Psikologi Perkembangan Peserta didik



PENDAHULUAN




A. Latar Belakang

Education is not preparation for life; education is life itself. Demikian John Dewey telah mengajarkan keyakinannya kepada kita. Pendidikan bukanlah persiapan untuk kehidupan, tetapi pendidikan adalah kehidupan itu sendiri. Apa maknanya? Pendidikan memang telah terjadi kekita manusia sejak manusia itu mulai hidup. Bahkan ketika telah ditiupkannya roh oleh Yang Maha Pencipta kepada janin yang dikandung sang ibu pada usia kandungan sekitar empat bulan. Sejak itulah kehidupan dimulai. Dan sejak itulah pendidikan dimulai. Secara teoritis orangtuanya atau bapak dan ibunya harus mulai mendidik anaknya, sejak masih dalam kandungan sang ibu. Dengan demikian, keluarga benar-benar menjadi tempat pendidikan yang pertama dan utama? Rumah tangga adalah madrasatul ula atau sekolah yang pertama. Dengan demikian, pendidikan pralahir dinilai akan mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadap proses dan hasil pendidikan berupa proses dan hasil pertumbuhkembangkan sang anak di masa depan, baik untuk dirinya sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara, maupun untuk peradaban manusia. Keteledoran orangtua dalam menjalankan tugas kemanusiaan untuk mendidik anak-anaknya akan memperoleh resiko berupa dampak dan akibatnya di masa depan sang anak.

Kita sering mendengar cerita tentang pengaruh perilaku pasangan suami istri terhadap bayi yang sedang dikandung sang istri. Cerita dari mulut ke mulut ini telah menjadi mitos yang dipercaya sejak zaman dulu kala. Misalnya, ada cerita seorang bapak, yang istrinya dalam keadaan mengandung, telah memukul cecak sampai kaki cecak itu putus. Apa yang terjadi kemudian? Anaknya ternyata telah lahir dalam keadaan putus kakinya. Ada cerita seorang ibu sedang mengandung telah memukul binatang sampai mulut binatang sobek. Apa yang terjadi kemudian? Konon, anaknya telah lahir dalam keadaan mulutnya sumbing. Dan masih banyak lagi cerita mitos seperti itu.

Dari sudut pandang ilmu pengetahuan, pengaruh perilaku pasangan suami istri terhadap anaknya yang masih dalam kandungan dikenal dengan pendidikan pralahir atau prenatal education.

Benarkah bayi dalam kandungan sudah harus mulai dididik oleh ayah dan ibunya? Jawaban terhadap pertanyaan itu kini telah semakin pasti, bahwa pendidikan anak harus telah dimulai sejak masih dalam kandungan. Ya, pendidikan yang sebenarnya harus dimulai sejak sang bayi masih dalam kandungan. Bahkan jauh sebelumnya, yaitu ketika calon pasangan suami memilih pasangan hidupnya untuk menjalin kasih dalam kehidupan rumah tangga yang sakinah, warahmah, mawadah.

Maka makalah ini sedikit akan membahas tentang mitos-mitos di atas dengan ilmu-ilmu pengetahuan mutakhir.



B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan masa pranatal dan neonatal?

2. Apa bahaya pada masa perkembangan pranatal dan neonatal dan ciri-cirinya?

3. Bagaimana Kedudukan pendidikan pranatal dalam sistem pendidikan nasional dan contohnya?



C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui masa pranatal dan neonatal

2. Untuk mengetahui bahaya masa prenatal dan neonatal serta cirri-cirinya

3. Untuk mengetahui kedudukan pendidikan pranatal dalam sistem pendidikan nasional dan contohnya

 
PEMBAHASAN




A. Pengertian Masa Pranatal dan Neonatal

a) Pengertian Pranatal

Ada baiknya anda memahami masa perkembangan tidak hanya saat setelah lahir, namun penting juga mengerti bahwa ada masa perkembangan pranatal. Masa Pranatal adalah masa pra lahir.

Masa Pranatal adalah masa konsepsi atau masa pertumbuhan, masa pembuahan sampai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan individuyaitu pada saat pembuatan telur pada ibu oleh spermazoa pada ayah, bila spermatozoa pada laki-laki memasuki ovum pada perempuan terjadilah konsepsi atau pembuahan, terjadinya pembuahan semacam ini biasanya berlansung selama 280 hari, perkembangan pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis berupa pembentukan struktur tubuh.

Ilmu pengetahuan empiris baru mengetahui adanya sel telur dan sel sperma pada abad ke 17 yaitu setelah van leewenhoef berhasil menciptakan lensa pembesarnya, akan tetapi ilmu samawi (pengetahuan yang didapat melalui wahyu Allah) telah mengetahui adanya sel telur dan sperma sejak abad ke 7 yang di istilahkan dengan nutfah.

Hal-hal yang berhubungan dengan prenatal:

1) Pembagian periode Pranatal

Masa perkembangan pranatal terbagi menjadi 3 yaitu:

1. Masa zigot atau mudigah atau Geminal, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu

2. Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu.

3. Masa janin atau fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan.

Masa ini terdiri dari 2 periode yaitu:

• Masa fetus dini yaitu sejak umur kehamilan 9 minggu sampai trimester ke-2 kehidupan intra uterin. Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan jasad manusia sempurna. Alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi.

• Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan berlangsung pesat disertai perkembangan fungsi-fungsi. Terjadi transfer Imunoglobin G (Ig G) dari darah ibu melalui plasenta. Akumulasi aasam lemak esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic Acid) dan Omega 6 (Arachidonic Acid) pada otak dan retina.

Periode yang paling penting dalam masa prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada periode ini pertumbuhan otak janin sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin. Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan asap rokok, minuman beralkohol, obat-obat, bahan-bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil, dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan.

Agar janin dalam kandungan tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat, maka selama masa intra uterin, seorang ibu diharapkan:

a) Menjaga kesehatannya dengan baik.

b) Selalu berada dalam lingkungan yang menyenangkan.

c) Mendapat nutrisi yang sehat untuk janin yang dikandungnya.

d) Memeriksa kesehatannya secara teratur ke sarana kesehatan.

e) Memberi stimulasi dini terhadap janin.

f) Tidak mengalami kekurangan kasih sayang dari suami dan keluarganya.

g) Menghindari stres baik fisik maupun psikis.

h) Tidak bekerja berat yang dapat membahayakan kondisi kehamilannya.

Tingkat-tingkat perkembangan dalam kandungan menurut Hurlock terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu tingkatan benih yang berlansung dari sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua, tingkat embryo yang berlansung dari akhir minggu kedua sampai akhir minggu keenam dan tingkat penyempurnaan (penyempurnaan) yang berlansung dari akhir bulan kedua sampai akhir.

Sedangkan ajaran Allah “tingkatan-tingkatan perkembangan itu terbagi atas empat bagian” yaitu : Tingkatan segumpal darah beku yang berlansung sejak dari pembuahan sampai hari keempat puluh, tingkatan segumpal darah yang berlansung sampai hari ke 80, tingkatan bertulang yang berlansung sampai hari ke 120, dan tingkatan sempurna ( ruh masuk kedalam jasad ) yang berlansung sampai lahir.

Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap individu adalah kesatuan dari jasad dan ruh. Dimana jasad terbentuk dari zat-zat yang kesemuanya terdapat dibumi, sedangkan ruh itu suatu substansi immateri yang berasal dari alam lain dilihat dari kesatuan jasad dan ruh ini maka masa hidup di alam kandungan terbagi dua tingkatan yaitu :

a) Tingkatan jasad berlansung sejak pembuahan smpai masuknya ruh pada umur 120 hari di dalam kandungan.

b) Tingkatan kesatuan jasad dan ruh berlansung sejak masuknya ruh kedalam jasad sampai lahir.

Kemungkinan jenis kelamin pada bayi perempuan atau laki-laki sama besar karena sel-sel sperma terdiri dari pada kromosom X dan separuh dari kromosom Y maka secara teoritis ada kemungkinan yang sama untuk pembuahan anak laki-laki dan anak perempuan.

2) Factor yang mempengaruhi perkembangan bayi dalam kandungan

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bayi dalam kandungan antara lain adalah:

a) faktor makanan

b) kesehatan ibu

c) emosi ibu

d) umur orang tua.

Urutan perkembangan dalam periode pranatal telah pasti dan tak dapat diubah yaitu: kepala, mata, tubuh, tangan, kaki, alat-alat kelamin dan alat-alat perkembangan dengan urutan tertentu dan juga kurang lebih pada usia prenatal yang sama pada fetus. Perkembangan yang teratur menurut skema tertentu itu belum dan sesaat sesudah dilahirkan merupakan hal yang sangat penting.

Pengaruh pranatal pada tingkah laku sesudah dilahirkan dapat dibedakan antara pengaruh lingkungan (faktor ektern), ketegangan, kebiasaan subjektif, ketegangan emosi, tahayul dan sikap ibu perkembangan yang menyimpang pada masa prenatal dapat dibedakan dalam dua kelompok yang besar yaitu : Penyimpangan genetic timbul pada waktu konsepsi, penyimpangan perkembangan prenatal dapat terjadi setiap saat sesudah konsepsi.

b). pengertian neonatal

Masa neonatal, umur 0 sampai 28 hari.

Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal dibagi menjadi 2 periode:

1) Masa neonatal dini, umur 0 - 7 hari.

2) Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.

Hal yang paling penting agar bayi lahir tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat adalah:

1) Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih, di sarana kesehatan yang memadai.

2) Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat dilahirkan, jangan terlambat pergi ke sarana kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk melahirkan.

3) Saat melahirkan sebaiknya didampingi oleh keluarga yang dapat menenangkan perasaan ibu.

4) Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan penuh suka cita dan penuh rasa syukur. Lingkungan yang seperti ini sangat membantu jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya.

5) Berikan ASI sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap diperhatikan oleh karena berhubungan dengan masalah pemberian ASI.







B. Bahaya Pada Masa Perkembangan Pranatal dan neonatal serta ciri-cirinya

Teratogen yaitu setiap unsur menyebabkan timbul kelainan pada kelahiran. Teratologi itu ilmu yang mempelajari hal tersebut. Pada periode zigot kemungkinann terjadinya kelaparan karenan kurangnya persiaoan uterine, atau implantasi di tempat yang salah.

a) Bahaya fisik

Pada periode embrio membungkinkan terjadinya keguguran dikarenakan ketidakteraturan perkembangan begitu juga prematur, komplikasi pada saat melahirkan disebabkan oleh ketidakteraturan perkembangan. Hal – hal yang berpengaruh pada perkembangan pranatal adalah penyakit dan kondisi sang ibu, usia ibu, asupan gizi yang diperoleh, keadaan dan ketegangan emosiaonal, pengaruh obat – obatan dan alkohol, bahaya lingkungan lainnya.

b) Bahaya psikologis

Kepercayaan hal – hal tradisional, seperti tentang bagaimana seseorang yang dapat meramalkan jenis kelamin anak yang belum lahir, sehingga dapat mengakibatkan kebencian dan kekecewaan yang terungkap dalam sikap yang kurang menyenangkan terhadap anak jika anak yang dilahirkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, tekanan yang dialami ibu, seperti tidak menghendaki kehadiran anaknya.

Sikap-sikap yang kurang menyenangkan di pihak orang-orang yang berarti mengakibatkan efek sikap pada anak. Sikap ibu dapat mempengaruhi bayinya yang belum dilahirkan melalui perubahan endokrin yang dapat terjadi apabila calon ibu menderita tekanan yang berat dan dalam waktu yang lama biasanya diiringi dengan sikap yang kurang menyenangkan. Sebaliknya, sikap – sikap yang menyenangkan akan menimbulkan keseimbangan tubuh yang baik dan hal ini akan menunjang perkembangan yang normal sepanjang periode pranatal. Dan perkembangan Kognitifnya sudah dapat belajar dan mengingat sejak masa janin.

Sedangkan untuk neonatal yaitu kesulitan dan keruwetan saat melahirkan.



Ciri-ciri periode pranatal:

a) Bawaan dan jenis kelamin indivudu di tentukan

b) Kondisi-kondisi dalam tubuh ibu dapat mendorong atau mengganggu pola perkembangan secra proposional.

c) Pertumbuhan proposional lebih besar dari dari pada periode-periode lain.

d) Banyak bahaya fisik dan psikologis

e) Pembentukan sikap dari orang-orang yang berarti disekelilingnya.

Ciri-ciri periode neonatal:

a) Periode tersingkat dari yang lainya

b) Penyesuaian diri yang radikal

c) Terhentinya perkembangan

d) Pendahuluan dari perkembangan lebih lanjut

e) Periode berbahaya



C. Kedudukan Pendidikan Pranatal Dalam Sistem Pendidikan Nasional Dan Contohnya

a. kedudukan pendidikan pranatal dalam sistem pendidikan nasional

Pendidikan keluarga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional. Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa pendidikan nasional mempunyai tiga jalur pendidikan, yakni:

(1) pendidikan formal

(2) pendidikan nonformal

(3) pendidikan informal

Pendidikan pralahir (prenatal education) tentu saja merupakan bagian dari pendidikan informal. Untuk ini, pendidikan pralahir terutama akan menjadi tanggung jawab bagi pasangan suami istri dari keluarga yang bersangkutan. Bagaimana pun juga, pihak pemerintah harus melakukan langkah-langkah sosialisasi atau penyuluhan tentang pentingnya pendidikan pralahir dan strategi pelaksanaan pendidika pralahir, kepada warga negaranya.

b. Beberapa studi dan contoh penerapan pendidikan pralahir

Kompas, 24 Mei 2003, telah menurunkan artikel bertajuk “Janin Memiliki Kemampuan Belajar”. Dalam artikel itu dinyatakan bahwa Sejas tahun 1925, untuk pertama kalinya Peiper mengadakan penelitian tentang reaksi janin terhadap bunyi. Peiper berkesimpulan bahwa janin memiliki kemampuan untuk mendengar.

Kesimpulan Peiper ini dapat menjadi penemuan terbaru yang berusaha untuk keluar dari perbedaan pendapat antara Lokcke dan Rousseau. Locke berpendapat bahwa janin memiliki kemungkinan mampu membentuk gagasan, sedangkan Rousseau menentang pendapat itu.

Hasil penelitian mutakhir yang dilakukan Fijee (1981) menghasilkan temuan bahwa janin pada usia kehamilan 30 sampai dengan 37 minggu yang ada awalnya selalu bergerak, ternyata akan menghentikan gerakan setelah diperdengarkan musik yang sama untuk ke-24 kalinya.

Lebih dari itu, Rappert (1988), seorang seorang peneliti di Laboratorium Chromobiology Harvard Medical School, menjelaskan bahwa janin dapat mengenal suara dan cahaya dari luar melalui mekanisme pasif yang melintasi jeringan tubuh ibunya.

Sejalan dengan tulisan di Kompas tersebut, sebulan berikutnya, tepatnya pada tanggal 15 Juni 2003, Republika telah menurunkan tulisan dalam rubrik IPTEK dengan tajuk yang amat menarik, yakni ”Biarkan Ibu Bicara, Komunikasi Dengan Janin”. Bahkan dalam rubrik yang sama dalam kolom yang lain, Republika juga telah menurunkan satu tulisan bertajuk “Kepribadian Dimulai Dejak di Rahim”. Dalam tulisan itu ditegaskan bahwa ibu dapat berkomunikasi dengan janin, dan sebaliknya sang janin juga dapat mengenal suara ibunya. Studi lain mempertegas bahwa tradisi membaca Al Quran kepada janin ternyata memang didukung oleh hasil studi para saintis.

Contoh pertama, dalam buku yang bagus bertajuk “Cara Baru Mendidik Anak Sejas Dalam Kandungan”, F. Rene Van de Carr, MD dan Marc Lehrer, Ph.D menjelaskan tentang menjaga kesehatan bayi dengan menu makanan bergizi dan teknis pendidikan pralahir yang dapat dipraktikkan sang ibu dari bulan ke bulan dalam masa kehamilannya. Siapa yang harus menjadi guru dalam pendidikan pralahir? Tentu saja ibunya. Untuk dapat membantu proses pendidikan pralahir, sudah barang tentu harus dibantu oleh sang ayah. Namun, bisa juga kakek dan neneknya, keluarga, anak yang lebih tua, atau sahabat yang menemani selama masa kehamilan dan setelah kehamilan. Dalam buku tersebut dijelaskan celoteh sang ibu bersama anaknya yang baru berusia enam tahun dalam proses pendidikan pralahir sebagai berikut:

“Kukira adik bayi itu tertawa karena ketika aku meletakkan kepalaku di perut mama. Adik bayi itu menendang telingaku”.

Dalam kesempatan lain, seorang ibu yang sedang mengandung menyatakan, ”bayi saya benar-benar senang ketika saya meletakkan kucing di atas perut saya. Kucing itu mendengkur keras, dan bayi saya berputar-putar pelan selama kucing itu masih di atas perut saya”.

Ada lagi seorang ibu yang dengan tulus dan bangganya menceritakan bahwa “bayi saya tampak menyadari ketika saya meletakkan burung parkit di atas perut saya. Burung itu berkicau dan sang janin bergerak-gerak”.



Contoh kedua, Miarti, seorang direktur LPPA ZAIDAN Tutorial Preschool, telah menulis bertajuk “Prenatal Education: Berdialog Dengan Janin” sebagai berikut. “Ada sebuah pengalaman yang cukup menarik yang dialami oleh seorang pasangan suami isteri di sebuah kota. Ketika sang isteri tengah hamil, dari awal kehamilan terjadi, si suami sangat rajin mengajak ngobrol sang janin lewat perut isterinya. Kepedulian sang calon bapak tersebut tidak cukup sampai disitu. Sang calon sering membunyikan barang-barang yang ada di rumahnya kemudian didekatkan pada perut isterinya. Misalnya, ia memukul-mukul wajan dengan gagang sendok, atau meniupkan terompet, memainkan tambur, dan lain-lain. Apa yang dilakukan tersebut tiada lain adalah untuk memberikan stimulus kepada anaknya alias janin. Maksudnya, walaupun sang janin masih berada di dalam kandungan, namun sang janin bisa merasakan kebersamaan dengan orang-orang di luar dunianya. Dengan bunyi-bunyian tersebut, diharapkan agar janin tersebut akan memiliki kepekaan yang tinggi.

Setelah janin tersebut lahir, apa yang terjadi? Bayi mungil tersebut memperlihatkan mata yang sangat lincah. Bayi mungil itu menunjukkan indikasi sedang mencari-cari suara yang biasanya ia dapatkan. Ketika bayi tersebut tumbuh dengan perlahan, tampak bayi tersebut peka terhadap suara sapaan orang-orang di sekitarnya”.

Contoh ketiga, ada seorang anak berumur delapan tahun yang hafal Al Quran. Hafidz cilik ini menimbulkan kekaguman banyak orang untuk bertanya kepada orangtuanya. Mengapa anak sekecil itu telah dapat Al Quran? Ketika ditanyakan kepada sang ayah dan ibunya, ternyata ketika masih di dalam kandungan, anak itu memang telah diperdengarkan Al Quran. Janin di dalam kandungan itu telah mulai belajar mengaji atau membaca Al-Quran sejak dalam kandungan.



PENUTUP



A. Kesimpulan

Periode prenatal adalah periode pra lahir. Dan periode ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1) Masa mudigah, sejak saat konsepsi sampai umur kehamilan 2 minggu

2) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu sampai 8/12 minggu

3) Masa fetus, sejak umur kehamilan 9/12 minggu sampai akhir kehamilan

Periode neonatal:

1) Masa neonatal dini, umur 0 - 7 hari.

2) Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.

Contoh tentang praktik-praktik penerapan pendidikan pralahir yang dapat dicoba atau dilaksanakan. Satu syarat yang condisiosine quanon adalah adanya kerja sama antara sang ayah dan sang ibu dalam menyemai dan memelihara fitrah yang telah ditiupkan kepada sang janin.

Kondisi harmonis antara keduanya harus menjadi landasan pertama. Akhirnya, kita dapat memperoleh pemahaman dan meyakini bahwa sang janin memang akan dilahirkan dalam keadaan fitrah. Akan menjadi apa sang janin tersebut kelak amat ditentukan oleh ayah dan bundanya, serta lingkungan yang akan memberikan pengaruh kepadanya. Kita harus berusaha. Hanya Allah SWT dan kita sendiri yang akan menentukan proses pendidikan pralahir bagi anak dan keturunan kita.



DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth B. 1997. Psikologi Perkembangan. Edidi Kedua. Jakarta:PT Gelora Pratam
Hawi, Akmal. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. IAIN PRESS.
Papalia, Diana. 2008. Human development. Jakarta: Prenada Kencana Group.
file:///H:/op/pendidikan-pralahir-prenatal-education181.php.htm. Suparlan. Depok, 29 Juni 2008.
file:///H:/op/jjh.htm. Ditulis Oleh dr Kusnandi Rusmil, SpA(K), MM Minggu, 20 April 2008.
file:///H:/op/periode-pranatal.html. Rabu, Februari 24, 2010 Diposkan oleh Nurgiantoro
logoblog
Previous
« Prev Post