Oleh: Nur Iffah
REVIEW BUKU: SEJARAH PEMIKIRAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Judul Buku: Sejarah Pemikiran Pendidikan dan Kebudayaan
Nama Penulis: Suradi Hp, Mardanas Safwan, Djuariah Latuconsina, Samsurizal
Judul Buku: Sejarah Pemikiran Pendidikan dan kebudayaan
Bab yang dibahas: VI BAB
Tahun Terbit: 1986
Jumlah Halaman: VIII 345 Halaman
Tempat Terbit: Jakarta
Penerbit: DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL PROYEK INVENTARIS DAN DOKUMENTASI SEJARAH NASIONAL Buku sejarah pemikiran pendidikan dan kebudayaan adalah proyek Inventaris dan Dokumentasi Sejarah Nasional (IDSN) yang berada pada Direktorat sejarah dan Nilai Tradisional. Buku ini disusun oleh Suradi Hp, Mardanas safwan, Djuariah Latuconsina, Samsurizal, berkat kerjasama antar penulis buku tersebut dapat diselesaikan dengan melibatkan beberapa tenaga dalam proyek. Sebagaimana telah tercantum dalam mukadimah UUD 1945 bahwa salah satu tujuan negara yang merdeka adalah mencerdeskan bangsa termasuk melestarikan kebudayaan.
Buku sejarah pemikiran pendidikan dan kebudayaan ini terbagi menjadi Enam bab, dimana seluruh bab membahas tentang sejarah awal pendidikan di Indonesia, bab pertama buku ini menjelaskan periode sebelum kemerdekaan dimulai dari penyebaran pendidikan oleh pemerintah kolonial. Kebijaksanaan dan usaha melestarikan dominasi Belanada di Indonesia dilakukan melalui usaha pendidikan. Menurut sitem pendidikan kolonial, sekolah bibagi menjadi tiga golongan, yaitu, sekolah untuk anak-anak Eropa (Belanda), untuk anak-anak Timur Asing, dan untuk anak-anak pribumi. Pada masa VOC yang diperhatikan oleh para penguasanya adalah masalah mencari keuntungan belaka. Masalah pendidikan bumiputra ditangani oleh zeeding/misi. Akan tetapi pokok perhatian mereka yang sebenarnya adalah penyebaran agama protestan dan katolik jadi, murid-murid yang diterima sudah barang tentu mereka yang masuk agama tersebut.
Pada bab II, menjelaskan periode awal kemerdekaan (1945-1950) dimulai pada perkembangan pendidikan dan kebudayaan pada masa pendudukan Jepang. Kebijaksanaan pendidikan pada zaman pendudukan Jepang berbeda dengan kebijaksanaan pada zaman kolonial Belanda. Pendidikan Hindia Belanda terlalu diskriminatif dan sangat membatasi pendidikan bagi rakyat dengan dasar kebudayaan dan kemasyarakatan Indonesia. Dilain pihak penyelengaraan pendidikan dan pengajaran diawasi secara ketat semangat militer Jepang digiatkan bahasa dan sejarah jepang dimasukkan dalam kurikulum, dan sekolah-sekolah swasta umumnya dilarang. Setelah menguasai Indonesia Jepang berusaha untuk menanamkan ideologinya kepada bangsa Indonesia. Langkah yang ditempuh ialah merombak semua sekolah ciptaan Belanda itu dengan segala peraturannya yang bersifat diskriminatif.
Pada bab III, menjelaskan masa demokrasi liberal (1950-1959) disini dijelaskan keadaan negara pada umumnya, masa liberal ini diawali dengan terbentuknya Republik Indonesia Serikat (RIS) pada akhir tahun 1949 sebagai pelaksanaan hasil-hasil Konferensi Meja Bundar. Terpilih sebagai presiden Ir. Soekarno dan sebagai perdana mentri Drs. Moh. Hatta. Ngara RIS terdiri atas 16 negara bagian yang berbeda luas dan jumlah penduduknya. Pada periode ini masalah pendidikan sudah tidak dipikirkan lagi tentang sistem pendidikan. Yang dipikirkan ialah mengenai usaha-usaha untuk meningkatkan pendidikan, baik secara kualitas maupun kuantitas. Itulah sebabnya pada masa ini banyak sekali dibuka sekolah baru dari tingkat kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Pada bab berikutnya penulis menjelaskan sejarah pendidikan periode demokrasi terpimpin (1959-1966), mperiode orde baru sampai dengan orde lama. Dalam buku ini bukan hanya menjelaskan mengenai sejarah perkemabangan pendidikan namun juga latar belakang politik dan kebudayaan,.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan: Buku ini tersusun secara sistematis menjelaskan rentetan kisah sejarah pendidikan di Indonesia dari Jaman kolonial belanda hingga pada orde baru penjelasannya begitu detail dan runtut, buku ini juga menjelaskan sejarah politik dan budaya Indonesia pada bab terakhir penulis juga memberi kesimpulan tiap bab.
Kekurangan: Buku ini memiliki sedikit kekurangan yaitu terletak pada pilihn diksi yang kurang tepat dalam beberapa kalimat, dan juga banyak pengulangan ulasan dalam beberapa bagian
Analisis Penulis
Dengan adanya buku ini berharap bisa menambah kesadaran para pembaca akan pentingnya pendidikan, perjuangan para pahlawan pendidikan untuk bangsa kita melalui proses yang begitu panjang dan melelahkan. Untuk para pembaca diharapakan senantiasa dapat memupuk, memperkaya dan memberi corak pada kebudayaan nasioanal dengan tetap memelihara membina tradisi dan peninggalan sejarah yang mempunyai nilai perjuangan bangsa