah (dakwah secara terang-terangan).
3. Orang-orang yang paling dahulu dan
pertama masuk Islam dikenal sebagai as-Sabiqun al-Awwallun yang terdiri dari
Khadijah binti Khuwailid, Zaid bin Haritsah bin Syarahil al-Kalbi, Ali bin Abi
Thalib, Abu Bakar ash-Shiddiq. Mereka memeluk Islam pada permulaan dakwah.
Selanjutnya yang masuk Islam ialah Hamzah
bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khathab.
Adapun implementasi dari Kisah Nabi Muhammad dan
Khadijah di Mekkah ialah :
1. Keharmonisan rumah tangga Nabi Muhammad
dan Khadijah yang bisa dijadikan teladan bagi para pasangan suami-istri di
Indonesia ini. Senantiasa membina bahtera rumah tangga dengan tujuan selalu
mengharapkan keridhoan Allah dan bercita-cita kelak dapat bersama di Surga
Allah.
2. Kesetiaan Khadijah yang senantiasa
selalu membersamai Nabi Muhammad hingga Khadijah wafat. Wahai kalian para
istri, hendaklah melihat betapa setianya Khadijah terhadap Rasulullah. Maka,
dalam kehidupan rumah tangga seorang istri hendaknya meneladani sosok Khadijah
yang selalu setia terhadap suaminya, setia dalam keadaan apapun.
3. Salah satu kunci kesuksesan dakwah Nabi Muhammad SAW adalah kesabaran
dan ketabahannya. Beliau adalah sosok teladan bagi alam semesta, kesabaran dan
ketabahannya membuat beliau termasuk dalam nabi-nabi yang tinggi derajatnya di
sisi Allah SWT. Beliau termasuk nabi yang mendapat gelar Ulul Azmi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku pegangan siswa SKI MA kelas X Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Nasional Republik Indonesia
Al-Mubarakfuri, Syaikh Syafiyyurrahman. 2001. Perjalanan
Hidup Rasul yang Agung Muhammad Saw Dari Kelahiran Hingga Detik-detik Terakhir.
Jakarta : CV. Mulia Sarana Press
Abdurrahman, Aisyah. 2018. Biografi Istri dan Putri
Nabi Saw ( Tarajim Sayyidat bait an-Nubuwwah). Jakarta : Ummul Qura.
Abdul
Majid. 2017. Strategi Pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakaria.