REVIEW buku Sejarah Pendidikan Nasional dari Masa Klasik Hingga Modern



Oleh: Hanifah
Sejarah Pendidikan Nasional dari Masa Klasik Hingga Modern

Judul Buku      : Sejarah Pendidikan Nasional dari Masa Klasik Hingga Modern
Penulis            : Muhammad Rifa’i
Penerbit           : Ar-Ruzz Media
Edisi                : Cetakan I 2011
Tebal               : 304 halaman

            Maju mundurnya sebuah bangsa bisa dilihat dari kualitas pendidikannya. Jika pendidikannya maju, maka bisa dipastikan maju pula bangsa tersebut, begitu juga dengan sebalikya. Dalam sejarah pendidikannya, Indonesia telah mengalami beberapa kali pergantian masa dan corak. Mulai dari pendidikan zaman sebelum ada penjajahan, masa penjajahan, zaman kemerdekaan, zaman Orde Lama, Orde Baru, dan terakhir yaitu zaman Reformasi seperti saat ini.
            Sejarah itu kemudian dirangkum dalam sebuah buku yang berjudul “Sejarah Pendidikan Nasional dari Masa Klasik Hingga Modern” oleh Muhammad Rifa’i. Ia berharap dengan adanya buku ini kita semua sama-sama mengetahui bagaimana sejarah dan perkembangan pendidikan di negara yang kita cintai ini, Indonesia. Untuk kemudian dijadikan i’tibar yang positif diambil dan dikembangkan sedangkan yang negatif dibuang.
Pada masa sebelum penjajahan, pendidikan nasional lebih terfokus pada persoalan ketuhanan, keindahan, pertanian, akhlak, moral, dan tata pemerintahan kerajaan. Di zaman penjajahan, pendidikan berkisar pada ilmu administrasi dan birokrasi. Sedangkan pendidikan yang menggelorakan perlawanan terhadap penjajah terjadi pada masa kemerdekaan. Memasuki masa Orde Lama pendidikan sangat dipengaruhi oleh pertarungan idelogi dan politik, sedangkan Orde Baru lebih mengedepankan pada aspek pembangunan ekonomi. Terakhir, pedidikan zaman Reformasi sampai saat ini dipengaruhi oleh semangat perubahan dan transisi demokrasi di tengah revolusi teknologi informasi.
Pada masa pendudukan Jepang, meskipun singkat (berlangsung pada tahun 1942-145), masa pendudukan Jepang memberikan corak yang berarti pada pendidikan di Indonesia. Tidak lama setelah berkuasa, Jepang segera menghapus sistem pendidikan warisan Belanda yang didasaarkan atas penggolongan menurut bangsa dan status sosial. Tingkat sekolah terendah adalah Sekolah Rakyat (SR) yang disebut dalam bahasa Jepang Kokumin Gakko yang terbuka untuk semua golongan masyarakat tanpa membedakan status sosial dan asal-usulnya.
Kelanjutannya adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama tiga tahun, kemudian Sekolah Menengah Tinggi (SMT) selama tiga tahun. Sekolah kejuruan juga dikembangkan. Sekolah Hukum dan MOSVIA yang didirikan oleh Belanda dihapuskan. Di tingkat pendidikan tinggi, pemerintah pendudukan Jepang mendirikan Sekolah Tinggi kedokteran (Ika Dai Gakko) di Jakarta dan sekolah Tinggi Teknik di Bandung. Perubahan lain yang sangat berarti di kemudian hari yakni bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar pertama di sekolah-sekolah dan kantor-kantor pemerintahan, dan bahasa pengantar kedua adalah bahasa Jepang.
Sementara itu, bahasa Belanda dilarang sama sekali untuk digunakan baik di sekolah-sekolah maupun di kantor-kantor. Sejak saat itu bahasa Indonesia berkembang pesat sebagai bahasa pengantar dan bahasa komunikasi ilmiah. Tujuan utama pendidikan pada masa pendudukan Jepang diarahkan untuk mendukung pendudukan Jepang dengan menyediakan teaga kerja kasar secara cuma-cuma yang dikenal dengan romusha. Di sekolah, para siswa mengikuti latihan fisik, baris berbaris meniru tentara Dai Nippon, latihan kemiliteran disertai indiktriasi yang intinya kesetiaan penuh pada kaisar Jepang.
Berakhirnya masa penjajahan dan masukya bangsa Indonesia menuju gerbang kemerdekaan, bangsa Indonesia dapat menentukan sistem dan tujuan pendidikan nasionalnya sendiri. Dalam perjalanannya, ada perubahan mulai dari kurikulum hingga tujuan pendidikan. Pada masa awal-awal kemerdekaan tahun1945-1969, tujuan pendidikan nasional Indonesia telah mengalami lima kali perubahan, yang tertuang dalam surat keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PP & K), Mr. Suwandi, tanggal 1 Maret 1969, tujuan pendidikan nasional pada masa awal kemerdekaan amat menekankan penanaman jiwa patriotisme. Ini tentu dapat dipahami lantaran pada saat itu bangsa Indonesia baru saja lepas dari penjajah yang berlangsung ratusan tahun dan masih menghadapi gelagat Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia.
Oleh sebab itu, penanaman jiwa patriotisme lewat pendidikan amat penting dan merupakan jawaban guna mempertahankan negara yang baru diproklamirkan. Sejalan dengan perubahan suasana kehidupan kebangsaan, tujuan pendidikan nasional Indonesia pun mengalami perluasan. Tidak hanya menekan jiwa patriotisme, melainkan juga membentuk kualitas manusia yang handal dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air sebagaimana yang terdapat dalam Undang-Undang No. 4/1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Analisis Penulis
Secara keseluruhan buku ini menarasikan sejarah pendidikan nasional Indonesia dengan segala keunggulan dan kelemahannya dari tiap-tiap masa. Meski penulis mencoba untuk menyajikan data secara lengkap, namun buku ini bukanlah sebuah karya yang menampilkan studi sejarah secara padat, penuh, dan tuntas. Penulis hanya sebagai pengantar saja yang sangat membutuhkan kajian yang lebih serius dan komprehensif jika ingin mengetahui secara mendalam tentang sejarah pendidikan nasional. Karena lewat sejarahlah seseorang belajar untuk kemudian menentukan arah ke mana sebuah peradaban bangsanya akan dibawa.   
              

             
logoblog
Previous
« Prev Post