Judul : Sejarah Tokoh Bangsa
Penulis : Yanto Bashri dan Retno Suffatni
Penerbit : Pustaka Toko Bangsa (kelompok Penerbit LKiS)
Cetakan : Cetakan III, Agustus 2011
Tebal :486 halaman
Penulis : Yanto Bashri dan Retno Suffatni
Penerbit : Pustaka Toko Bangsa (kelompok Penerbit LKiS)
Cetakan : Cetakan III, Agustus 2011
Tebal :486 halaman
Dibagian pertama dalam buku ini menceritakan
biografi dari Soekarno dan masa muda Soekarno pada saat mengecam pendidikan di ELS dan HBS. Kemudian
bagian selanjutnya menceritakan tentang segala problematika dalam Negara, ulai
dari Strategi, ideologi, perpecahan, dan sampai pada kemerdekaan. Soekarno memiliki tiga unsur pokok pemikiran
yakni, anti-elitisme, imperialisme, dan anti kolonialisme. Menurut Hatta dan
Sjahrir ideologi Soekarno bersifat Sukaronis. Namun, Soekarno juga menganggap
ekonomi Hatta bukan ekonomi Sosialis karena ekonomi Hatta terlalu mendetil.
Dalam buku tersebut juga dijelaskan mengenai strategi dalam negara yang terjadi
pada saat itu keadaan pergerakan Indonesia masih sangat suram, dan Soekarno
berusaha untuk menunjukan strategis. Soekarno memiliki pandangan bahwa
masyarakat memiliki hak untuk hidup damai dan sejahtera.
Kemudian Soekarno ditangkap pada tahun 1930
dikarenakan penggunaan bahasanya yang terlalu kasar, seperti revolusi, radikan
dsb. Pada saat Soekarno didepan pengadilan, Soekarno mengklarifikasi bahwa
kalimat yang kasar dan sering kali Soekarno lontarkan itu hanyalah untuk
membangkitkan semangat rakyat. Pada saat pergerakan mengalami perpecahan Hatta dan Sjahrir
mendidrikan PNI Baru. Dan Soekarno menjadi anggota Partindo setelah keluar dari
penjara.
Setelah itu Soekarno dan Hatta kembali bersatu
dan mereka serta para politik lain ditempatkan dalam kedudukan kepala negara
dan dengan pemerintahan yang mereka idam-idamkan. Indonesia dalam mempin
revolusi tidak pernah campur tangan dalam urusan militer dan mengembangkan
dallam kekuatan yang strategis. Pada zaman revolusi Sukarno tidak hanya
terisolasi dari permasalahan militer, bahkan dikelilingi oleh pemerintahan
dengan birokrasi dan partai politik yang bersaneka ragam. rencana untuk
embentuk partai pelapor kemudian dihapuskan dan ditinggalkan demi menghapus
segala sesuatu yang berbau Jepang atau fasisme untuk bisa berunding dengan Belanda.
Kemerdakaan Indonesia yang awalmnya berupa RIS
(Republik Indonesia Serikat) berubah menjadi RI (Republik Indonesia). Pada
tahun 1950 Indonesia masih banyak memiliki permaslahan yang runyam. Sampai pada
tahun 1959 kehidupan politik pun belum membaik. namun, Sukarno tetap menuntut
pengembalian Irian Barat sehingga itu memberikan semangat baru pada revolusi.
Pendidikan menjadi ukuran untuk memiliki
tempat yang penting selama masa revolusi dan sesudahnya. Hal tersebut jauh
lebih penting daripada semangat, rasa nasionalisme yang lainnya.
Pada abad ke-20 buku tersebut menceritakan
mengenai Muhammad Hatta yang bercerita tentang cendekiawan, Aktivis, dan
Politikus. Hatta merupakan sosok yang memiliki intelektual yang sangat memiliki
kemampuan yang pendidikan yang luar biasa. Hatta menjadi seorang politik pada usia 20 tahunan.
Hatta berangkat ke Belanda dan menjadi anggota Indisce Verreniging, organisasi mahasiswa Indonesia
Yang berdiri pada tahun 1908.
Dalam buku tersebut masih banyak sejarah
tokoh-tokoh bangsa yang sangat berperan dalam pendidikan Indonesia. diantaranya
masih ada Sutan Sjahrir, Ahmad Soebardjo, Muhammad Natsir, KH. Ahmad
Dahlan, Muhammad Yamin, Hamka dsb.
Kelebihan dan Kelemahan
Buku tersebut sangat penting untuk dibaca,
karena buku tersebut mengungkap sejarah toko bangsa, tidak hanya biografi dari
toko bangsa namun, pendidikan dan strategi, permasalahan, kebangkitan dsb jjuga
dingkap. Jadi, buku tersebut sangat menambah wawasan khususnya bagi mahasiswa
atau semua orang yang ingin membaca dan mengetahui tentang sejarah tokoh dan
pendidikanya. Selain itu, bahasa dari buku tersebut juga mudah untuk dipahami,
namun, ada beberapa kata yang masih menggunakan bahasa asing sehngga ketika
kita tidak mengetahui arti dari kata tersebut kita harus browsing terlebih
dahulu, agar mengetahui alur dari bacaannya tersebut seperti apa. Kertas pada
buku tersebut juga kualitasnya baik. Namun, karena buku tersebut berukuran
12x18 yang cukup kecil, dan karena halamannya juga lumayan banyak, sehingga
ketika membuka buku tersebut lumayan susah.
Analisis Penulis
Dengan saya membaca buku ini menggambarkan bahwa
pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan sangat berpengaruh bagi
kehidupan bangsa, memimpin sebuah
negara. Dilihat dari tokoh-tokoh yang begitu berpengaruh dalam kenegaraan,
masing-masing tokoh juga memiliki pemdidikan yang tinggi dan baik, sehingga
mereka mampu untuk memimpin Indonesia kearah yang lebih baik lagi. Tidak hanya
rasa semangat dan nasionalime yang tinggi, karena ketika rasa semangat dan
nasionalisme yang tinggi dan tidak disertai dengan pendidikan yang tinggi dan
baik, maka untuk memimpin sebuah negara atau
apapun itu akan sangat kurang maksimal. Jadi, Pendidikan yang baik dan
tinggi bagi penerus tokoh bangsa itu sangat penting untuk dilakukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara.