PEMBELAJARAN SKI DI MADRASAH: SUNAN KALIJAGA


Oleh: Aven Desy Shofyana

 PEMBELAJARAN SKI DI MADRASAH:
SUNAN KALIJAGA



KOMPETENSI INTI
KI 1 dan 2, Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3, memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4, Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan

KOMPETENSI DASAR
1.1   Menyadari bahwa berdakwah adalah kewajiban setiap muslim
1.2  Menghayati nilai-nilai perjuangan sunan kalijaga dalam mensyiarkan Islam
2.2  Menghargai nilai-nilai sejarah perkembangan Islam di Indonesia.
2.3 Meneladani sikap istiqamah seperti dicontohkan Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan Islam
3.1 Memahami biografi Sunan Kalijaga dan perannya dalam mengembangkan Islam

A.   MATERI
1.     Biografi Sunan Kalijaga
Kelahiran Sunan Kalijaga juga memiliki kisah menarik. Ia lahir pada tahun 1450 M. Raden Syahid hidup dalam empat era, yakni masa majapahit (sebelum 1478), kesultanan Demak (1481-1546), kesultanan Pajang (1546-1568) dan awal pemerintahan Mataram (1580-an). Sunan Kalijaga adalah gelar yang diberikan kepada Raden Mas Syahid. Sunan Kalijaga adalah salah satu anggota dari Walisongo. Beliau adalah putra dari seorang adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau yang biasa disebut dengan Aria Teja (IV) adalah keturunan Ranggalawe yang sudah berAgama Islam dan berganti nama Raden Sahur. Kekuasaan adipati saat itu sama dengan raja, tetapi di bawah kekuasaan Maharaja. Kadipaten Tuban, waktu itu berada di bawah kekuasaan kerajaan majapahit. Ibunya bernama Dewi Nawangrum. Raden Sahid ini menikah dengan Dewi Sarah binti Maulana Ishak dan berputra tiga orang yaitu: Raden Umar Said atau Sunan Muria, Dewi Rukoyah dan Dewi Sofiah.
Beliau lahir dari kalangan keluarga bangsawan asli di Istana Tumenggung Ario Tejo alias Adipati Wilwatikto di Tuban, Sunan Kalijaga juga mempunyai banyak nama diantaranya Lokajaya, syekh malaya, dan pangeran Tuban. Sedangkan gelar Kalijaga ini berasal dari kata jaga (menjaga) dan kali (sungai). ia dididik dalam bidang pemerintahan dan kemiliteran, khususnya di bidang Angkatan laut, ia juga ahli dibidang pembutan kapal laut yang dibuat dari kayu jati, yang nama mudanya atau nama kecil adalah Raden Mas Syahid atau Jaka said. Raden Sahid sewaktu kecil sudah mempunyai rasa solidaritas yang tinggi pada kawan-kawannya, ia bahkan tak segan-segan masuk dan bergaul kedalam lingkungan rakyat jelata. Ketika itulah ia tidak tahan lagi melihat penderitaan orang-orang miskin pedesaan.
Keika Raden syahid lahir di bumi Tuban, keadaan Majapahit mulai surut. Beban upeti kadipaten terhadap pemerintah pusat semakin besar sehingga masa muda Raden syahid dipenuhi dengan keprihatinan. Lebih-lebih ketika Tuban dilanda musim panjang, gelora jiwa syahid tak tertahan. Napas panjang dihelanya, dan dia berkata “mengapa rakyat kadipaten Tuban yang sudah hidup sengasara dibuat lebih menderita, Ramanda?” Muka sang ayah memerah. Namun sang ayah merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya seorang raja bawahan. banyak orang yang prihatin atas kondisi serba kesulitan yang tidak bisa berbuat apa-apa. Sebaliknya, banyak elite yang ketahuan berbuat salah bahkan terbukti secara hukum tetapi dengan enteng menyatakan pada khalayak ramai bahwa dirinya tak bersalah.
Raden syahid akhirmya memilih menjadi maling cluring. Yaitu istilah yang digunakan bagi pencurian yang hasil curiannya dibagikan kepada orang miskin. Mula-mula dia bongkar gudang kadipaten, ambil bahan makanan, dan membagi-bagikannya kepada orang-orang yang memerlukannya denga cara diam-diam. Penerima bahan makanan tk pernah tau siapa yang membagikannya. Namun, lewat intaian para penjaga keamanan kadipaten, akhirnya Raden Syahid tertangkap basah. Ia dibawa dan dihadapkan kepada adipati Tumenggung Wilatikta.
Dari peristiwa itu akhirnya Raden syahid diusir dari kadipaten karena keluarganya merasa tercoreng atas perilakunya. Akan tetapi pengusiran itu bukannya membuat Raden syahid kapok dan jera, malahan dia memrampok dan mebegal orang-orang kaya. di daerah hutan Jati Wangi, ia melihat seorang laki-laki Tua yang tak lain adalah sunan bonang, akan tetapi Raden syahid tidak mengenalinya. Singkat cerita dengan kesaktian Sunan bonang akhirnya membuat Raden syahid Tercerahkan hidupnya. Menyadari bahwa perbuatan yang telah dilakukannya tersebut meskipun tampak mulia akan tetapi tetap jalan yang salah. Hingga akhirnya Raden syahid berguru pada sunan Bonang.
2.     Dakwah Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah salah satu wali yang sangat terkenal karena kesaktian dan kecerdasannya. Ia juga seorang politikus yang “mengasuh” para raja beberapa kerajaan Islam. Selain itu, Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai budayawan yang santun dan seniman wayang yang hebat. Cara beliau berdakwah dianggap berbeda dengan metode para wali yang lain. Ia dengan berani memadukan dakwah dengan seni budaya yang mengakar di masyarakat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila dalam mempraktikan pengajaran syariat Islam banyak dicampuri dengan unsur-unsur adat lama dan cenderung berkompromi dengan kepercayaan pra Islam, misalnya melalui wayang, gamelan, tembang, dan lain-lain.
a.     Wayang
Sunan Kalijaga terkenal pandai mendalang. Sebagai dalang, Sunan Kalijaga dikenal dengan nama Ki Dalang Sida Brangti. Sunan Kalijaga mengarang lakon-lakon wayang dan menyelanggarakan pagelaran-pagelaran wayang kulit dengan upah berupa Jimat Kalimasada  atau ucapn kalimat syahadat. Beliau mau memainkan lakon-lakon wayang yang biasanya untuk meramaikan suatu pesta peringatan-peringatan asal yang memanggil itu mau bersyahadat sebagai kesaksian bahwa ia rela masuk Islam.
Ketika mendalang itulah Sunan Kalijaga menyisipkn ajaran-ajaran Islam. Lakon yang dimainkan tak lagfi bersumber dari kisah ramayana dan mahabarata yang bernuansa Hindu, melaiinkan kisah-kisah ciptaan Sunan Kalijaga, diantaranya adalh lakon Jimat Kalimasada, Dewa Ruci, dan Petruk Dadi Ratu. Jimat kalimasada tak lain adalah perlambang dari kalimat syahadat. Lakon jimat kalimasada inilah yang paling sering dipentaskan. Sunan Kalijaga adalah seorang Dalang Wayang Purwa. Ia terkenal sebagai dalang wayang kulit yang sangat menarik. Bila Sunan Kalijaga pentas di suatu Desa, penonton berjubel-jubel memadati halaman. Pentas wayang Sunan Kalijaga adalah dalam rangka mendakwahkan Islam. Ia tidak pernah menarik bayaran materi. Sebagai bayarannya ia mengajak kepada seluruh hadirin untuk bersyahadat mengucapkan sumpah pengakuaan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mengakui bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Ahli sejarah mencatat, wayang yang digemari masyarakat sebelu kehadiran Sunan Kalijaga adalah wayang beber.  Wayng beber berupa kain bergambar kisah pewayangan. Pada mulanya penggambaran tokoh wayang itu mirip manusia, da dinilai bertentnangan dengan syara’ oleh sebagian ulama’. Ppara wali, terutama Sunan Kalijaga kemudian menyiasatinya dengan mengubah menjadi lukisan yang menghadap ke samping. Jadi, dengan menguvah bentuk dan lukisan wayang tersebut, maka tidak ada lagi alasan untuk mebuduh bahwa wujud wayang melnggar hukum Islam karena berbed dengan bentuk manusia yang sesungguhnya. Selain itu, atas saran para wali, Sunan Kalijaga juga membuat tokoh  semar, petruk, gareng, dan bagong sebagai tokoh punakwan yang lucu.
b.     Kidung
Sunan Kalijaga juga melakukan dakwah melalui kidung. Kidung Rumeksa ing Wengi merupakan sarana dakwah dalam bentuk tembang yang populer, karena dipercaya membawa tuah seperti mantera sakti. Fungsi Kidung rumeksa ing wengi ini bagi rakyat Jawa dalah:
1)    Penolak bala dimalam hari
2)    Pembebas semua denda
3)    Penyembuh penyakit termasuk gila
4)     Pembebas bencana
5)    Mempercepat jodoh
6)     Do’a menang perang
7)    Penolak hama tanaman
8)    Memperlancar mencapai cita-cita luhur.
Terdapat nafas dakwah yang tersurat dalam kidung, yaitu:
1)    Disebutnya nama Allah, malaikat, Rasul dan nabi-nabi, serta keluiarga dan para sahabat Nabi Muhammad seperti baginda Ali, USMAN, Abu Bakar, dan lain-lain.
2)    Disebutnya istilah-istilah seperti puasa, subuh, sabar, subur, syukur, insyaAllah, dan lain-lain.
Jadi, secara maknawi kidung ini merupakan dakwah Islam yang sangat kental yang membuktikan bahwa Sunan Kalijaga adaalah guru spiritual rakyat Jawa. Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai pencipta tembang Lir-ilir yang masih populer hingga saat ini. adapun syairnya adalah sebagai berikut
Lir-ilir
Lir-ilir tandure wis sumilir
Tak iji royo-royo tak sengguh temanten anyar

Bocah angon penekno blimbing kuwi

Lunyu-lunyu ya penekno kanggo masuh dodotira

Dodotira kumitir bedhah ing pinggir

Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore

Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane

Terjemahan:

Lir-ilir
Lir-ilir tanaman sudah bersemi

Tampak hijau ibarat penganten baru

Wahai penggembala panjatlah blimbing itu

Meski licin panjatlah untuk mencuci kain

Kain yang sedang robek pinggirnya

Jahitlah dan tamballah untuk

Menghadap nanti sore

Mumpung bulan terang dang lebar tempatnya
c.     Karawitan
Cara berdakwah melalui karawitan oleh Sunan Kalijaga diketahui dari gamelan yang diduga sebagai peninggalan Sunan Kalijaga. Gamelan-gamelan ini diberi nama Knjeng Kyai Nagawilaga dan Kanjeng Kyai Madu. Kini, gamelan-gamelan, yang dikenal sebagai gamelan Sekaten, itu disimpan di Keraton Yogyakarta dan Keraton Kesunanan Surakarta, seiring dengan bepindahnya Islam ke Mataram.
d.     Menganti puja-puji dengan do’a
Sunan Kalijaga juga mengganti puja-puji dalam sesaji yang biasa dilakukan umat hindu pada waktu itu dengan do’a dan bacaan dari kitab suci Al-Qur’an. Diawal syiarnya, Sunan Kalijaga selalu berkeliling ke pelosok desa. Menurut catatan Husein Jayadiningrat, Sunan Kalijaga berdakwah hingga ke Palembang dan Sumatra Selatan. Setelahg beberaa lama di Palembang, Sunan Kalijaga diperintahkan balik ke Jawa oleh Syekh Maulana Maghribi. Babad cirebon menceritakan, Sunan Kalijaga tiba dikawasan Cirebon setelah berdakwah dari palembang.
Adapun tata cara ayang menjadi kepercayaan Agama lama yang harus dirubah menurut Sunan Kalijaga ada 3 hal:
1)    Bab Samadi, sebagai puji mengheningkan cipta itu mengandung maksud untuk mencari Sasmita dan berita batin mengenai hal-hal yang sudah lewat dan yang akan datang, itu harus diusahakan agar berubah menjadi Sholat wajib.
2)    Bab Sesaji dan Kekutug atau membakar kemenyan, itu dengan maksud menyajikan kebaktian kepada lelembut, yakni mahkluk-mahkluk halus yang Ghaib seperti Jin dan Syetan agar membantu maksud serta keinginannya, dan terutama jangan hendaknya menggoda dan menggagu raktyat setempat. Hal ini sedikit demi sedikit harus diubah sehinga menjadi tata cara pemberian sedekah kepada Fakir miskin, tetangga dekatnya, sanak keluarga, famili, dan sebagainya.
3)    Bab Keramaian upacara tradisi keAgamaan, pemeluk Agama yang lama jika mengadakan peralatan perkawinan, yang kaya membuat keramaian meniru dewa yang dianutnya, misalnya:
a)     Upacara atau hiasan tumbuh-tumbuhan serta kembar mayang yang diatur sebagai Hiasan dalam upacara perkawinan. Itu yang ditiru pertamanan pohon Kelepu Dewa Daru.
b)    Suara Gamelan yang dipukul oleh para niaga itu meniru Gamelan Lokananta      dikhayangan.
c)     Wanita menari sambil Sesindenan atau menyanyi menurutkan Irama Gamelan, itu yang ditiru tarian Waranggana mengelu-elukan datangnya para dewa.
d)    Pria yang menanggapi tarian Waranggana, yang diikuti oleh yang lain-lain yang kemudian dinamai Tayuban, itu yang ditiru adalah gerak kedatangan para Dewa.
Tata cara yang ada hubungannya dengan kepercayaan Agama tadi (Semadi, sesaji, keramaian), apabila justru di gunakan alat penerangan dengan cara yang bijaksana, artinya kekeliruan itu di luruskan dengan perlahan-lahan, maka rakyat lekas sekali bisa mengikuti ajaran Islam yang benar, misalnya upacara memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Surakarta dan Yogyakarta dengan keramaian sekaten, grebeg maulud, grebeg besar dan grebeg syawal.
e.     Ajaran Narima ing Pandum
Sunan Kalijaga adalah seorang sufi yang ajarannya diikuti oleh para penguasa waktu itu. Sunan Kalijaga megajarkan sikap Narima ing pandum yang urainnya menjadi lima ikap, yakni rela, narima, temen, sabar, dan budi luhur. Kelima sifat itu sebenarnya bersumber dari ajaran Islam yakni: rela dari ridho atau ikhlas, narima dari Qona’ah, temen dari sifat amanah, sabar dari kata Shabar, dn budi luhur dalah akhlak alkarimah
f.      Ilmu kesempurnaan Hidup
Sunan Kalijaga juga mengajarkan jalan menuntut ilmu menuju kesempurnaan hidup. Ajaran yang terdapat dalam serat wali sanga pada intinya mengajarkan manusia agar dapat mencapai kedamaian dan ketentraman. Adapun caranya adalah dengan mengendalikan nafsu manusia seperti nafsu amarah, nafsu birahi, nafsu lawwanah (mementingkan diri sendiri), dn nafsu mutma-innah( cenderung dekat kepada Tuhan). Menurut Sunan Kalijaga, ketika seseorang sudah bisa menyingkirkan tiga nafsu amarah, birahi, dan lawwanah, maka ia akan sampai kepada mtma-innah.
g.     Masjid
Dalam mengajarkan Agama Islam, Sunan Kalijaga menggunakan sarana masjid sebagai tempat penyampaian dakwah. Salah satu bukti arkeologisnya adalah masjid Demak. Menurut cerita, beliau berperan aktif dalam pendirian masjid pertama di tanah Jawa itu. Sunan Kalijaga dikisahkan membuat tiang tatal. Kisah tatal untuk sokoguru dalam pendirian masjid Demak sendiri banya bercampus dengan diongeng. Sunan Kalijaga dikisahkan mempeetemukan puncak masjid Demak dengan Ka’bah setelah masjud Demak berdiri.
B.    METODE PEMBELAJARAN
1.     Metode Ceramah
Adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa. Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi dengan ceramah. Jadi metode ceramah ini guru menceritakan/menyampaikan kejadian-kejadian masa lampau dan menjelaskan hikmah apa yang bisa diambil dari sejarah tersebut.
Kelebihan Metode Pembelajaran
·      Ceramah merupakan metode yang “murah” dan sekaligus “mudah” dilakukan. Murah dalam arti bahwa proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap. Hal ini tentu berbeda dengan metode lain, seperti proyek atau latihan. Dikatakan mudah karena ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
·      Dengan menggunakan metode ceramah guru dapat dengan mudah mengusai kelas, mengorganisasikan tempat duduk dan kelas. Dengan demikian akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan pesan-pesan kepada peserta didik.
·      Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas dalam waktu yang relatif singkat. Maksudnya, materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
·      Melalui ceramah, guru dapat mengontrol  keadaan kelas, karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
·      Metode ceramah dapat digunakan bagi jumlah siswa atau peserta didik yang sangat banyak atau dalam jumlah besar.
·      Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan. Dengan demikian, metode ceramah akan sangat mudah bagi guru dalam melaksanakannya. Karena metode ini tidak memerlukan persiapan yang cukup rumit.

Kelemahan Metode Ceramah
·      Materi yang dikuasai siswa sangat terbatas pada materi yang dikuasai guru saja. Kelemahan ini yang paling dominan, sebab materi yang diberikan guru adalah materi yang dikuasainya, sehingga materi peajaran yang dikuasai siswapun  akan tergantung pada apa yang disampaikan guru itu.
·      Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbaisme.
·      Metode ceramah jika dilakukan oleh guru yang kurang memiliki kemampuan retorika yang baik, akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan pada siswa, sehingga materi yang disampaikan aka terasa menjenuhkan dan membosankan.
·      Metode ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
·      Metoode ceramah akan membawa pada nuansa pembelajaran yang lebih pasif, karena peserta didik hanya berperan sebagai “pendengar” dan “penonton” akting yang dilakukan oleh gurunya di dalam kelas.

2.     Metode Tanya Jawab
Adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi yang ada dalam pelajaran SKI. Metode Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Dalam hal ini guru juga mempunyai tugas untuk membentuk pemikiran siswa agar merasa tertarik sehingga penasaran dalam materi yang di ajarkan. Biasanya metode Tanya jawab di awali dengan metode ceramah.
            Kelebihan Metode Tanya Jawab
·      Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa
·      Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan
·      Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
            Kekurangan Metode Tanya Jawab
·      Siswa merasa takut, apabila jika guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani dengan menciptakan suasana yang tegang.
·      Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa
·      Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua dan tiga orang.
3.     Metode Diskusi
Adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Diskusi merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasi strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah.
Kelebihan Metode Diskusi
·      Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
·      Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
·      Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal
Kekurangan Metode Diskusi
·      Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
·      Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
·      Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa mengemukakan pendapat.

C.    LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
-       Guru mengucapkan salam dan berdoa bersama
-       Guru memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran
-       Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
-       Guru menciptakan kondisi belajar siswa dengan menggunakan Ice Breaking.
Ice Breaking berupa: “tepuk fokus lalala J
Cara bermain:
1.     Pemateri menyebutkan waktu pagi, siang, malam
2.     Pagi : tepuk tangan 3 kali
3.     Siang : 2 kali
4.     Malam : 1 kali
5.     Pemateri menyebutkan waktu secara acak dan berturut-turut
6.     Semua peserta harus bertepuk tangan, jika tidak akan diberikan hukuman yang menghasilkan

10 menit
Inti
1.     Metode Ceramah, adapun langkah-langkahnya:
a.     Guru menentukan topik yang akan dibahas serta menyiapkan segala hal yang diperluka.
b.     Guru menyampaikan materi terkait sesuai dengan perencanan sehingga dapat mencapai target yang diinginkan.
c.     Guru memastikan tingkat pemahaman yang diperoleh siswa dengan metode selanjutnya, yaitu
2.     Metode Diskusi, adapun  langkah-langkahnya:
a.     Memeriksa segala kesiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
b.     Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
c.     Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misal tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
d.     Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya
e.     Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.
f.      Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
g.     Me-review jalannya diskusi dengan meminta pendapat dasi seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
20 menit
3.     evaluasi
Mengadakan penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diterimanya melalui tugas
15 menit

D.   ANALISIS DAN IMPLEMENTASI
1.     Sunan Kalijaga adalah salah satu wali songo. Nama aslinya Raden Mas said beliau dilahirkan pada tahun 1450 M Di Tuban.  Dari pasangan Tumenggung Wilatikta dan Dewi Nawangrum.
2.     Beliau menyebarkan  ajaran  islam atau berdakwah dikenal dengan menggunakan seni budaya yang mengakar di Masyarakat hal tersebut menjadikan ajaran ini berbeda dengan metode-metode dakwah sunan-sunan yang lainnya, metode dakwah tersebut seperti: wayang, kidung, karawitan, menganti puji-pujian dengan do’a, ajaran nerima ing pandum, ilmu kesempurnaan hidup dan masjid untuk tempat pelaksanaan kegiatan tersebut.
Adapun Implementasi yang kami ambil dari kisah Sunan Kalijaga bahwasannya segala metode yang diajarkan beliau bisa relevan di era globalisasi. Beliau terbukti sangat efektif dalam meyakinkan orang-orang untuk memeluk islam termasuk peraturan dalam berperilaku dengan media dakwah yang beliau ajarkan. ajaran Narima ing pandum yaitu berisi tentang ajakan untuk selalu menerima atas segala pemberian-Nya meliputi takdir baik/buruk, bersikap ikhlas, bersyukur, amanah, adil, sabar, kerja keras, dan bijaksana. Dan juga ajaran pada tembang Lir-Ilir juga bernilai religius karena menunjukkan sikap yang patuh terhadap agama yang dianut dst.
            Sunan kalijaga sangat menghormati kearifan lokal budaya yang digabungnya dengan unsur-unsur islami sehingga menghasilkan seni budaya yang tidak hanya menghasilakan seni budaya mengandung unsur etis, estetis, dan bermuatan edukatif tinggi jauh dari maksiat. Warisan budaya yang diciptakan Sunan Kalijaga di atas banyak mengandung unsur pesan moral yang sangat bermanfaat untuk mengatasi degradasi moral seperti sekarang ini, dan bisa kita contoh sebagai acuan menciptakan berbagai media pembelajaran/dakwah.


DAFTAR PUSTAKA 
Gunawan, Heri, 2014, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Anshari, H. Endang Saifuddin, 2004, wawasan Islam: pokok-pokok pikiran tentang paradigma dan sistem Isla. Jakarta: Gema Insani.
https://www.seputar pengetahuan.co.id/2020/03/storyboard-adalah.htm
logoblog
Previous
« Prev Post