Oleh:
Aven Desy Shofyana
PEMBELAJARAN SKI DI MADRASAH:
SUNAN KALIJAGA
SUNAN KALIJAGA
KOMPETENSI INTI
KI 1 dan 2,
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia
KI 3,
memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4,
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
dengan kaidah keilmuan
KOMPETENSI DASAR
1.1
Menyadari bahwa berdakwah
adalah kewajiban setiap muslim
1.2 Menghayati nilai-nilai
perjuangan sunan kalijaga dalam mensyiarkan Islam
2.2 Menghargai nilai-nilai
sejarah perkembangan Islam di Indonesia.
2.3 Meneladani sikap istiqamah seperti dicontohkan Sunan Kalijaga
dalam mensyiarkan Islam
3.1 Memahami biografi Sunan Kalijaga dan perannya dalam mengembangkan Islam
3.1 Memahami biografi Sunan Kalijaga dan perannya dalam mengembangkan Islam
A.
MATERI
1.
Biografi Sunan Kalijaga
Kelahiran Sunan
Kalijaga juga memiliki kisah menarik. Ia lahir pada tahun 1450 M. Raden Syahid hidup dalam empat era, yakni masa majapahit (sebelum
1478), kesultanan Demak (1481-1546), kesultanan Pajang (1546-1568) dan awal
pemerintahan Mataram (1580-an). Sunan Kalijaga adalah gelar yang diberikan
kepada Raden Mas Syahid. Sunan Kalijaga adalah salah satu anggota dari
Walisongo. Beliau adalah putra dari seorang adipati Tuban yang bernama
Tumenggung Wilatikta atau yang biasa disebut dengan Aria Teja (IV) adalah
keturunan Ranggalawe yang sudah berAgama Islam dan berganti nama Raden Sahur.
Kekuasaan adipati saat itu sama dengan raja, tetapi di bawah kekuasaan
Maharaja. Kadipaten Tuban, waktu itu berada di bawah kekuasaan kerajaan
majapahit. Ibunya bernama Dewi Nawangrum. Raden Sahid ini menikah dengan Dewi
Sarah binti Maulana Ishak dan berputra tiga orang yaitu: Raden Umar Said atau
Sunan Muria, Dewi Rukoyah dan Dewi Sofiah.
Beliau lahir dari kalangan keluarga bangsawan
asli di Istana Tumenggung Ario Tejo alias Adipati Wilwatikto di Tuban, Sunan
Kalijaga juga mempunyai banyak nama diantaranya Lokajaya, syekh malaya, dan
pangeran Tuban. Sedangkan gelar Kalijaga ini berasal dari kata jaga (menjaga)
dan kali (sungai). ia dididik dalam bidang pemerintahan dan kemiliteran,
khususnya di bidang Angkatan laut, ia juga ahli dibidang pembutan kapal laut
yang dibuat dari kayu jati, yang nama mudanya atau nama kecil adalah Raden Mas
Syahid atau Jaka said. Raden Sahid sewaktu
kecil sudah mempunyai rasa solidaritas yang tinggi pada kawan-kawannya, ia
bahkan tak segan-segan masuk dan bergaul kedalam lingkungan rakyat jelata.
Ketika itulah ia tidak tahan lagi melihat penderitaan orang-orang miskin
pedesaan.
Keika Raden syahid
lahir di bumi Tuban, keadaan Majapahit mulai surut. Beban upeti kadipaten
terhadap pemerintah pusat semakin besar sehingga masa muda Raden syahid
dipenuhi dengan keprihatinan. Lebih-lebih ketika Tuban dilanda musim panjang,
gelora jiwa syahid tak tertahan. Napas panjang dihelanya, dan dia berkata
“mengapa rakyat kadipaten Tuban yang sudah hidup sengasara dibuat lebih
menderita, Ramanda?” Muka sang ayah memerah.
Namun sang ayah merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya seorang raja
bawahan. banyak orang yang prihatin atas kondisi serba kesulitan yang tidak
bisa berbuat apa-apa. Sebaliknya, banyak elite yang ketahuan berbuat salah
bahkan terbukti secara hukum tetapi dengan enteng menyatakan pada khalayak
ramai bahwa dirinya tak bersalah.
Raden syahid akhirmya
memilih menjadi maling cluring. Yaitu istilah yang digunakan bagi pencurian
yang hasil curiannya dibagikan kepada orang miskin. Mula-mula dia bongkar
gudang kadipaten, ambil bahan makanan, dan membagi-bagikannya kepada
orang-orang yang memerlukannya denga cara diam-diam. Penerima bahan makanan tk
pernah tau siapa yang membagikannya. Namun, lewat intaian para penjaga keamanan
kadipaten, akhirnya Raden Syahid tertangkap basah. Ia dibawa dan dihadapkan
kepada adipati Tumenggung Wilatikta.
Dari peristiwa itu
akhirnya Raden syahid diusir dari kadipaten karena keluarganya merasa tercoreng
atas perilakunya. Akan tetapi pengusiran itu bukannya membuat Raden syahid
kapok dan jera, malahan dia memrampok dan mebegal orang-orang kaya. di daerah
hutan Jati Wangi, ia melihat seorang laki-laki Tua yang tak lain adalah sunan
bonang, akan tetapi Raden syahid tidak mengenalinya. Singkat cerita dengan kesaktian
Sunan bonang akhirnya membuat Raden syahid Tercerahkan hidupnya. Menyadari
bahwa perbuatan yang telah dilakukannya tersebut meskipun tampak mulia akan
tetapi tetap jalan yang salah. Hingga akhirnya Raden syahid berguru pada sunan
Bonang.
2. Dakwah Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah
salah satu wali yang sangat terkenal karena kesaktian dan kecerdasannya. Ia
juga seorang politikus yang “mengasuh” para raja beberapa kerajaan Islam.
Selain itu, Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai budayawan yang santun dan
seniman wayang yang hebat. Cara beliau berdakwah dianggap berbeda dengan metode para wali yang lain. Ia dengan berani memadukan dakwah
dengan seni budaya yang mengakar di masyarakat. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila dalam mempraktikan pengajaran syariat
Islam banyak dicampuri dengan unsur-unsur adat lama dan cenderung berkompromi dengan
kepercayaan pra Islam, misalnya melalui wayang, gamelan, tembang, dan
lain-lain.
a. Wayang
Sunan Kalijaga terkenal
pandai mendalang. Sebagai dalang, Sunan Kalijaga dikenal dengan nama Ki Dalang
Sida Brangti. Sunan Kalijaga mengarang lakon-lakon wayang dan menyelanggarakan
pagelaran-pagelaran wayang kulit dengan upah berupa Jimat Kalimasada atau ucapn kalimat syahadat. Beliau mau
memainkan lakon-lakon wayang yang biasanya untuk meramaikan suatu pesta
peringatan-peringatan asal yang memanggil itu mau bersyahadat sebagai kesaksian
bahwa ia rela masuk Islam.
Ketika mendalang itulah
Sunan Kalijaga menyisipkn ajaran-ajaran Islam. Lakon yang dimainkan tak lagfi
bersumber dari kisah ramayana dan mahabarata yang bernuansa Hindu, melaiinkan
kisah-kisah ciptaan Sunan Kalijaga, diantaranya adalh lakon Jimat Kalimasada,
Dewa Ruci, dan Petruk Dadi Ratu. Jimat kalimasada tak lain adalah perlambang
dari kalimat syahadat. Lakon jimat kalimasada inilah yang paling sering
dipentaskan. Sunan Kalijaga adalah seorang Dalang Wayang Purwa. Ia terkenal
sebagai dalang wayang kulit yang sangat menarik. Bila Sunan Kalijaga pentas di
suatu Desa, penonton berjubel-jubel memadati halaman. Pentas wayang Sunan
Kalijaga adalah dalam rangka mendakwahkan Islam. Ia tidak pernah menarik
bayaran materi. Sebagai bayarannya ia mengajak kepada seluruh hadirin untuk
bersyahadat mengucapkan sumpah pengakuaan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah
dan mengakui bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Ahli sejarah mencatat,
wayang yang digemari masyarakat sebelu kehadiran Sunan Kalijaga adalah wayang
beber. Wayng beber berupa kain bergambar
kisah pewayangan. Pada mulanya penggambaran tokoh wayang itu mirip manusia, da
dinilai bertentnangan dengan syara’ oleh sebagian ulama’. Ppara wali, terutama
Sunan Kalijaga kemudian menyiasatinya dengan mengubah menjadi lukisan yang
menghadap ke samping. Jadi, dengan menguvah bentuk dan lukisan wayang tersebut,
maka tidak ada lagi alasan untuk mebuduh bahwa wujud wayang melnggar hukum
Islam karena berbed dengan bentuk manusia yang sesungguhnya. Selain itu, atas
saran para wali, Sunan Kalijaga juga membuat tokoh semar, petruk, gareng, dan bagong sebagai
tokoh punakwan yang lucu.
b. Kidung
Sunan Kalijaga juga
melakukan dakwah melalui kidung. Kidung Rumeksa ing Wengi merupakan sarana
dakwah dalam bentuk tembang yang populer, karena dipercaya membawa tuah seperti
mantera sakti. Fungsi Kidung rumeksa ing wengi ini bagi rakyat Jawa dalah:
1) Penolak bala dimalam hari
2) Pembebas semua denda
3) Penyembuh penyakit termasuk gila
4) Pembebas
bencana
5) Mempercepat jodoh
6) Do’a menang
perang
7) Penolak hama tanaman
8) Memperlancar mencapai cita-cita luhur.
Terdapat nafas dakwah yang tersurat dalam kidung,
yaitu:
1) Disebutnya nama Allah, malaikat, Rasul dan nabi-nabi,
serta keluiarga dan para sahabat Nabi Muhammad seperti baginda Ali, USMAN, Abu
Bakar, dan lain-lain.
2) Disebutnya istilah-istilah seperti puasa, subuh,
sabar, subur, syukur, insyaAllah, dan lain-lain.
Jadi, secara maknawi kidung ini merupakan
dakwah Islam yang sangat kental yang membuktikan bahwa Sunan Kalijaga adaalah
guru spiritual rakyat Jawa. Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai pencipta
tembang Lir-ilir yang masih populer hingga saat ini. adapun syairnya adalah
sebagai berikut
Lir-ilir
Lir-ilir tandure wis sumilir
Tak iji royo-royo tak sengguh temanten anyar
Bocah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu ya penekno kanggo masuh dodotira
Dodotira kumitir bedhah ing pinggir
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane
Tak iji royo-royo tak sengguh temanten anyar
Bocah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu ya penekno kanggo masuh dodotira
Dodotira kumitir bedhah ing pinggir
Dondomana jrumatana kanggo seba mengko sore
Mumpung padhang rembulane mumpung jembar kalangane
Terjemahan:
Lir-ilir
Lir-ilir tanaman sudah bersemi
Tampak hijau ibarat penganten baru
Wahai penggembala panjatlah blimbing itu
Meski licin panjatlah untuk mencuci kain
Kain yang sedang robek pinggirnya
Jahitlah dan tamballah untuk
Menghadap nanti sore
Mumpung bulan terang dang lebar tempatnya
Lir-ilir tanaman sudah bersemi
Tampak hijau ibarat penganten baru
Wahai penggembala panjatlah blimbing itu
Meski licin panjatlah untuk mencuci kain
Kain yang sedang robek pinggirnya
Jahitlah dan tamballah untuk
Menghadap nanti sore
Mumpung bulan terang dang lebar tempatnya
c. Karawitan
Cara berdakwah melalui karawitan oleh Sunan
Kalijaga diketahui dari gamelan yang diduga sebagai peninggalan Sunan Kalijaga.
Gamelan-gamelan ini diberi nama Knjeng Kyai Nagawilaga
dan Kanjeng Kyai Madu. Kini, gamelan-gamelan, yang dikenal sebagai gamelan
Sekaten, itu disimpan di Keraton Yogyakarta dan Keraton Kesunanan Surakarta,
seiring dengan bepindahnya Islam ke Mataram.
d. Menganti puja-puji dengan do’a
Sunan Kalijaga juga mengganti puja-puji dalam
sesaji yang biasa dilakukan umat hindu pada waktu itu dengan do’a dan bacaan
dari kitab suci Al-Qur’an. Diawal syiarnya, Sunan
Kalijaga selalu berkeliling ke pelosok desa. Menurut catatan Husein
Jayadiningrat, Sunan Kalijaga berdakwah hingga ke Palembang dan Sumatra
Selatan. Setelahg beberaa lama di Palembang, Sunan Kalijaga diperintahkan balik
ke Jawa oleh Syekh Maulana Maghribi. Babad cirebon menceritakan, Sunan Kalijaga
tiba dikawasan Cirebon setelah berdakwah dari palembang.
Adapun tata cara ayang
menjadi kepercayaan Agama lama yang harus dirubah menurut Sunan Kalijaga ada 3
hal:
1)
Bab Samadi,
sebagai puji mengheningkan cipta itu mengandung maksud untuk mencari Sasmita
dan berita batin mengenai hal-hal yang sudah lewat dan yang akan datang, itu
harus diusahakan agar berubah menjadi Sholat wajib.
2) Bab
Sesaji dan Kekutug atau membakar kemenyan, itu dengan maksud menyajikan
kebaktian kepada lelembut, yakni mahkluk-mahkluk halus yang Ghaib seperti Jin
dan Syetan agar membantu maksud serta keinginannya, dan terutama jangan
hendaknya menggoda dan menggagu raktyat setempat. Hal ini sedikit demi sedikit harus diubah sehinga menjadi tata cara
pemberian sedekah kepada Fakir miskin, tetangga dekatnya, sanak keluarga,
famili, dan sebagainya.
3)
Bab Keramaian
upacara tradisi keAgamaan, pemeluk Agama yang lama jika mengadakan peralatan
perkawinan, yang kaya membuat keramaian meniru dewa yang dianutnya, misalnya:
a) Upacara atau hiasan tumbuh-tumbuhan serta kembar
mayang yang diatur sebagai Hiasan dalam upacara perkawinan. Itu yang ditiru
pertamanan pohon Kelepu Dewa Daru.
b) Suara Gamelan yang dipukul oleh para niaga itu meniru
Gamelan Lokananta dikhayangan.
c) Wanita menari sambil Sesindenan atau menyanyi menurutkan
Irama Gamelan, itu yang ditiru tarian Waranggana mengelu-elukan datangnya para
dewa.
d) Pria yang menanggapi tarian Waranggana, yang diikuti
oleh yang lain-lain yang kemudian dinamai Tayuban, itu yang ditiru adalah gerak
kedatangan para Dewa.
Tata cara yang
ada hubungannya dengan kepercayaan Agama tadi (Semadi, sesaji, keramaian),
apabila justru di gunakan alat penerangan dengan cara yang bijaksana, artinya
kekeliruan itu di luruskan dengan perlahan-lahan, maka rakyat lekas sekali bisa
mengikuti ajaran Islam yang benar, misalnya upacara memperingati Maulid Nabi
Muhammad SAW di Surakarta dan Yogyakarta dengan keramaian sekaten, grebeg
maulud, grebeg besar dan grebeg syawal.
e. Ajaran Narima ing Pandum
Sunan Kalijaga adalah seorang sufi yang
ajarannya diikuti oleh para penguasa waktu itu. Sunan Kalijaga megajarkan sikap Narima ing pandum yang urainnya menjadi
lima ikap, yakni rela, narima, temen, sabar, dan budi luhur. Kelima sifat itu
sebenarnya bersumber dari ajaran Islam yakni: rela dari ridho atau ikhlas,
narima dari Qona’ah, temen dari sifat amanah, sabar dari kata Shabar, dn budi
luhur dalah akhlak alkarimah
f. Ilmu kesempurnaan Hidup
Sunan Kalijaga juga mengajarkan jalan menuntut ilmu menuju kesempurnaan hidup. Ajaran yang terdapat
dalam serat wali sanga pada intinya mengajarkan manusia agar dapat mencapai kedamaian dan ketentraman. Adapun caranya adalah dengan mengendalikan nafsu
manusia seperti nafsu amarah, nafsu birahi, nafsu lawwanah (mementingkan diri
sendiri), dn nafsu mutma-innah( cenderung dekat kepada Tuhan). Menurut Sunan
Kalijaga, ketika seseorang sudah bisa menyingkirkan tiga nafsu amarah, birahi,
dan lawwanah, maka ia akan sampai kepada mtma-innah.
g. Masjid
Dalam mengajarkan Agama
Islam, Sunan Kalijaga menggunakan sarana masjid sebagai tempat
penyampaian dakwah. Salah satu bukti arkeologisnya adalah masjid Demak. Menurut
cerita, beliau berperan aktif dalam pendirian masjid pertama di tanah Jawa itu.
Sunan Kalijaga dikisahkan membuat tiang tatal. Kisah tatal untuk sokoguru dalam
pendirian masjid Demak sendiri banya bercampus dengan diongeng. Sunan Kalijaga
dikisahkan mempeetemukan puncak masjid Demak dengan Ka’bah setelah masjud Demak
berdiri.
B.
METODE
PEMBELAJARAN
1.
Metode Ceramah
Adalah suatu cara penyajian bahan
pelajaran dengan melalui penuturan (penjelasan lisan) oleh guru kepada siswa.
Dalam metode ceramah proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru
umumnya didominasi dengan ceramah. Jadi metode ceramah ini guru
menceritakan/menyampaikan kejadian-kejadian masa lampau dan menjelaskan hikmah
apa yang bisa diambil dari sejarah tersebut.
Kelebihan Metode Pembelajaran
· Ceramah merupakan metode yang
“murah” dan sekaligus “mudah” dilakukan. Murah dalam arti bahwa proses ceramah
tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap. Hal ini tentu berbeda dengan
metode lain, seperti proyek atau latihan. Dikatakan mudah karena ceramah hanya
mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan
yang rumit.
· Dengan menggunakan metode ceramah
guru dapat dengan mudah mengusai kelas, mengorganisasikan tempat duduk dan
kelas. Dengan demikian akan memberikan kemudahan bagi guru dalam menyampaikan
pesan-pesan kepada peserta didik.
· Ceramah dapat menyajikan materi
pelajaran yang luas dalam waktu yang relatif singkat. Maksudnya, materi
pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru
dalam waktu yang singkat.
· Melalui ceramah, guru dapat
mengontrol keadaan kelas, karena
sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
· Metode ceramah dapat digunakan bagi
jumlah siswa atau peserta didik yang sangat banyak atau dalam jumlah besar.
· Ceramah tidak memerlukan setting
kelas yang beragam atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal
siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah
dapat dilakukan. Dengan demikian, metode ceramah akan sangat mudah bagi guru
dalam melaksanakannya. Karena metode ini tidak memerlukan persiapan yang cukup
rumit.
Kelemahan
Metode Ceramah
· Materi yang dikuasai siswa sangat
terbatas pada materi yang dikuasai guru saja. Kelemahan ini yang paling
dominan, sebab materi yang diberikan guru adalah materi yang dikuasainya,
sehingga materi peajaran yang dikuasai siswapun
akan tergantung pada apa yang disampaikan guru itu.
· Ceramah yang tidak disertai dengan
peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbaisme.
· Metode ceramah jika dilakukan oleh
guru yang kurang memiliki kemampuan retorika yang baik, akan menimbulkan
kebosanan dan kejenuhan pada siswa, sehingga materi yang disampaikan aka terasa
menjenuhkan dan membosankan.
· Metode ceramah, sangat sulit untuk
mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum.
· Metoode ceramah akan membawa pada
nuansa pembelajaran yang lebih pasif, karena peserta didik hanya berperan
sebagai “pendengar” dan “penonton” akting yang dilakukan oleh gurunya di dalam
kelas.
2.
Metode Tanya Jawab
Adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan menghasilkan
pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan siswa memahami materi yang ada dalam
pelajaran SKI. Metode Tanya Jawab akan menjadi efektif bila materi yang menjadi
topik bahasan menarik, menantang dan memiliki nilai aplikasi tinggi. Dalam hal
ini guru juga mempunyai tugas untuk membentuk pemikiran siswa agar merasa
tertarik sehingga penasaran dalam materi yang di ajarkan. Biasanya metode Tanya
jawab di awali dengan metode ceramah.
Kelebihan Metode Tanya Jawab
· Pertanyaan dapat menarik dan memusatkan
perhatian siswa
· Merangsang siswa untuk melatih dan
mengembangkan daya pikir, termasuk daya ingatan
· Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa
dalam menjawab dan mengemukakan pendapat.
Kekurangan Metode Tanya Jawab
· Siswa merasa takut, apabila jika guru kurang
dapat mendorong siswa untuk berani dengan menciptakan suasana yang tegang.
· Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai
dengan tingkat berpikir dan mudah dipahami siswa
· Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila
siswa tidak dapat menjawab pertanyaan sampai dua dan tiga orang.
3.
Metode
Diskusi
Adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Diskusi merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasi strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah.
Kelebihan Metode Diskusi
· Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif
khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide.
· Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar
pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
· Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan
pendapat atau gagasan secara verbal
Kekurangan Metode Diskusi
· Kadang-kadang pembahasan dalam
diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
· Memerlukan waktu yang cukup panjang,
yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
· Biasanya tidak semua siswa berani
menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena menunggu siswa
mengemukakan pendapat.
C.
LANGKAH-LANGKAH
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Kegiatan
|
Deskripsi
Kegiatan
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
-
Guru
mengucapkan salam dan berdoa bersama
-
Guru
memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, posisi tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran
-
Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
-
Guru
menciptakan kondisi belajar siswa dengan menggunakan Ice Breaking.
Ice Breaking
berupa: “tepuk fokus lalala J”
Cara bermain:
1.
Pemateri
menyebutkan waktu pagi, siang, malam
2.
Pagi : tepuk
tangan 3 kali
3.
Siang : 2
kali
4.
Malam : 1
kali
5.
Pemateri
menyebutkan waktu secara acak dan berturut-turut
6.
Semua peserta
harus bertepuk tangan, jika tidak akan diberikan hukuman yang menghasilkan
|
10 menit
|
Inti
|
1.
Metode
Ceramah, adapun langkah-langkahnya:
a.
Guru
menentukan topik yang akan dibahas serta menyiapkan segala hal yang
diperluka.
b.
Guru
menyampaikan materi terkait sesuai dengan perencanan sehingga dapat mencapai
target yang diinginkan.
c.
Guru
memastikan tingkat pemahaman yang diperoleh siswa dengan metode selanjutnya,
yaitu
2.
Metode
Diskusi, adapun langkah-langkahnya:
a.
Memeriksa
segala kesiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
b.
Memberikan
pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang
ingin dicapai serta aturan-aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang
akan dilaksanakan.
c.
Melaksanakan
diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanan
diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan,
misal tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
d.
Memberikan
kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan
dan ide-idenya
e.
Mengendalikan
pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas.
f.
Membuat
pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
g.
Me-review
jalannya diskusi dengan meminta pendapat dasi seluruh peserta sebagai umpan
balik untuk perbaikan selanjutnya.
|
20 menit
|
3.
evaluasi
|
Mengadakan
penilaian terhadap pemahaman siswa mengenai bahan yang telah diterimanya
melalui tugas
|
15 menit
|
D.
ANALISIS
DAN IMPLEMENTASI
1. Sunan Kalijaga adalah salah satu
wali songo. Nama aslinya Raden Mas said beliau dilahirkan pada tahun 1450 M Di
Tuban. Dari pasangan Tumenggung
Wilatikta dan Dewi Nawangrum.
2.
Beliau menyebarkan
ajaran islam atau berdakwah
dikenal dengan menggunakan seni budaya yang mengakar di Masyarakat hal tersebut
menjadikan ajaran ini berbeda dengan metode-metode dakwah sunan-sunan yang
lainnya, metode dakwah tersebut seperti: wayang, kidung, karawitan, menganti
puji-pujian dengan do’a, ajaran nerima ing pandum, ilmu kesempurnaan hidup dan
masjid untuk tempat pelaksanaan kegiatan tersebut.
Adapun
Implementasi yang kami ambil dari kisah Sunan Kalijaga bahwasannya segala
metode yang diajarkan beliau bisa relevan di era globalisasi. Beliau terbukti
sangat efektif dalam meyakinkan orang-orang untuk memeluk islam termasuk
peraturan dalam berperilaku dengan media dakwah yang beliau ajarkan. ajaran Narima
ing pandum yaitu berisi tentang ajakan untuk selalu menerima atas segala
pemberian-Nya meliputi takdir baik/buruk, bersikap ikhlas, bersyukur, amanah,
adil, sabar, kerja keras, dan bijaksana. Dan juga ajaran pada tembang Lir-Ilir
juga bernilai religius karena menunjukkan sikap yang patuh terhadap agama
yang dianut dst.
Sunan kalijaga
sangat menghormati kearifan lokal budaya yang digabungnya dengan unsur-unsur
islami sehingga menghasilkan seni budaya yang tidak hanya menghasilakan seni
budaya mengandung unsur etis, estetis, dan bermuatan edukatif tinggi jauh dari
maksiat. Warisan budaya yang diciptakan Sunan Kalijaga di atas banyak
mengandung unsur pesan moral yang sangat bermanfaat untuk mengatasi degradasi
moral seperti sekarang ini, dan bisa kita contoh sebagai acuan menciptakan
berbagai media pembelajaran/dakwah.
DAFTAR
PUSTAKA
Gunawan, Heri, 2014, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan
Pemikiran Tokoh, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Anshari, H. Endang Saifuddin, 2004, wawasan Islam: pokok-pokok
pikiran tentang paradigma dan sistem Isla. Jakarta: Gema Insani.
https://www.seputar pengetahuan.co.id/2020/03/storyboard-adalah.htm